に-Abang Ribet

443 65 12
                                    

Valen dan dua sahabatnya menjadi pusat perhatian di Mall yang besar ini. Bagaimana tidak? Ketiga saudaranya benar-benar mengikuti kemana pun mereka melangkah, seakan tidak ingin jauh sedikitpun.

Ketika Valen, May, dan Jihan ke store baju, stan penjual es krim, toko make up, selalu diikuti oleh tiga laki-laki kurang kerjaan tersebut. Tentu saja mereka risih. Ah, lebih tepatnya Valen sendiri. Karena dua sahabatnya itu tidak terlalu mempedulikan.

"Eh, ke salon dulu yuk! Lagi pengen nih" ajak May. Valen dan Jihan pun setuju.

Saat akan masuk ke arena salon, Valen langsung menahan ketiga saudaranya.

"Kalian gak liat ini khusus untuk cewek? Mending kalian pergi ke tempat lain aja sana! Gak capek apa ngikutin gue mulu?"

Ketiganya melihat ke atas, terpampang jelas nama 'Girl Salon Wanda' disana. Langsung saja ketiganya berjalan ke arah lain.

Akhirnya Valen pun bisa bernafas dengan lega sekarang. "Hush, mending jauh-jauh aja sana kalian!" Ucapnya kemudian masuk ke dalam.

"Bang, emangnya ngapain sih kita ngikutin Kak Valen segala?" Tanya Riki saat mereka sudah duduk disebuah kursi panjang.

"Lo gak liat pesan Papa di grup Rik?"

Mendengar pertanyaan dari Juan, Riki menggeleng. "Kan gue di kick dari grup sama Mama kemaren malam bang" Sean dan Juan menepuk dahinya lelah. Lelah dengan tingkah adik bungsu mereka.

"Ya lagian lo ngapain ngirim foto begituan ke grup tolol? Ya Mama pasti kaget lah!" Ujar Juan lagi.

Riki tersengir tanpa dosa. Lalu beralih membaca pesan grup di ponsel Juan.

 Lalu beralih membaca pesan grup di ponsel Juan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca pesan grup, Riki memberikan ponsel Juan kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah membaca pesan grup, Riki memberikan ponsel Juan kembali. Ternyata sesayang itu Papa nya terhadap kakaknya, Valen.

Bahkan saat ia yang berbuat salah pun, Valen tak pernah dimarahi oleh sang Papa.

"Bang, gue ke toilet dulu ya" pamit Riki.












Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Keluarga Cassano baru saja selesai makan malam bersama.

THE SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang