"MAMA~ PAPA~ TOLONGIN ALEN!!!"
"SINI LO BONEKA MAMPANG! GUE CINCANG TERUS GUE KASIH MAKAN SI NYCOO"
"HUWAAA~ AMPUN JU! GUE GA BAKALAN NGUSILIN LO LAGI DEH. JANJI!"
Di ruang tengah, Mama dan Papa yang tadinya lagi weekend berdua sambil nonton TV malah diganggu oleh dua anak kembarnya.
Juan sibuk mengejar Valen dengan ancaman akan memutilasi Valen lalu memberikannya ke harimau Benggala putih peliharaan Mama Alya. Sedangkan Valen sibuk kabur melarikan diri dari amukan Juan.
Semuanya berawal dari Valen yang bangun tidur sudah mengusili Juan dengan memakai kaos kaki bermotif ular, lalu berbaring di sebelah Juan yang masih tidur.
Membuat Juan yang baru bangun dalam keadaan shirtless langsung kaget dan reflek mukul kaki Valen dengan jurus beladirinya.
"Juan, udah. Kasian tuh Valen nangis gara-gara kamu" Valen langsung berlari ke pelukan sang Mama setelah dibela.
Papa yang tadinya baring dipangkuan Mama cuma bisa kesal dalam diam. Toh, sama anak sendiri juga.
"ANJER! LO NGAPAEN JU?" Heboh Azka yang baru keluar dari kamarnya dengan rambut acak-acakan.
Dari lantai atas, Riki turun sambil bawa tas gunungnya yang gede minta ampun. Ia berdecih. "Hh, perut masih rata begitu masih mau dipamerin?" Ucapnya remeh. "Gue yang sixpack sempurna ini aja masih gue tutup-tutupin."
Kemudian Riki duduk di ruang tengah meletakkan tas gunungnya di samping sofa. Berniat meminta izin sekaligus pamit mau berangkat. Nih anak memang kalo mau izin selalu H-15 detik mau berangkat. Gak heran dah:'
"Ma, Pa, Riki izin berpetualang sama temen-temen ya? Udah janji dari dua Minggu yang lalu. Mama sama Papa tenang aja, Riki bakalan ngabarin tiap satu jam sekali biar Mama sama Papa gak khawatir."
Setelahnya, ia salim sama Mama dan Papa. Valen sama Juan mah skip ae. Padahal Valen dah nyodorin tangan buat dicium sama adek kurang akhlaknya itu.
Memang kurang akhlak sih.
Seperginya Riki, Valen malah nyaut, "Lah, di gunung emangnya ada sinyal?"
Membuat Mama sama Papa yang tadinya biasa aja sekarang jadi khawatir dan cemas.
Hadeh~
***
Dari subuh tadi, Mahesa sudah berangkat ke suatu tempat. Dimana seorang perempuan berhoodie dusty pink menunggunya sembari menunduk menatap tanah.
Tempat ini memang lumayan jauh dari kompleks perumahan elite Keluarga Cassano.
"Kamu udah lama di sini?" Tanya Mahesa ikut duduk sambil membuka tudung hoodie-nya.
Dan sedetik kemudian, perempuan bersurai panjang itu memeluk Mahesa dengan sangat erat. Mahesa yang masih kaget tetap membalas pelukan tersebut tak kalah erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIBLINGS
FanfictionKok di antara kita gue doang ya yang cewek? -Valen Masih untung dikasih gender lo -Riki Kalo lo cowok, ntar kita kaya Udin Idin dong -Juan Takdir lo itu mah -Sean Mana gue tau, kan gue gak tau -Satya Supaya ada yang bisa gue ajak jalan -Azka Syukuri...