8. Apapun Pasti Ku Lakukan
"Ku dengar istrimu sebentar lagi melahirkan." Kata bibi pemilik kedai minum soju sambil bertolak pinggang.
"Betul." Sehun menjawab, masih fokus dengan pekerjaannya.
Wanita pemilik kedai itu meminta Sehun memasang instalasi untuk lampu-lampu penuh warna di depan pintu masuk kedainya.
"Kau bisa melakukan banyak hal. Masih muda pula. Sayang sekali kau tidak lanjut ke jenjang yang lebih tinggi."
"Sudah ku putuskan begitu, bi." Kata Sehun, nadanya masih dia buat ramah. Meskipun dia agak jengkel dengan wanita bermarga Lim itu.
"Oh, lagipula kau pekerja keras juga. Pasti ketemu saja jalannya." Sahut Bibi Lim. "Umurmu berapa sih?"
"Tahun ini 19 tahun." Sehun menjawab, dia menggerutu ketika tak sengaja tangannya kena setrum.
"Woh, hati-hati, nak Sehun."
Sehun menjadi kesal sekali. Wanita itu sudah tahu dia kena setrum, tetapi masih juga berbicara-tidak mau membiarkan Sehun fokus dengan pekerjaannya.
....
Sehun pulang agak telat sore itu. Dia diminta bibi Lim membantunya memasang instalasi. Dan Jongin pun sudah tahu hal itu. Semakin dekat dengan persalinannya, semakin keras usaha Sehun mencari uang.
Suaminya duduk di sofa dengan kancing kemeja yang terbuka asal. Wajahnya tampak lelah, dan berkeringat. Sesekali dia akan menarik napas panjang-mengatur napas agar dia bisa merasa lebih baik.
Jongin datang dengan segelas jus jeruk. Senyumnya membuat Sehun ikut tersenyum. Meskipun lelah, melihat Jongin semuanya tidak akan dia rasakan. Jongin sudah seperti mood booster di hidup Sehun.
"Hari ini aku masak sup rumput laut dan tahu saus asam manis. Kau pasti suka."
"Aku mau mendinginkan badan dulu. Wah, rasanya capek juga yah punya side job begini." Sehun berkata.
Jongin dengan perhatian memijat lengan kokoh Sehun. Dulu kulit putih itu mulus tanpa cela. Sekarang kulit Sehun-meskipun masih putih, ada beberapa bekas luka hasil dari kerja kerasnya. Entah memanggul barang di pasar, atau membantu para tetangga memasang ini dan itu.
"Mandilah dulu, habis itu makan. Mau ku masakin air hangat?" Tanya Jongin, lembut.
Sehun menggeleng. Tak lupa memberikan kecupan penuh cinta di wajah Jongin.
"Air dingin jauh lebih baik kalau lagi seperti ini."
"Ok..aku siapkan makanannya dulu."
...
Begitu mereka selesai makan malam. Jongin bergelayut manja di bahu Sehun, yang mana pria itu sedang menonton acara TV lokal sambil makan kacang goreng.
Jongin agak bingung, kenapa dia jadi semakin manja pada Sehun akhir-akhir ini. Tetapi Sehun juga tidak marah, dia malah senang dengan sikap manis Jongin yang bermanja-manja itu.
"Besok ingatkan aku buat ke rumah paman Jung." Kata Sehun, disela-sela mengunyah.
"Mau apa?" Tanya Jongin, wajahnya yang cantik itu sedikit penasaran.
"Dia mau pindah unit. Kebetulan unit barunya itu agak sedikit bermasalah."
"Bermasalah?" Beo Jongin.
Sehun mengangguk, dia menjelaskan kalau unit baru milik paman Jung kelewatan bermasalahnya. Saluran airnya mampet dan wastafelnya sama sekali tidak berfungsi.
"Eh, Sehun." Jongin tiba-tiba saja ingat. "Aku tiba-tiba mau makan cumi tepung. Apa aku boleh pergi ke pasar lagi?"
"Kenapa tidak di supermarket saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGHTROPE (HUNKAI TRILOGI)
Fiksi PenggemarLanjutan dari kisah Sehun dan Jongin setelah memutuskan untuk kawin lari. Menikah muda, pertengkaran, salah paham, hingga kelahiran buah hati pertama mereka. *** jangan lupa vote dan comment🙏