4. Jabatan tangan.

4 3 0
                                    

Mishell menaiki anak tangga menuju kelasnya, tetapi ada gadis yang menghalanginya didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mishell menaiki anak tangga menuju kelasnya, tetapi ada gadis yang menghalanginya didepannya.

Gadis itu Garvita, yang kemarin sempat menabraknya ketika Mishell membawa buku.

"sel!" panggil Samudra dan gadis itu pergi dengan tatapan kasar.

Samudra menuju ke arahnya, Mishell merasakan badannya gugup menatap laki-laki itu.

"kamu kemarin ketemu juli?" tanya Sam dan Mishell menjawabnya dengan anggukan.

"SINII COBA GUE LIATT!"

"TIARR KESINI GAKK!"

brakk.

Bakhtiar menabrak pot dipinggir tangga bahkan hampir menabrak Mishell. untung saja Samudra cepat menarik pinggang Mishell agar gadis itu tak terluka.

April yang melihat kejadian itu membuka mulutnya lebar, secara tidak langsung ia hampir saja mencelakai Mishell sahabatnya.

Mishell mengepal tangannya kuat menahan degupan jantungnya yang bukan main, ia merasakan kupu-kupu berada di dalam perutnya.

"bersihin yang berantakan" respon Samudra membuat April mengerutkan dahi.

"ga waras lo, masih mentingin barang daripada manusia" caci April kesal menarik Mishell.

Samudra bingung, bukankah sudah seharusnya? bukankah guru akan marah jika tahu tangga bertaburan pupuk? untung saja pot tersebut bukan dari keramik, setidaknya pot itu tidak pecah.

"sorry sel.." lirih bakhtiar merasa bersalah. "gara gara lo nih!" decik April kesal lalu megajak Mishell ke kelas.

"apaan nih pagi-pagi udah rib--"

"MISI!" bentak April kesal karena laki-laki itu menghalangi jalan.

Laki-laki itu membuka mulutnya "dia tau ga sih gue siapa?" kesalnya.

"luka ga sel?" tanya April khawatir, Mishell terkekeh sekaligus bersyukur gadis itu sangat peduli kepadanya sejak kecil. "pril gue gapapa... kan tadi ditolong sam" jawab Mishell perlahan.

April terdiam, ia sedikit menyesal membentak Samudra padahal ia sudah menolong Miahell, "ya tapi tetep aja dia lebih peduliin pot daripada lo tau ga! ga waras tu cowok!" sambung April kesal sambil manyun.

"wesss good morning everybody kok ribut banget, pasangan mana nih yang lagi kdrt" ucap Fatih yang baru saja datang.

tuingg

"PRIL SAKIT!" teriak Fatih dengan kuat.

"lemah lo!! cuma gue toel juga!" cela April tak mau kalah.

"tangan lo tu tangan baja! kepala lu udah pernah di toel sama baja belum?!" teriak Fatih semakin tinggi.

"heh gausah ngegas gue sentil juga nih ginjal loh!" balas April geram.

"kecil!! lo mau nyawa lo gue sentil?" adu Fatih bersahut sahutan dengan April membuat Fatah yang baru masum bergegas mendekat.

"sok sokan mau nyentil nyawa gue, udah pernah nyentil nyawa orang lu?" balas April

"udah!"

"siapa?!"

"nyokap gue"

"anjay mengsedih" potong Fatah

"lampu mana lampu" ucap Bakhtiar yang mendengarkan perdebatan mereka lewat jendela.

***

"nih kuas nya, gue cheers dulu gapapa?" tanya April memastikan sekali lagi untuk meninggalkan sahabatnya mengikuti lomba melukis.

"iya pril, udah sana-sana" usir Mishell sambil melambaikan tangan.

Mishell memasuki ruang seni yang sedang digunakan untuk lomba melukis, setelah duduk ia merapikan alat lukis nya diatas meja.

ting..

notification

sam
lomba ngelukis?

Mishell mencari cari sosok laki-laki itu, ia mendapati Samudra sedang memegang ponsel diluar jendela sambil menatapnya. Mishell melambaikan tangan.

sam
semangat sel🍉

me
kok semangka?

sam
gapapa, aku suka semangka

berhubung samudra panitia lomba dari osis, laki-laki itu bertengger di depan jendela tepat menghadap Mishell, ia menatap gadis itu lekat mengamati lukisannya.

Sesekali Mishell menoleh ke arahnya sambil tersenyum, sesekali pula Sam membalas senyuman hangat gadis itu

***

"one two three four five six-"

"gue mau ngomong sama lo" Pinta gadis itu datar tak ber tata krama.

April turun dari atas perlahan, ia mendapati Garvita mengenakan baju Cheers nya.

"kalo mau latian tinggal latian, kalo mau izin tinggal cabut aja gue murah hati kok" ucap April tanpa basa-basi.

"jauhin temen lo dari temen gue!" pinta Garvita to the point.

"emang lo punya temen?" desis April sedikit gusar.

"cukup sekali ya gue ngomong, suruh temen lo jauhin sam" gertakan Garvita tak cukup untuk membuat gadis kuat sepeti April bergetar.

"kenapa gue mau ngelakuin itu" tantang April.

"ga masalah kalo lo ga mau, gue kan cuman ngingetin ntar juga temen lo yang ngerasain" jawab Garvita lalu keluar dari Aula.

"buang-buang waktu banget si" desis April kesal.

didetik berikutnya April merasa tangannya ditarik "Apa lagi sih!" teriaknya frustasi.

"lagi? idup lo banyak masalah ya" kata laki-laki itu, laki-laki itu adalah orang yang sempat April tabrak secara sengaja karena kesal tadi pagi.

"ini lagi satu, mau lo apa" geram april berbicara dengan laki-laki yang ada di depannya.

"mau lo mau lo, berani juga lo ya" ucap laki-laki itu membuat April mengkerutkan dahi, ia menatap laki-laki itu dari ujung kaki sampai ujung rambut, lumayan.

"arfanza" ucap laki-laki itu menyodorkan tangan. April dibuat bingung "tau" jawabnya.

"kalo lo tau kenapa lo berani banget sama gue" balas Arfanza dengan tangannya yang tak kuncung diterima April.

April terkekeh, ia tersenyum geli dengan Arfanza yang ada didepannya. "sama-sama makan nasi, ngapain gue takut" cibirnya lalu pergi.

"sialan" umpat Arfanza kesal karena tangannya dibiarkan tanpa jabatan.

"awas aja lo" batin Arfanza kesal

.⋆.⋆ 🌻˚.⋆.˚🌻˚.⋆.

Jangan lupa vote komennya ya<3
Happy Readingg👋🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samudra [IAF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang