Seperti janjinya, Jungkook sudah lebih dulu datang di hotel 'Seagull' milik keluarganya. Ia sudah memesan beberapa makanan istimewa di meja. Jamuan kali ini sangat spesial, mengingat tamu yang diundang adalah petinggi aset negara.
"Jeon Jungkook.", seseorang memanggil namanya.
Ia segera berdiri dan menyapanya. Membungkukkan badannya dengan sopan. Orang itu membalasnya dengan senyuman. Namun, tidak dengan wanita kecil dibelakangnya. Anak yang ia tunggu, tengah cemberut dan menatap marah kearahnya.
"Silahkan duduk Tn. Mahendra beserta tante dan juga Aira.", menekankan nama Aira hanya untuk membuatnya takut. Nampaknya hal itu berhasil. Dengan ragu-ragu Aira duduk disebelah mamanya.
"Ada apa Jeon Jungkook. Kenapa nak Jungkook mengundang saya beserta keluarga datang kemari?", tanya Tn. Mahendra.
Jungkook hanya tersenyum menanggapi pertanyaan bertubi-tubi dari target disebelahnya.
"Lebih baik makan siang terlebih dahulu, sebelum membahasnya. Sangat tidak sopan jika saya berbicara panjang lebar, dengan perut yang kosong. Benar begitu Tante?"
Ny. Mahendra sangat menghormati Jungkook. Ia mengangguk sembari tersenyum.
"Ayo silahkan, hidangannya sudah saya siapkan. Semoga kalian semua suka dengan makanannya.", bicaranya begitu sopan.
Mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Menikmati begitu lahap, kecuali dengan Aira. Yang sama sekali tidak menyentuh makanannya. Hal itu, disadari oleh Jungkook yang terus menatapnya dengan senyum meremehkan.
"Apa makanannya tidak enak Aira? Apa perlu saya pesankan makanan yang baru?", tanya Jungkook.
"Ah tidak perlu Jungkook. Saya hanya tidak nafsu makan saja.", ucap Aira tanpa memandang ke arah Jungkook.
Tabiatnya begitu berhasil dengan berbicara sopan, namun terkesan mengintimidasi. Itulah Jeon Jungkook. Setelah selesai dengan acara makan mereka berbincang sedikit, hanya untuk membahas reputasi keluarganya.
"Apa yang ingin nak Jungkook bicarakan kepada kami?", tanya seorang ibu muda dihadapannya. Bicaranya begitu lembut dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
"Saya tau jika anda mendidik anak perempuan anda dengan sangat baik. Saya juga tau jika Daddy saya begitu percaya dengan bekerja sama di perusahaan anda Tuan. Tapi satu hal yang tidak anda ketahui, jika saya paling tidak suka milik saya diganggu apalagi digoda. Maaf jika perkataan saya begitu kasar, namun hal ini tidak lebih dari seorang jalang pemuas nafsu.", menatap Aira yang menunduk ditempatnya.
"Apa maksudmu Jungkook?", Tuan Mahendra tentu saja tau jika Jungkook melihat putrinya dengan aura yang tidak enak.
"Berkali-kali saya sudah memperingatkan anak anda untuk tidak mendekati milik saya, namun anak anda sudah diluar batas. Kim Taehyung, calon tunangan saya yang digoda oleh putri anda. Jika anda tidak bisa mendidiknya dengan benar, jangan harap kalau Daddy saya bisa bekerja sama lagi di perusahaan anda. Bersiaplah untuk gulung tikar dengan kekuasaan yang anda miliki. Saya permisi."
Jungkook tidak mendengarkan panggilan Tn. Mahendra yang memanggil namanya. Selesai bicara Jungkook langsung pergi begitu saja. Mengabaikan seorang ibu yang tengah menangis di tempatnya. Jungkook tidak peduli bagaimana kelanjutan drama keluarga Aira. Ia harus pergi ke markas sekarang ini.
"Ke markas Daddy.", ucapnya ke supir pribadinya setelah ia masuk kedalam mobil. Mobil lainnya yang berisi bodyguard mengikuti di belakangnya.
Masih satu jam lagi kedatangan Taehyung akan sampai di markas milik Daddy nya. Namun Jungkook, akan pergi kesana untuk membicarakan ini kepada Daddy nya. Akan sangat tidak sopan, jika Jungkook tiba-tiba langsung masuk ke ruang eksekusi. Yang ada Daddy nya akan terkejut melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYSS OF DARKNESS
FantasyTaehyung si kating cuek dan dingin dengan sejuta pesona tidak membuatnya lupa kalau dirinya sudah mempunyai kekasih. Uke tampan dan manis begitu didambakan seantero kampus. Taehyung berjalan di koridor kampus untuk menjemput sang kekasih dimana ge...