Pertemuan yang tak disengaja

4.8K 88 0
                                    

Suara berisik memenuhi ruangan bar yang baru dibuka itu. Dentuman musik, tarian wanita penghibur, dan pembicaraan yang saling sahut membuat kalian tidak fokus pada satu hal.

Namun hal ini tidak dihiraukan oleh perempuan yang sedang menegak habis cocktail diujung bar. Dia sibuk mendengar pembicaraan klien yang mendebatkan wisata lokal yang sepi peminat. Dia menyimak pembicaraan antara klien dan sekretaris nya yang tak menemukan titik terang, hingga membuat telinganya panas dan darahnya mendidih. Perempuan itu sedikit membanting gelas cocktail hingga dentingan gelas dengan meja tersebut mampu mengalihkan dua orang tersebut kepadanya.

"Maaf pak, tetapi jika anda tidak meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di pulau pribadi anda, anda tidak akan mendapatkan minat yang baik dari para wisatawan. Sekarang mari kita tetapkan, apakah anda akan meningkatkan kualitas sarana prasarana atau mengucapkan selamat tinggal kepada kami dan pelanggan anda"

Perkataan perempuan ini akhirnya mampu membuat sangat klien terbungkam dan memutuskan untuk meningkatkan sarana prasarana di sektor pariwisata miliknya. Saat klien izin untuk pergi meninggalkan bar, perempuan tersebut tidak bisa berhenti tersenyum.

Samantha Keyl, dia memang wanita yang tidak bisa diremehkan. Kemampuannya untuk menyakinkan klien tidak main-main, bahkan bisa membuat mereka deal dengan tatapan mautnya. Dia bukan orang yang suka mengintimidasi orang lain, tetapi tatapan mautnya itu membuat semua pria bisa terhipnotis padanya.

"Kau memang selalu bisa meyakinkan mereka menerima keputusanmu" Puji sang sekretaris yang sedang membenahi kertas kerjasama mereka.

"Mereka memang tipe-tipe pria hidung belang yang suka menggoda wanita, tetapi jangan samakan aku dengan wanita murahan. Aku benci dengan hal itu"

"Kamu memang tidak suka didekati oleh mereka, bahkan untuk sekedar makan malam diluar pun anda menolaknya"

"Kau sudah tahu hal itu, jadi tolong jangan bahas apapun tentang pria kecuali pekerjaan" Ucap Samantha yang membuat sekretaris nya itu bungkam dan memilih melanjutkan pekerjaan nya hingga selesai.

"Saya minta maaf" Ucap sang sekretaris setelah selesai membereskan file-file meeting tadi.

"Tak apa, aku tahu apa yang kau pikirkan. Tetapi aku memang tak suka berhubungan dengan laki-laki, mereka terlalu naif untuk membahas cinta"

Saat semuanya sudah selesai dan hendak untuk keluar bar. Tiba-tiba ada seseorang yang melayang kearah meja mereka. Pria itu terjatuh tepat diatas meja bar membuat gelas cocktail milik Samantha terpental ke lantai.

"Ada apa ini?" Ucap Samantha saat melihat seorang pria terkapar di hadapannya. Wajahnya nampak sangat bersemu dan terus menggumamkan kata-kata, dia nampaknya sudah mabuk berat.

"Dia mabuk-mabukan dan tidak membayar minumannya. Haruskah aku menyeretnya ke kantor polisi?" Ucap sang penjaga baru yang ternyata juga melempar pria ini ke hadapannya. Awalnya Samantha ingin tidak peduli dengan hal ini, namun pria itu memegang tangannya seolah menyuruhnya untuk jangan pergi.

"Tolong aku" Ucap pria itu lirih dengan menatapnya sayu, dan entah setan darimana Samantha menghalangi tangan penjaga baru yang hendak membawa pria itu pergi.

"Wow, calm down babe. Dia akan jadi urusanku. Bisakah aku meminta bill dari pria ini?"

"Tentu nona, ini bill nya" Sikap Samantha yang seperti itu tentu membuat sang sekretaris terkejut akan sikap atasan nya itu. Setelah dia membayar semua minuman milik pria itu, Samantha berusaha menarik pria itu agar berdiri.

"Tolong bantu aku memapahnya ke mobil. Kita bawa ke apartemen" Tentu permintaan atasannya itu tidak bisa ditolak. Samantha memapah pria itu ke mobil dan menidurkan nya di kursi penumpang, sedangkan dia dan sang sekretaris duduk di kursi depan. Sepanjang perjalanan mata sang sekretaris tak bisa lepas dari tatapan Samantha yang melihat kearah belakang, dan itu membuat senyum jahil tercipta di bibirnya.

Antara Kemayu dan Tomboy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang