•09•

347 46 16
                                    

Y/n menatap kaos putih di tangannya cukup lama. Aroma maskulin dari kaos itu sangat kuat. Aroma khas Baji Keisuke.

Setelah Baji selesai membersihkan diri, Ibunya menyuruh sang gadis untuk berganti pakaian karena keadaan seragamnya yang sudah tak karuan. Sekarang, ia berdiri di kamar kecil dekat dengan kamar si pemuda.

Perasaan senang membuncah di dadanya, Y/n masih tak percaya bisa berada di sini. Setelah terpatung cukup lama, gadis itu akhirnya mengganti pakaian dan membasuh wajahnya yang penuh dengan darah.

Y/n menatap dirinya di pantulan cermin, kaos itu terlihat sangat besar di tubuhnya. Namun bibirnya tak berhenti mengulas senyum, "Hana pasti takkan percaya."

Tok! Tok!

"Y/n, kau baik-baik saja di dalam?" suara Baji terdengar dari luar pintu.

"Oh, iya! Sebentar lagi aku keluar."

Gadis itu mengecek penampilannya sekali lagi sebelum keluar ruangan, berjalan ke ruang tamu dan mendapati Baji terduduk di depan tv yang menyala.

Ia menoleh, sorot matanya menerawang tubuh Y/n dari atas kebawah, ujung bibirnya terangkat, "Ternyata kaos itu lebih cocok jika kau yang pakai, Y/n."

Wajah sang gadis terasa panas seketika, bibirnya ingin tersenyum tetapi ia tahan.

"Sini duduk," Baji menepuk tempat di sampingnya, "Ibuku sedang menyiapkan makan siang."

Y/n menggeleng, "Tidak apa-apa, Baji-kun. Aku membantu Ibumu saja."

"Tidak, Y/n! Kau tunggu di situ saja, istirahatlah!" sahut Ibu Baji dari dapur.

Baji terkekeh pelan, "Tuhkan!" ia menepuk tempat di sampingnya lagi, "Sini duduklah, Y/n. Kau butuh istirahat."

Si gadis berjalan menghampirinya, duduk perlahan. "Maaf ya aku merepotkanmu dan Ibumu, Baji-kun."

"Tidak sama sekali, Y/n," matanya masih terpaku di layar tv, "Malahan aku senang akhirnya kau bertemu dengan Ibuku."

Y/n menoleh heran, "Memangnya kenapa?"

"Ibuku berisik sekali, selalu memintaku membawamu kesini."

"Kau... bercerita tentangku?"

Baji terdiam sejenak, seakan saja baru menggigit lidahnya, lalu ia menoleh dengan senyuman kikuk, "Hm... Iya."

Gadis itu mengulas senyum, "Ya.. aku harap kau menceritakan hal yang bagus tentang diriku." Lanjutnya dengan tawa.

"Tentu saja. Semua tentangmu itu adalah hal yang bagus untukku." Ujarnya menatap Y/n lekat, "Tidak ada satupun hal yang buruk. Menurutku kau begitu sempurna, sangat sempurna rasanya tak adil untuk perempuan lain."

Y/n mengambil napas dalam, degupan di dadanya terasa sangat hebat. "Baji-kun.."

Apakah dia merasakan hal yang sama?

Baji membiarkan dirinya tenggelam dalam lautan iris cokelat milik sang gadis pujaan. Tanpa sadar pemuda itu memajukan kepalanya ke arah Y/n, kini pandangan pemuda itu mengarah pada ranumnya.

Gadis itu mematung. Ia tak dapat percaya ini benar-benar terjadi.

"Anak-anak!" sela suara Ibu Baji mengudara, membuat keduanya terperanjat dan saling menjauh. "Makanannya sudah siap! Kemarilah!"

Baji tertawa kikuk, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Hmm.. Ibu sudah memanggil. Ayo makan!" ujarnya bangkit begitu cepat, meninggalkan Y/n menuju dapur.

Dalam pikiran Baji terus mengutuk kebodohannya. "Aku terbawa suasana.." gumamnya sendiri.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Circles | Baji Keisuke X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang