'21°

1.6K 191 22
                                    

Ramein sama coment dan vote dong
Aku pengen banget baca coment kalian di chapter ini
Aayyo spam coment
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading!!








Renjun berlari menuju lorong rumah sakit, pikirannya tak lagi tenang, entah apa yang sedang dia pikirkan tapi kakinya hanya menuju pas satu tempat. Orang yang paling dicintainya membutuhkannya tetapi Renjun dengan bodohnya malah pergi meninggalkannya, semoga Renjun belum terlambat, Renjun mohon, jangan.

"Yilin!," Teriak Renjun membuka ruangan khusus, menampilkan Yilin yang tengah tertidur menutup matanya dan memakai berbagai alat bantuan pernapasan disana.

"Kenapa, kenapa bisa drop gini?" Tanya Renjun ke beberapa penjaga disana yang kini sedang menunduk tak berani mengangkat kepalanya.

"Jawab!" Teriak Renjun, dia mendekati Yilin, mengambil tangan mungil itu lalu di genggamnya, sang empunya tak terusik dengan semua kebisingan dan gerakan disekitarnya, masih setia menutup mata tanpa ada niatan memberi tanda bahwa dirinya ingin terbangun.

"Tuan Guanlin datang kemari, katanya ingin melihat keadaan Yilin, dan melaporkan tentang kasus Yilin," jawab salah satu dari mereka.

Renjun menghela nafas kasar, "pindahkan Yilin dirumah sakit lain di kota ini, kalau bisa rumah sakit besar itu, sebut saja nama Huang Renjun," kata Renjun, matanya menatap kearah Yilin.

Choi Soobin, Lai Guanlin, siapa kalian- Renjun

Renjun menatap terus Yilin yang tak bergerak, lalu beberapa saat kemudian, dirinya berdiri, meninggalkan Yilin yang kini sedang di dekati beberapa dokter dan orang-orangnya. Dia harus memindahkan Yilin, jangan sampai Yilin kembali terlihat oleh media luar, fisik Yilin belum kuat, semenjak pemerkosaan dan orang tuanya pergi, Yilin menjadi sangat rapuh bahkan hanya mendengar bentakan.

"Hubungi saya kalau sudah sampai," kata Renjun, dan orang-orangnya mengangguk.

Dia melangkahkan kakinya pergi, tak meninggalkan rumah sakit, masih dirumah sakit ini, dirinya melangkah menuju ruang laboratorium. Tempat dimana beberapa tahun lalu dirinya bolak-balik memberikan sidik jari dari orang-orang terdekatnya, dan beberapa pengunjung bar.

"Permisi," ucapnya sopan, nampaknya kosong, pikir Renjun saat dirinya masuk tak menampilkan siapapun.

"Mungkin bakal balik lain kali," dialognya, dirinya masih menatap, siapa tau ada di sekitar sini, namun nihil, orang yang di carinya

"Cari gue?" Tanya seseorang yang keluar dengan baju putih bersih, kacamata bulat yang bertengger rapi disana.

"Dokter Chan!" Teriak Renjun senang, iya, dia ingin menemui dokter Chan, dokter Bang Chan tepatnya, dokter laboratorium terhebat di Korea yang meneliti obat, makanan, bahkan sidik jari dan bekerja sama dengan kepolisian negara.

"Udah lama gak keliatan, kemana aja?" Tanya Chan, dirinya melepas sarung tangan bedah yang dipakainya, lalu menghampiri Renjun.

"Renjun pulang ke China," jawab Renjun seadanya.

"Udah ketemu pelakunya? Makanya balik ke China?" Tanya Chan, dirinya mendudukkan pantatnya disalah satu kursi dan mempersilahkan Renjun untuk duduk, yang di persilahkan pun dengan polos duduk. Ya dia tau Chan, bahkan kenal baik, jadi dia tak akan berbahaya disini.

Renjun menggeleng lemah, "tapi gue baca artikel tadi pagi, kalau maaf, pelaku pemerkosaan lu udah ditangkep, dan maaf lagi nih banyak artikel tentang dunia buruk dari anak CEO Nakamoto," kata Chan, Renjun terkekeh pelan, lalu menyodorkan 2 benda, gunting dan pisau.

✔️ My Bad Lecturer||•Jaemren🪶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang