Perang dingin

449 25 5
                                    

Suara sepatu berdetak mengisi keheningan di gedung Robert corp, rambutnya yang terlihat rapi dan licin oleh pomade, segenggam penuh kertas yang dia bawa, siapapun tidak akan menyangka bahwa pria itu merupakan pria kemayu yang sangat manja. Aldrich dengan percaya diri berjalan menuju lift pegawai dan menuju ruang petinggi perusahaan yang berada di paling atas gedung. Kartu free pass dan koneksi di perusahaan membuat beberapa orang kenal dan menyapanya. Dia memasuki ruangan CEO dimana Robert sudah menunggunya di dalam. Robert yang terlihat sangar di mata pegawai, justru akan berubah menjadi cerewet ketika sudah bertemu dengan teman semasa sekolahnya dulu ini. 

"kau terlihat tampan, menutup sempurna sifat kemayumu. Atau jangan bilang... kau ingin menjadi gagah karena seseorang? siapa wanita itu?" tanya Robert beruntun. Aldrich sendiri hanya tersipu malu dan menyikut pinggang temannya dengan cukup kencang hingga mengaduh nyeri. 

"diamlah" jawab Aldrich berbisiik, bersikap bahwa dia adalah pria yang cool. tetapi dia tidak bisa menyembunyikan semu merah di wajahnya itu. Akhirnya mereka saling meledek sambil tangan yang terus menyiapkan berkas yang dibutuhkan. 

"Ayo, kita harus siap-siap. 30 menit lagi ayahmu akan segera datang" ucap Robert yang sudah siap meninggalkan ruangan. Aldrich menyusul di belakangnya dan berpindah menuju ruang rapat untuk menyiapkan segala kebutuhannya. Diluar dugaan, ternyata sang klien utama mereka hari ini sudah tiba lebih cepat. Mereka saling bertukar pandang untuk beberapa saat, saling mengirimkan perasaan yang tidak terbaca oleh wajah mereka yang terdiam. Menghindari situasi yang tidak diinginkan, Robert langsung menggiring Alex untuk segera duduk.

"aku jadi ragu akan kerjasama dengan Robert, apa kau benar mau bekerja denganku atau berniat menjatuhkanku" Ucap Alex begitu dia duduk, tanpa ada salam dan basa-basi tentang rencana bisnis mereka.

"Mana mungkin seorang Robert mengecewakan anda, lagipula anda sudah tahu kan bagaimana kerjanya dalam menarik wisatawan untuk bisa datang ke Macau seperti apa" Jawab Robert meyakinkannya dengan fakta-fakta hasil survei lapangan tim nya.

"Lalu kenapa kamu memelihara lalat di perusahaanmu?" Alex menunjuk Aldrich dengan dagunya. Aldrich hanya menanggapinya dengan senyum dan salam hormat kepada Alex, tetapi matanya juga bergerak liar ke Robert sebagai isyarat untuk menjawab pertanyaan ayahnya.

"Dia? dia hanya membantu saya membawa dokumen, tidak ada pengaruhnya pada kerjaku"

"Benarkah?"

"Percayalah, dia hanya bawahanku"

"Jika dia bawahanmu, apakah aku boleh menyuruhnya?" Ucap Alex yang membuat Robert kebingungan dan takut dengan apa yang dipinta oleh klien nya. Robert melihat ke arah Aldrich untuk memastikan, dan dia mengangguk untuk menyanggupi permintaan Alex.

"Tentu saja" Saat Robert sudah mempersilakannya untuk menggunakan Aldrich, Alex begitu semangat dan matanya menatap Aldrich begitu liar.

"Berlututlah" Pinta Alex dan dengan perlahan Aldrich menghampiri nya dan berlutut tepat di hadapannya

"Sepertinya kamu tahu apa yang saya mau" Ucap Alex sambil menyeringai, dan seperti perkiraannya, Aldrich menarik dasi dan mengecup bibirnya.

"Karena anda yang membuat saya seperti ini. Selama ini anda menggunakan saya sebagai pelampiasan nafsu anda" Jawab Aldrich sebelum Alex menyerangnya dan menciumnya dengan brutal. Aldrich terlihat seperti sudah terbiasa sudah melakukan hal ini, tetapi Robert bisa melihat bahwa dia membenci perlakuan ini.

Robert yang di seberangnya sangat terkejut dengan apa yang saat ini dia lihat, dan dia baru tahu bahwa penyebab Aldrich menjadi kemayu adalah karena ayahnya sendiri. Ayah yang menggunakan anaknya sebagai bahan pelampiasan fisik dan mental, hingga membuatnya krisis identitas dan gender untuk waktu yang lama.

Alex yang menikmati aksi bejatnya dan gemas dengan anaknya ini akhirnya menggigit bibir bawah Aldrich hingga berdarah. Barulah Alex melepaskan Aldrich dan membenarkan dasinya.

"Bi*tch hahaha" Ucap Alex terbahak-bahak sambil membenarkan posisi dasinya yang berantakan akibat Aldrich yang menahan kegilaan ini.

"Baiklah, aku sudah cukup puas. Buatkan lembar perjanjiannya lalu kirim ke kantorku, aku akan tandatangani maksimal 7 hari dari sekarang" Ucap Alex tanpa membaca perencanaan bisnis mereka terlebih dahulu dan menunjukkan rasa puas seolah seperti orang yang akan mendapatkan jackpot dimasa depan.

"Terimakasih, saya sangat suka jamuan anda. Meskipun saya tidak bisa memakainya karena malu dengan anda hahaha. Saya harap bisa terus bekerjasama dengan anda, Tuan Robert" Ucap Alex sambil menjabat tangan Robert sebelum pergi meninggalkan ruang rapat begitu saja. Setelah Robert memberi salam kepada Alex, dia langsung menghampiri Aldrich yang kini sedang menutup bibirnya yang berdarah dengan tisu.

"Kamu tidak apa-apa? Kamu harus ke rumah sakit" Ucap Robert khawatir, tetapi Aldrich melambaikan tangannya menolak.

"Tidak apa-apa, asal kita sudah mau membuatnya tanda tangan. Sekarang kita tinggal jalankan rencana kita untuk menghancurkan tua bangka itu" Ucap Aldrich menenangkan sambil mengajak Robert keluar dari ruang rapat.

Seharian Aldrich mengurus pekerjaan kantor bersama Robert, dan tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dia pamit duluan karena ingin mempersiapkan makanan untuk Samantha esok hari. Sepanjang jalan Aldrich memikirkan bahan makanan apa saja yang perlu dia beli minggu ini sebagai rencana belanjanya nanti.

Saat sampai di apartemen, dia terkejut karena lampu kamarnya menyala. Saat melihat ke dalam kamar, ada Samantha yang tidur meringkuk di atas kasurnya. Aldrich menghampiri dan mengelus pipi Samantha lembut, tetapi elusan itu membuatnya bangun dan langsung menangis.

"Ada apa? Kenapa menangis? Hei jangan menangis?" Ucap Aldrich khawatir

"Kamu kemana saja, bodoh? Aku takut kamu pergi" Jawab Samantha dengan tangisan yang semakin menjadi. Aldrich yang tak tega akhirnya memberikannya pelukan hangat.

"Aku tidak akan kemana-mana, jadi berhentilah menangis" Aldrich memeluknya erat sambil menepuk punggungnya agar tangisannya mereda, dan pelukan ini mungkin akan berlangsung lama karena Samantha nampaknya tidak ingin melepaskan tangannya dari leher Aldrich karena rindu -sekaligus malu

Yang kangen cerita ini mana suaranya

Antara Kemayu dan Tomboy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang