•01•

1.3K 163 4
                                    

Buku ini sudah di revisi, so enjoy~

Burung berkicauan, saling menyaut satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Burung berkicauan, saling menyaut satu sama lain. Dedaunan berjatuhan ke tepi jalan. Udara pagi itu berhembus cukup kencang. 15 menit sebelum bel sekolah berdering, murid-murid masih berlalu-lalang di area sekolah, menikmati waktu senggang sebelum jam pelajaran dimulai.

Baji Keisuke berdiri di depan cermin di toilet sekolahnya, menghela napas kesekian kali. Ia sudah berada di dalam sana cukup lama, masih berkutit dengan dasi yang digenggamnya. Biasanya, Chifuyulah yang bertanggung jawab atas hal ini, tetapi sayangnya pemuda pirang tak dapat hadir hari ini. Merasa frustasi, Baji hampir saja melayangkan tinjunya ke cermin di hadapannya.

"Sial. Kenapa Chifuyu bodoh itu tidak masuk sih? Kalau aku tahu dia tidak disini, aku tadi bisa meminta tolong Ibu." Baji bergumam kecil, menatap dasi di tangannya.

"Sekarang siapa yang akan memakaikan dasiku?" membuang napas lagi, Baji terduduk di depan cermin menatap pantulan dirinya, ia terlihat sangat konyol sekarang. Saking dalamnya ia termenung, pemuda itu tidak sadar akan kedatangan murid lainnya.

Murid itu berdeham untuk menangkap perhatian Baji. Namun pemuda itu masih saja sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Ekhm, permisi. Maaf Baji-san," Murid itu berjalan dengan langkah kecil, sangat berhati-hati menghampiri si senior. Suaranya sedikit bergetar, kedua tangannya saling menggengam guna meredam rasa takut.

"Baji-san." Panggilnya sekali lagi.

Mata Baji mengerjap beberapa kali, kedua alis tebalnya berkerut mendengar suara yang memanggil namanya.

"Ada apa? Siapa kau?" kedua mata tajamnya menatap murid itu dari pantulan cermin.

"Hm, Ma-maaf Baji-san, namaku Toru, aku adalah salah satu teman kelasnya Chifuyu-kun."

"Kau temannya Chifuyu?" Baji bertanya, yang dibalas dengan anggukan.

"Lalu, mengapa kau kemari temannya Chifuyu?" tanya Baji lagi.

"Begini Ba-Baji-san, Chifuyu-kun pernah bi-bilang kepadaku kalau dia sedang berhalangan tidak masuk sekolah, a-a-aku harus membantumu memakaikan dasi." Toru berkata, kedua matanya terpaku ke lantai toilet.

"Oh? Benarkah?" Baji lalu berdiri, menepuk-nepuk, menghempas celananya dari kotoran. Berjalan ke arah Toru dengan tangan menjulur ke depan, menyerahkan dasinya.

Toru sempat tertatih ke belakang saat kakak seniornya itu berjalan menghampirinya, tangannya bergetar kecil saat menerima dasi itu.

"Kalau begitu, tolong cepat pakaikan ya." Karena perbedaan tinggi mereka, Baji berdiri sedikit membungkuk agar Toru lebih mudah memakaikan dasinya.

Mata Baji memperhatikan bocah di depannya ini, sedikit bingung kenapa Toru terintimidasi sekali terhadapnya. Di lain sisi, Toru sedang mencoba membuat untaian dasi terbaik sepanjang hidupnya. Setelah 2 menit paling lama di hidup Toru berlalu, ia berhasil memakaikan Baji dasi yang rapi.

Circles | Baji Keisuke X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang