'4•

3.7K 485 55
                                    

"Berat, berat," keluh Renjun.

Gimana sih masih pagi udah ngeluh, mana matanya belum buka udah ngeluh duluan, apa salah dunia ini sampai Renjun ngeluh, apa???
Bilang sama author apa salah dunia!!!

Renjun membuka matanya perlahan, berusaha untuk melihat kearah perutnya, siapa coba yang berani-beraninya ngasih beban berat ke perut Renjun pagi-pagi gini. Bakal Renjun bakal tu-

"Tangan pak Jaemin?" Kagetnya pelan, Renjun menutup mulutnya, membalikkan kepalanya kesamping kiri. "Eh anjir dada telanjang," lanjutnya lagi, masih terkejut. Renjun mendongakkan kepalanya, matanya menangkap rahang tegas Jaemin yang sedang tertidur pulas.

"Bentar bentar, semalam perasaan tidurnya jauhan," pikir Renjun, kesel Renjun disuruh mikir pagi-pagi, "apa gue ngigao ya semalam? Jangan-jangan gue lagi yang minta peluk, atau? Gimana sih?" Teriak Renjun kesal.

Jaemin membuka matanya perlahan, membuat Renjun seketika menutup mulutnya rapat, bukannya tersadar Jaemin malah semakin mempererat pelukannya pada Renjun. Renjun merapatkan telinganya pada dada badang Jaemin yang telanjang, terdengar detak jantung Jaemin yang bergitu berdetak sangat cepat.

"P-pak," ucap Renjun terbata, dia sedikit menggerakkan badannya.

"Jangan gerak, biar jantung saya saja yang berkerja, jangan sampai adek saya juga bekerja," ucap Jaemin pelan, Renjun terdiam, gak ngerti sama maksud Jaemin. "Meskipun ini ereksi pagi hari," lanjut Jaemin. Renjun menegang, badannya maksudnya bukan anunya.

Renjun berusaha menjauh dengan tenang, tapi tanpa sadar malah menyentuh itu, "akhh," desah Jaemin. Renjun menutup matanya takut, baru saja ingin memberi perlawanan Jaemin sudah bangun. "Saya siapkan air buat kamu bersih-bersih disini," ucap Jaemin pada akhirnya, berlari dengan cepat ke kamar mandi.

Tok tok tok

"Kak Renjun," tegur Sonna dari luar, Renjun mengecek jam pada ponselnya. Jam 11, bukan pagi lagi ternyata.

"Masuk ada, Na," teriak Renjun, ya gimana Renjun juga gak bisa bukain, kakinya nih kakinya pincang.

"Di kunci kak, dari pagi Sonna bangunin kok gak bangun, kakak udah telat banget minum obat," balas Sonna dari luar juga dengan teriakannya. Plis dong, gak bisa cerna nih pikiran Renjun, masa bangun jam 11. "Kakak gak lapar apa?" Teriak Sonna lagi, baru saja Renjun mau menjawab Jaemin sudah keluar dengan baskom/taukan/ berisi air dan sebuah handuk, Jaemin sudah juga memakai baju normal, ya ini rumah Jaemin jadi bebas Jaemin naruh baju dimana aja.

Jaemin berjalan menuju pintu, membuka pintu itu, tersenyum menatap Sonna yang juga tersenyum dihadapannya. Jaemin sedikit menunduk, biar gampang bisikinnya. "Sonna jangan ribut ya, dia biar saya yang urus, inget dia itu kakak pacar, jadi maunya sama saya terus," ucap Jaemin pelan, bukan, berbisik lebih tepatnya.

Senyum cerah menghiasi wajah Sonna,"ternyata ada tuan, kalau gitu nih Sonna titipin makanan sama obat buat kakak pacar," bisik Sonna juga, Jaemin mengangguk, mengambil nampan itu dan kemudian keduanya tertawa kecil. Sonna berjalan dengan senang hati menuju kamarnya di lantai bawah, sementara Jaemin kembali ke Renjun, tak lupa untuk mengunci pintu kamar.

"Ngomongin gue ya lu tadi ke Sonna?" Tanya Renjun langsung, Jaemin menggeleng.

"Awas aja lu kalau boong, gue patahin tulang lu,"

"Terserah kamu, bersihin badan kamu, saya ambilkan baju," ucap Jaemin mengakhiri, dia berjalan ke lemari dan mengambil bajunya untuk dipakai Renjun.

"Lu gak punya kaos? Semalam gue nyuruh Sonna nyari kaos gak ada, isinya cuma kemeja, lu liat yang gue pakek," ucap Renjun masih mengibaskan selimut yang menutupi badannya.

✔️ My Bad Lecturer||•Jaemren🪶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang