•06•

511 90 7
                                    

Kora tertawa pelan, menyipitkan matanya, "Oh, Baji-san.. kau sudah kembali rupanya. Aku rasa kita berdua terlalu asik berbincang jadi tak sadar kau telah kembali."

Baji pun ikut tertawa, ketegangan di antara kedua pemuda sungguh mencekik. "Benarkah? Aku rasa Y/n tidak merasakan hal yang sama," ia tersenyum sinis, "Karena aku sudah kembali, silakan kau enyah dari sini."

Mata Baji berkedut, ia benar-benar ingin menghajar Kora saat itu juga. Tapi dengan keberadaaan Y/n membuat kenginginannya itu mustahil untuk dilakukan.

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi. Y/n Senpai, senang bisa berbicara denganmu, sampai jumpa lagi." Kora bangkit dari tempat duduknya, benar-benar mengabaikan Baji yang masih menatap dengan sinis.

Selama interaksi yang menegangkan antara Baji dan Kora terjadi, Y/n memilih untuk tidak bersuara. Gadis itu sadar mungkin Baji bertingkah seperti ini karena menyadari ketidak-nyamanannya.

Begitu Kora pergi, Baji duduk kembali. Wajahnya terlihat kesal, ia menarik napas yang dalam guna menenangkan diri.

"Siapa itu? Kau mengenalnya?" tanya Baji.

"Aku tak begitu mengenalnya Baji-kun, beberapa hari yang lalu dia memintaku untuk menjadi tutornya, bahkan kalau pun aku mau, aku tidak bisa karena dia adalah seorang junior, jadi aku menolak. Tapi aku rasa dia tidak menerimanya dengan baik."

Baji mengangguk, "Ada yang aneh dengannya. Aku sarankan kau jangan terlalu dekat dengannya, Y/n."

"Ya, kurasa begitu," Y/n mengangguk, "Cukup tentang dia, di mana minumanku, Baji-kun?" ia tersenyum, mengalihkan pembicaraan.

Baji terkekeh, "Aku lupa, ini minumanmu, Tuan Puteri."

Setelah pertemuan yang tidak menyenangkan dengan Kora itu, Baji memutuskan untuk memulai penyelidikan dengan bantuan Chifuyu. Ia tidak bertindak sejauh ini atas dasar kecemburuan semata, Baji merasa ada yang tak beres dengan Kora, dimulai dari caranya yang terkesan agresif mendekati Y/n.

Suatu malam setelah rapat Toman, Baji dan Chifuyu duduk di depan sebuah convenience store, dengan minuman ringan di tangan.

"Ada yang aneh dari orang itu Chifuyu, aku tak suka dia berada di dekat dengan Y/n."

"Apakah rasa tidak sukamu ini karena perasaanmu terhadap Y/n-chan? Kau menyukai Y/n-chan, jadi wajar kalau kau merasa terancam, Baji-san." Ucap Chifuyu.

"Bukan karena itu, bodoh! Hm.. iya, itu juga sih," Chifuyu berdecak, "tapi aku rasa ada yang tak beres darinya."

"Apa yang kau tahu tentangnya?" Tanya pemuda itu lagi.

"Namanya Kora, dia berasal dari kelas 1-2 dan aku pernah mendengar bahwa dia adalah salah satu anggota gang Valhalla."

"Ha? Kenapa kau baru memberitahuku soal itu?"

Chifuyu mengangkat bahu,"Kau baru bertanya."

"Kebetulan sekali, bukan? sebentar lagi Toman akan melawan gang Valhalla."

Chifuyu terkekeh, "Kau bisa menghabisinya saat itu, Baji-san."

Baji mengukir senyum kecil, otaknya kini dipenuhi oleh bayangan Kora mengerang kesakitan terbaring di tanah.

"Semua ada waktu dan tempatnya, Chifuyu.. sebaiknya dia berdoa ketika hari itu datang."

***

Sorak-sorai penonton yang begitu keras menandakan teriknya matahari tak menjadi penghalang. Semangat para murid untuk berpatisipasi dalam Sport Day di sekolah begitu meriah.

Circles | Baji Keisuke X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang