Mishell meregangkan tubuh nya lega setelah berhasil meringkas 3 bab sekaligus materi sejarah dalam waktu dua jam. berbeda dengan April, gadis itu memilih untuk tidur karena sangat malas melihat kosakata yang banyak.
"ihh april, kerjain! ini kan dikumpul!" coba Mishell membangunkan April, namun hasilnya nihil.
Mishell sangat mengenal sahabatnya itu dari kecil, April seharusnya masuk ke jurusan ipa saja karena gadis itu tidak sanggup melihat kosakata yang terlalu banyak, hanya saja kelemahan April adalah malas sering berhitung.
Bakhtiar bertengger di pintu kelas Mishell, ia mendapati Mishell sedang merapikan stationery nya. "sel.." panggil Bakhtiar.
"eh tiar, kok engga masuk?" tanya Mishell.
Bakhtiar sangat sering mampir ke kelas Mishell, padahal laki-laki itu menduduki kelas Ipa bukan kelas Ips."tiarr, gue boleh nanya engga?" ucap Mishell dan diterima anggukan oleh Bakhtiar. "boleh sel" jawabnya.
"samudra orang nya gimana?"
Pertanyaan Mishell membuat dada Bakhtiar sedikit sesak, padahal Bakhtiar juga tau bahwa mereka hanya sebatas sahabat dan tak bisa lebih "baik, pinter, sopan, sempurna sel." jawabnya sedikit memaksakan senyuman.
Mishell menggangguk, sudah semestinya. Tak ada kekurangan yang terlihat dari sisi Samudra, laki-laki itu juara satu bahkan juara umum berturut-turut, anak olimpiade, anak osis, hobi bermain basket. Mishell sangat terkejut semalam saat mencari tau atau 'stalking' hal tentang samudra.
Pasha mengetok pintu kelas, Gadis itu memasuki kelas mendekati Mishell. "heiiiii mishell ivy januariii" panggilnya panjang. "ada apakah gerangan..." ucap Pasha menggantung.
April terbangun, gadis itu mengangkat kedua alisnya heran tak tau apapun. "kenapa sha?" tanya April meskipun nyawanya belum terkumpul.
"lahh, lo gatau pril?" tanya Pasha. "engga, apaan si cepetan!" geram April penasaran.
"kelas anak ipa heboh tau, pada ngomongin samudra sama mishell!" jawab Pasha heboh. "tau, ya terus?" geram April bingung dengan kalimat sederhana Pasha.
"omg april! akhirnya sahabat lo ini engga single lagi dong!" jawab Pasha. Jantung Mishell berdegub lebih kencang, padahal perkataan Pasha bukan apa-apa, tapi ia gugup mendengarnya.
"sel, lo suka kan sama sam?" tanya Pasha to the point. Mishell tak mengiyakan, ia hanya mengangkat kedua bahu dan alisnya mencoba untuk mengalihkan topik.
Mishell beranjak keluar kelas bersama April sambil membawa buku catatan sejarah kelas Ips 1 untuk di kumpul ke bu Vina, padahal bukunya tidak terlalu banyak, Mishell ditabrak siswi dengan keras membuat buku-buku yang ia bawa berjatuhan.
"WOI GARVITA!" teriak April dengan lantang membuat mereka jadi pusat perhatian di koridor lantai dua. Gadis yang dipanggil itu menoleh, namun sama sekali tidak merasa bersalah.
Mishell memunguti buku-buku yang terjatuh, "garvita siapa pril?" tanya mishell. April yang memandangi punggung Garvita tajam tiba-tiba tersadar dengan pertanyaan Mishell. "anak cheers" jawab April.
.⋆.⋆ 🌻˚.⋆.˚🌻˚.⋆.
Mishell pulang bersama April, mereka menaiki bus menuju jalan merdeka. karena bosan, dua gadis itu mampir mall sejenak untuk membeli minum dan melihat-lihat stationery."ih lucu" ucap Mishell memegang gantungan kunci. "sel jangan kebiasaan deh, iya lucu! tapi engga guna! jangan di beli!" geram April dengan sifat Sahabatnya.
Biggest habit Mishell adalah membeli barang yang lucu meskipun terkadang barang itu tidak berguna, Dan yang membuat April merasa merugi adalah ia terkadang terpancing dengan apa yang di beli oleh Mishell.
Mishell membandingkan warna coklat dengan warna putih. keduanya sama-sama bagus... "putih cepet kotor" celetuk April dan Mishell sangat setuju. Gadis itu membayar untuk warna coklat.
Setelah satu jam menyejukkan diri didalam Mall, dua gadis itu menaiki bus untuk pulang kerumah selama 20 menit perjalanan, gadis asing duduk di depan mereka dan menyapa.
"permisi kak April, kakak.. kakaknya Ardian kan?" tanya gadis itu sopan. Mishell dan April saling menatap, nyatanya memang benar bahwa April memiliki adik bernama Ardian.
"kenalin kak, aku juli temen ardian" sapa anak itu menawarkan jabatan tangan kepada April, didetik berikutnya Juli menawarkan jabatan tangan kepada Mishell "kenalin kak, aku adiknya kak samudra" sapa gadis itu.
Saat berjabat tangan, senyum Mishell memudar. ia sedikit terkejut dengan pertemuan yang sangat mendadak itu karena Mishell tidak menemukan Samudra ada didalam bus yang sama, tetapi malah bertemu dengan adiknya.
Dengan cepat Mishell mengangguk dan mencerahkan senyumannya lagi, adik samudra sangat cantik dan Mishell takjub.
"bukannya Smp Garuda pulangnya jam 2 ya jul? Juli kenapa pulang jam segini" ucap April sambil melihat jam yang ada ditangannya sudah menandakan pukul 5 sore.
.⋆.⋆ 🌻˚.⋆.˚🌻˚.⋆.
Mishell mereganggkan tubuhnya di atas kasur bahkan belum melepas sepatu sekolahnya, ia sangat lelah akhir-akhir ini.
Sambil menatap langit-langit kamar, gadis itu memandangi gantungan kunci yang ia beli tadi. ganci nya kasih ke sam aja kali ya? aku ga beli kado. gumam gadis itu didalam hatinya.
Bakhtiar tiba-tiba muncul didalam pikirannya, Mishell merasa sifat Bakhtiar akhir-akhir ini sangat aneh kepadanya, seakan laki-laki itu menjauh..
.⋆.⋆ 🌻˚.⋆.˚🌻˚.⋆.
Im back bestiee!!
Lagi mood buat update xixiSorry kalau ada typonya
Jangan lupa vote dan komennya <33Happy Reading >_<
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra [IAF]
Teen Fiction𝙞𝙣 𝙖𝙣𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧 𝙡𝙞𝙛𝙚.... Mishell Ivy Januari yang bertemu Samudra Fynley karena ketidaksengajaan yang bermula bahagia meskipun berakhir kesalahpahaman padahal masih ada waktu untuk memperbaiki. Waktu yang salah selalu menjadi penghalang bagi...