'20°

1.7K 194 23
                                    

Happy reading!!!











___________________

Renjun membuka matanya perlahan, setelahnya dirinya berusaha bangun, kata mamanya ada sang sepupu yang datang untuk menemuinya hari ini. Tumben banget Hendery ge, padahal baru semingunggu yang lalukan mereka ketemu di pernikahan mantannya, ya mantan kan.

"Ayo bangun cepet, udah jam 10 juga, kamu gak kerja?" Tanya mama Winwin yang kini sedang mengatur beberapa pakaian Renjun yang lumayan berserakan.

"Hemm Injun libur hari ini," kata Renjun kemudian meneguk air yang ada di nakasnya, "Hendery Gege udah pulang ma?" Tanya Renjun, pengen bobo lagi soalnya.

"Masih makan sama baba kamu dibawah, ada Guanlin juga," kata mama Winwin, Renjun mengangguk lalu keluar dari selimut menampilkan dirinya dengan celana pendek yang bahkan tak sampai setengah paha, celana itu juga tertutup oleh baju tidurnya yang kebesaran itu.

"Injun kebawah dulu ma," katanya, belum sempat melangkah Winwin sudah langsung menjewer telinga Renjun dengan kuat.

"Ganti-ganti, pakek celana, kenapa kamu pakek baju kayak gitu??" Kata Winwin menggebu-gebu, bisa-bisanya anak lelakinya memaki pakaian itu, meskipun dia lelaki, tapi Winwin juga gak gila buat ngebiarin paha mulus itu dilihat orang lain.

"Mama, gerah tau," kesal Renjun, dengan tatapan tajam tanpa mengeluarkan suara, Renjun langsung kicep, masuk kedalam ruang ganti di kamarnya, emang cuma mamanya aja yang bisa buat Renjun nurut selain Jaemin.

Winwin menggeleng pelan, "memang anak aku itu," katanya pelan, lalu kemudian terkekeh, Renjun memang selalu bisa membuatnya tertawa hanya dengan tingkah kecilnya, anaknya yang tersisa satu itu, ah dia seketika merindukan Lanny, apa kabar dia saat ini, apa dia tersenyum melihat adiknya yang mewujudkan cita-cita nya?

"Dokter Lanny yang terhebat," kata Winwin lalu tersenyum mengusap kalung yang menggantung di leher cantiknya.

"Hemm, jie jie dokter terhebat, Injun hanya dokter biasa, tega," kata Renjun lebay yang keluar dari ruangan ganti, membawa sebuah permen lollipop yang entah dia dapat darimana itu.

"Hahaha, kamu itu dokter terbaik, mama bangga sama kalian berdua," kata Winwin kemudian membalas pelukan Renjun dan yang mendekat dan memeluknya dengan sayang.

"Hiks, andai jie jie mu masih disini, pasti kita bakal lebih seneng lagi, pasti kamu gak bakal mengalami kasus itu," kata Winwin pelan, air matanya seketika jatuh, Renjun melonggarkan pelukannya untuk melihat sang mama yang menangis, dengan lembut Renjun mengusap air mata itu.

"Udah ma, Injun bakal jadi jie jie sekaligus Injun sendiri," kata Renjun lalu tersenyum lembut, "udah ayo, kita kebawah, baba udah mau berangkat ke kantor, kalau gak cium ntar ngamuk," kata Renjun membuat Winwin terkekeh.


"Yaakk baba, itu ayam Injuuun," teriak Renjun lalu dengan cepat berlari menuju meja makan, bagaimana tidak, mamanya bilang ada ayam kecap yang khusus buat Renjun.

"Baba cuma minta satu," kata Yuta lalu lanjut menggigit ayam itu.

"Aaaa baba mah," kesal Renjun, semua yang disana terkekeh pelan, Renjun mah udah kesel, dia langsung mendudukkan bokongnya di samping Hendery, kenapa tak di samping Guanlin?
Entah, dirinya lagi malas saja, jangan-jangan dia lagi hamil kayak di dunia orange?
Ngomong apa sih, gak jelas.

"Udah dari tadi?" Tanya Renjun pada Hendery.

Hendery mengangguk, "udah, udah nambah 2 kali lagi, kamu lama banget turunnya, kayak perawan di kamar terus," kata Hendery, Renjun tak menjawab, dia mulai mengambil nasi, dan beberapa sayur, ayamnya akan dimakan nanti, belakangan.

✔️ My Bad Lecturer||•Jaemren🪶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang