BAB 2

519 84 8
                                    

2. Seribu Mimpi, Seribu Usaha

Bagi Kim Jongin kehidupan adalah masalah dan tantangan yang akan terus ada (datang dan pergi silih berganti.) Kalau bukan dirinya sendiri yang memutuskan untuk memulai, semua mimpi hanya tinggal wacana saja.

Dia juga tetap percaya bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan dirinya sejauh apapun dia melangkah, maka selain berusaha, dia akan membiarkan Tuhan menuntun dirinya dari rasa bimbang. Maka dari itu disela-sela kesibukannya, dia akan terus berdoa, dan memohon agar Tuhan selalu memberkati dirinya dan orang-orang yang dia cintai setiap saat.

Tetapi bagi Sehun, kehidupan sesederhana dia melihat lautan. Umpamanya ada pasang surut, tetapi diujung sana ada keindahan yang menanti dirinya. Tak ada yang tahu sudah berapa jauh dia melangkah, tetapi suatu hari dia akan tahu sudah dimana dia berada. Sekarang hidupnya bersama Jongin adalah kehidupan baru yang tidak hanya musti dia jalani, tapi juga musti dia jaga sepenuhnya agar keluarga kecilnya ini selalu baik-baik saja.

Dia percaya jika Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dirinya. Ketenangan batin dia dapatkan ketika dia mencurahkan semuanya kepada Tuhan, tak hanya pada saat ibadah mingguan, tetapi tiap saat dia merasa butuh, maka dia akan berdoa.

Sepulang dari gereja yang tak jauh dari apartemen mereka. Kedua orang itu memutuskan untuk berbelanja-Sehun baru gajian, dan kebetulan ini saatnya mereka belanja mingguan.

"Nanti kita pulang naik taksi saja, ya." Kata Sehun, ketika melihat Jongin yang menahan pegal di kakinya.

"Tidak, aku masih kuat." Jongin menyahut cepat. "Lagipula kita harus berhemat, kan?"

Sehun tersenyum, meskipun dalam hatinya dia mencelos. Dia seorang pria, seorang suami, bagaimana bisa dia membiarkan istrinya yang sedang hamil harus menahan lelah seperti itu?

"Kau mau makan apa?" Tanya Sehun, mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Sup ayam?" Jongin menjawab dengan senyum di wajahnya. Tangannya bertautan dengan tangan Sehun begitu erat. Dia mau menunjukkan kalau saat ini dia sangat senang sekali.

"Ok, kita beli bahannya. Nanti aku yang masak untukmu." Kata Sehun, seraya mengusap lembut pucuk kepala Jongin.

...

Hand in my hand

And we promised to never let go

We're walking a tightrope

...

"Heuh, menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heuh, menyebalkan."

Lee Hongbin melangkah gontai, wajahnya terlihat lelah-sama sekali tidak bersemangat meskipun dia masih terhitung muda. "Teruslah bernapas, Sehun." Katanya, masih tak lupa menyemangati Sehun seperti biasa.

Sehun sedang membersihkan etalase kaca. Toko belum buka, masih harus prepare sebelum pelanggan masuk.

"Ada apa, hyung?" Tanyanya, ingin tahu.

TIGHTROPE (HUNKAI TRILOGI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang