(Un) PW 🌻 Chapter Ten 🌻

531 83 59
                                    


Hai long time no see :)

WARNING! Baca note di bawah yah ☺️

Happy Reading...



Sudah satu bulan berlalu semenjak kejadian dimana Taehyung memarahi Sohyun akibat keterlambatan gadis itu pulang kerumah. Kemarahan Taehyung tentunya tidak serta merta tanpa alasan, ia takut kejadian setelah pulang dari Jeju terulang kembali kepada gadis yang berstatus sebagai istrinya itu. Taehyung hanya mengkhawatirkan keselamatan Sohyun. Sungguh.

Dan pada saat Taehyung memarahinya seperti itu membuat Sohyun tahu sisi lain dari pria itu. Taehyung sangat mengerikan ketika sedang marah. Namun Sohyun mengerti kemarahan Taehyung yang berdasar karena mengkhawatirkannya.

Ketika Sohyun tahu kemarahan Taehyung karena dirinya yang pulang terlambat dan karena mengkhawatirkannya, hati Sohyun menghangat seperti ada aliran hangat yang mengaliri hatinya. Dan itu selalu membuat Sohyun tersenyum ketika mengingatnya.

Setelah kejadian itu, hubungan Taehyung maupun Sohyun semakin menunjukkan sebuah kemajuan.
Tidak ada kata ataupun frasa dingin lagi yang selalu Taehyung lontarkan. Kini pria itu selalu bersikap layaknya suami pada umumnya; bersikap hangat, selalu menghargai makanan yang dimasak oleh Sohyun dan selalu menyempatkan untuk sarapan ataupun makan malam bersama dengan Sohyun di tengah-tengah kesibukan Taehyung yang semakin padat. Dan perlakuan Taehyung yang memperlakukan Sohyun dengan lembut membuat Sohyun terheran-heran pada awalnya. Sohyun berpikir apakah pria itu terbentur dengan sesuatu dengan begitu keras, sehingga membuat sikap pria itu berubah seratus delapan puluh derajat? Entahlah.

****

Seorang gadis tampak berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada. Dengan mata yang siap menghunus siapapun yang berada di dekatnya. Di depannya terdapat seorang pria yang tengah berdiri sembari menundukkan kepala, tak berani menatap tuannya yang berada di depannya.

"Aku sudah memberikan waktu padamu selama satu bulan. Jangan biarkan wanita itu lolos kembali. Kau mengerti?!" Di akhir kalimat gadis itu sedikit berteriak kemudian menggebrak meja yang berada di sampingnya. Membuat si pria yang berada di depannya berjengit kaget.

"B-baik bos akan saya lakukan."

"Jika wanita itu lolos kembali. Aku tak akan membiarkanmu hidup!"

****

Akhir-akhir ini Sohyun merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Pasalnya selama satu minggu belakangan ini setiap pagi ia selalu merasa mual, kemudian berakhir memuntahkan isi lambungnya. Meskipun yang keluar dari mulutnya hanyalah berupa cairan bening.

Seperti pagi ini, Sohyun baru saja mengeluarkan isi lambungnya. Padahal ia belum mengisi perutnya sama sekali, hanya cairan bening saja yang ia keluarkan.

Memijat pelipisnya pelan kemudian mendudukkan dirinya di kloset yang ada di sana. Seketika ia teringat sesuatu, ia belum mendapatkan tamu bulanannya pada bulan ini. Sohyun panik, kemudian segera bergegas menuju kamarnya dan meraih kalender yang berada di atas nakas.

Gadis itu sudah telat tiga minggu.

"Tidak. Tidak. Ini tidak mungkin. Aku tidak mungkin hamil kan?" Sohyun bergumam pada dirinya sendiri. Kedua bahunya melemas. Kemudian ia mendudukkan dirinya pada kursi meja rias.

(Un)Perfect WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang