Rahasia 2

1 0 0
                                    

Aku mencoba untuk memberanikan diri dan langsung mengatakannya secara langsung. Saat dia tahu kalau aku sangat mencintai nya di situ dia tersenyum dan dia berkata dia juga menyukai ku.

Ia mau menerimaku dan aku sangat senang. Ia tersenyum dan memelukku. Betapa bahagianya aku saat ini. Setelah kami turun dari perahu aku mengajaknya untuk makan bersama di sebuah kedai makan dekat sungai.

Aku memberikannya sebuah bunga mawar putih kesukaannya dan ia sangat senang sekali. Makanan pun sudah datang dan ini adalah makanan kesukaanku dan ia juga tahu apa saja yang aku suka dan yang tidak aku suka. Rupanya selama ini ia selalu memperhatikanku tanpa aku sadari dan aku merasa malu.

Ia melihat wajahku dan tertawa sangat keras. "Hahaha kau kenapa memasang wajah seperti itu wajah mu lucu sekali".

Aku sangat senang bisa melihatnya tertawa seperti itu. Selesai makan aku pun mengantarnya pulang karena hari sudah sore. Ia mengatakan akan sering menemui ku sekarang.

Malam hari

Aku mengalihkan pandanganku ke arah jendela kamar dan melihat hujan yang turun di malam hari. Tiba-tiba pelayan datang dan mengetuk pintu, aku pun keluar dan pelayan mengatakan bahwa sepupuku datang untuk menemuiku.

Aku pun langsung turun dan pergi untuk menemuinya. "Xiao Ba kenapa kau datang malam-malam".

Dia menoleh ke arah kanan dan menyuruhku untuk melihat ke kanan juga. Tidak ada apa pun di sana. Kenapa ia menyuruhku melihat ke arah sana aku tidak mengerti.

"Sudah lama aku tidak bertemu dengan mu karena aku sangat sibuk akhir-akhir ini". Pungkasnya.

Ia menatap tajam sepupunya. "Apakah tidak ada hal lain yang bisa kau kata kan, itu alasan yang biasa saja".

Tapi memang sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Tidak ada hal lain atau mungkin ia bermaksud lain yang tidak aku pahami.

Aku mengajaknya untuk makan malam bersama. Xiao Ba menyuruh pelayan untuk membawa kan sekotak makanan yang ia bawa. Ia membawa manisan bunga teratai yang enak.

"Aku tahu kau tak perlu berbohong kata kan saja". Tanya ku kepadanya.

Ia terlihat tak menyukai nya dan marah. "Ayo lah kau percaya lah kepada ku tidak ada apa-apa lalu kenapa kau bertanya seperti itu".

Aku hanya tertawa dan melanjutkan makan.

Ke esokan harinya

Ketika aku masih belum bangun tidur Xiao Ba pagi-pagi sekali sedang berada di tempat latihan. Ia berlatih memanah. Dari yang ku lihat ia tampak berlatih dengan emosi yang tidak stabil.

Aku tahu dia pasti memiliki masalah yang ia tidak mau ceritakan ke siapa pun. Tapi aku tidak mau menanyainya sekarang dan aku akan biar kan ia sendiri untuk saat ini.

Pelayan datang dan membawakan sebuah surat. Akan diadakannha sebuah pertemuan antar raja dari berbagai negeri yang membahas tentang ke sepakatan kerja sama.

Karena aku akan pergi selama beberapa hari maka aku akan menyuruh Xiao Ba untuk menjaga istana selama beberapa hari.

Aku berangkat ke esokan hari nya dan aku membawa beberapa pengawal yang akan menemaniku dalam perjalanan. Di perjalan aku seperti melihat seseorang dari ke jauhan dan aku menyuruh pengawal untuk melihatnya tetapi tidak ada orang di sana.

Mungkin itu hanya perasaan ku saja dan aku pun melanjutkan kembali perjalanan ku.

Di istana tampak sepi dan Xiao Ba tidak banyak melakukan hal apa pun setelah berlatih memanah dan ia hanya duduk terdiam di taman. Ia tampak bosan dan tidak tahu akan melakukan apa.

Tiba-tiba Suei Yang datang ke istana dan mencari Wei Jin lalu pelayan pun mengatakan kepadaku kalau Suei Yang datang ke istana. Aku pun menemui nya dan menyapa nya.

Ia ternyata sedang mencari Wei Jin di sini tetapi sekarang ia sedang berada dalam perjalanan ke rapat pertemuan dan akan kembali dalam beberapa hari lagi.

Aku pun memberi tahukan kepadanya kalau Wei Jin tidak ada di istana sekarang ini. Ia pun langsung ingin segera pergi tetapi sebelum ia pergi aku mencoba mengajak nya makan bersama ku dan menemaniku untuk berbicara sebentar.

"Apakah kau akan langsung pulang sebelum itu kau harus makan bersamaku dulu, aku sudah lama tidak bertemu dengan mu". Sambil memandangnya.

Ia pun mau dan pergi ke ruang makan bersamaku lalu aku bertanya kenapa ia mencari Wei Jin dan ingin menemui nya. Sebenarnya ia tidak ingin menjawabnya tetapi karena aku sedikit memaksa maka ia pun mau menjawabnya.

"Bukan begitu aku ke sini hanya ingin bertemu dengan nya dan kau tahu aku sekarang sudah berpacaran dengannya apa kau tahu". Ucap nya.

Aku sedikit kaget kemarin saat aku bertemu dengannya dia tidak mengatakan apapun mengenai ini. Suei Yang pun tahu bahwa saat ini Wei Jin memang tidak mau hubungannya di ketahui oleh banyak orang saat ini.

Aku pun sedikit tertawa dan melirik ke arahnya. "Kau tahu dia itu sedikit malu itu sebabnya dia tidak memberitahukannya kepada orang lain tentang hubungan kalian".

Bahkan Suei Yang pun baru mengetahui hal itu. Setelah makan Suei Yang pun ingin pergi dan kembali ke istana karena hari sudah sore.

Di dalam pertemuan tersebut Wei Jin dan para pemimpin yang lain sedang membahas soal kerja sama dan perdagangan serta kepemilikan wilayah yang belum ada penghuninya. Kesepakatan terus terjadi dan untungnya kali ini semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada masalah sedikit pun.
.
.
.
.
.
Dua hari kemudian Wei Jin pun telah kembali dari pertemuan dan merasa lelah, ia pun ingin istirahat sebentar dan Xiao Ba pun menemui nya dan mengatakan bahwa kemarin Suei Yang datang dan ingin menemuninya.

"Apa yang kau katakan kepada Suei Yang kau tidak mengatakan hal yang aneh kan kepadanya". Menatapku dengan tajam.

Aku pun menjawabnya dengan santi. "Kau ini tenang saja tidak ada hal lain yang aku katakan kepadanya lagi pula aku juga sudah tahu kalau kau sudah berpacaran dengannya".

Ia pun sedikit malu dan tidak melanjutkan percakapannya dengan Xiao Ba dan ia pun melanjutkan istirahatnya karena lelah.

Xiao Ba berpikir tidak mungkin Wei Jin cemburu dan dia bukan tipe orang yang seperti itu Xiao Ba sangat mengenalinya. Mungkin ia hanya merasa lelah saja yang menyebabkannya bersikap seperti itu.

Xiao Ba pun sudah dari kecil mengenal Suei Yang dan ia pun juga mengenalinya. Ia anak yang baik dan baru kali ini ia begitu sebahagia itu padahal dulu ia sangat cuek dan tidak begitu akrab dengan Wei Jin.

Di istana Suei Yang sedang mebuat sebuah lukisan di ruangannya ia menggambar wajah Wei Jin dan ia berencana jika lukisan ini sudah jadi akan ia berikan kepada Wei Jin sebagai hadiah. Ia yakin kalau Wei Jin akan menyukai nya.

Ia selalj berfikir bahwa lukisan yang ia buat akan menjadi lukisan yang bagus.

The Prince Of Wei JinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang