Sudut Ruang Tamu

5 1 0
                                    

Terlihat beberapa orang di dekat ibuku. Ada nenek, kakek, pak po ( dalam bahasa Jawa pak po adalah panggilan untuk kakak laki- laki dari Ayah), dan adiku.

" Waalaikumsalam " jawab perempuan yang lebih muda dari ibu yang tidak lain adalah Tante ku.

"Ibuuu......"

Aku berlari menghampiri ibu ku yang sedang berbaring di sofa dengan kondisi kaki kanan di perban. Seketika itu pikiraku kacau aku hanya Bisa menangis menatapnya.

"Ibu kenapa" tanyaku Ter isak - isak

" Ndak papa" kata ibu sambil tersenyum

" Ibuk kok Ndak bilang, kok Ndak telfon Aish " tanyaku pada Ibu

" Ibukmu Ndak papa, tadi ada insiden aja" tutur Tanteku

" Ndak papa tapi kok diperban kakinya" tanyaku dengan khawatir

" Ngobrol dulu yuk di depan"

Tante menjelaskan kepada ku bagaimana kronologi kejadiannya.

" Jadi gini... Tadi waktu ibumu mau jemput Rizal ke sekolah, di jalan ada mobil pick up yang jalannya pelan, sedangkan ibu mu berada di belakang mobil karena tau mobilnya lagi banyak muatan. Sopir udah kasih aba aba ke ibumu biar bisa nyalip karena depan kosong. Tiba-tiba dari arah depan ada anak sekolah yang kenceng banget motora nya sampe nyerempet motor ibumu. Ya akhirnya ibukmu jatuh dari motor "

" Hiks... Hikss.. hikss jadi gitu ceritanya Tan. Terus tadi siapa yang nolongin?" Tanyaku

" Tadi itu ibumu pingsan, ada tetangganya pak po lewat. Terus nolongin ibukmu, di kasih minyak kayu putih sama air biar bangun. Dia nelfon ayahmu tapi dak diangkat akhirnya telfon pak po. Pak po buru buru pulang ambil mobil dibawa ke rumah sakit, di periksa sebentar terus dibawa pulang karena sama dokter boleh bawa pulang"

" Terus ayah tau ibu jatuh?"

" Ya tau udah tak wa tadi, sekarang lagi diperjalanan"

" Syukurlah kalo gitu Tan, tapi gapapa kan beneran tadi kata dokter?

" Udah tenang aja, ibu mu gapapa, ibu mu tadi cuma syok" kata Tante sambil mengelus pundak ku.

"Iya te, makasih ya udah dijelasin"

" Udah gausah sedih ya, itu Ndak luka cuma memar aja, senyum lagi dong nanti cantiknya ilang Lo"

" Apaan sih Tante masih bisa aja bikin aku senyum hiks.. hiks.. " ujarku sambil mengelap butir - butir air mata yang membasahi pipiku.

" Kak, udah Lo jangan nangis ya.. cup diem. Ibu gak papa kok"

" Iya iya udah nih cup diem, Lo juga jangan nangis juga ihhh "

"Mana ada gue nangis" sangga adiku sambil mengusap pojok matanya.

" Udah udah kalian jangan sedih lagi, kasihan ibu. Tante sama nenek kakek mau pulang bentar lagi ayah kalian pulang kok, Tante masuk dulu mau sekalian pamit sama Ibu"

" Iya te, makasih ya " ujarku sambil Salim

" Iya sama sama" balas Tante dengan senyum

*******

"Assalamualaikum ayah, ayah kapan pulang? " Tanyaku via telepon

" Waalaikumsalam, ayah dijalan ini macet"

" Yaudah kalo gitu, ayah hati- hati dijalan ya bentar lagi maghrib"

"Iya, bentar lagi nyampe"

"Yaudah, Assalamualaikum"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Garis Dan AlurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang