さん-Galau

362 50 10
                                    

Dimalam yang sunyi, seorang laki-laki tengah asyik memetik senar gitar, menyanyikan lagu-lagu sedih yang entah diperuntukkan pada siapa.

Sesekali, dilihatnya bintang yang bertaburan di langit sembari duduk manis di balkon kamarnya.

Sesekali, dilihatnya bintang yang bertaburan di langit sembari duduk manis di balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kuripancaji rilino
Engka riwatakkalemu
Nulle purani totoku
Tosippadua siruntu

Muri pancaji rilino
Tudang riwatagkalemu
Lettu cappa'na rilino
Sipaddua matterru

Tappamu na tappaku
Sirupa na de'na pada
Iyaro tanranna topuri sitoto

Matammu na matakku
Alosi ripolo dua
Mappada bungae sibawa daunna

Alemu aleku pada uddani
Tori masseddi tanranna sitoto"

Ya, itu lagu sedih bagi Azka, karena dia gak ngerti liriknya. Soalnya pake bahasa Bugis. Dia kan bisanya bahasa Inggris, Mandarin, Korsel, sama Jaksel doang.

Eh satu lagi, bahasa kalbu😂

Mendengar suara dari kamar Azka, Reyhan dan Satya yang tadinya mau mabar Pou ke kamar Riki kini malah nyampir ke kamar Azka. Awalnya mereka heran, kenapa si Azka nya gak ada. Soalnya ketutupan tirai balkon.

"Lo ngapain sih nyanyi dirumah malem-malem. Biasanya juga diperempatan." Sembur Reyhan.

"Kampret lo Rey! Ngapain juga gue nyanyi diperempatan? Ngamen?" Azka yang tak terima menatap tajam Reyhan.

Satya duduk di pembatas balkon sembari memasukkan tangannya kedalam saku celana. "Lagian lo kalo mau nyanyiin ntu lagu jangan pake gitar." Ujarnya.

Alis Azka bertaut heran. "Terus?"

"Pake tutup-tutup botol yang dipakuin di kayu biar vibes pengamennya berasa." Jawab Satya datar, yang berhasil membuat Azka pengen cemplungin aja tuh kembarannya satu ke kolam renang dibawah.

Suasana kembali hening. Reyhan dan Satya melanjutkan mabar Pou mereka yang tadi sempat tertunda.

Azka pula sudah meletakkan gitarnya di bawah. Beralih mengumpulkan tutup-tutup botol Teh Sosro yang sempat ia koleksi di laci mejanya. Karena penasaran dengan apa yang dibilang Satya tadi, ia pun mencoba untuk menautkan tutup-tutup botol tersebut pada kayu kecil. Menggoyangkannya hingga menimbulkan irama.

THE SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang