BAB 1

1K 93 5
                                    

1. Kabur Dari Rumah.

Some people long for a life that is simple and planned

Tied with a ribbon

Some people won't sail the sea 'cause they're safer on land

To follow what's written
But I'd follow you to the great unknown
Off to a world we call our own

....

Sehun kabur dari rumah ketika semuanya sudah dia berikan untuk keluarganya. Lulus dari sekolah dengan nilai yang sempurna dan membuat namanya terpilih ke dalam list mahasiswa kedokteran Harvard.

Tak ada satupun yang menyadarinya-mereka mengira Sehun ikut perpisahan dengan teman-temannya. Hingga selama 7 hari, Sehun tak juga pulang dan membuat keluarganya khawatir.

Tetapi ia meninggalkan surat untuk ayahnya, agar tidak lagi mencari dirinya karena dia sudah menyelesaikan tugasnya untuk lulus ujian dan menjadi kebanggaan keluarganya dengan terpilihnya dia menjadi mahasiswa Harvard.

Semua sudah dia selesaikan dengan baik. Kini sudah saatnya dia menentukan apa yang dia mau. Hal yang membuat ayahnya merasa dia telah membuat putranya semakin tertekan.

Begitu juga dengan Jongin. Dia menuliskan pesan bahwa dia dan Sehun ingin menentukan hidupnya bersama. Dia hanya tak kuasa menahan diri untuk tidak berbicara dengan ibunya-meskipun dia sangat menyayangi sang ibu.

Perasaan marah pada sang ibu, juga jijik dalam dirinya yang setiap kali mengingat dirinya diperkosa oleh ayah tirinya sendiri. Itu seperti berbagi lelaki yang sama dengan sang ibu-Jongin tidak bisa, hatinya hancur, dan itu menyakiti perasaannya.

Keduanya memutuskan untuk hidup bersama. Dan meminta keluarga mereka untuk tidak mencari mereka.

"Wah." Sehun memandang hasil kerja Jongin yang sedang duduk seraya memasang kancing tambahan di kemeja Sehun. "Aku tak sangka kau pandai sekali menjahit."

Jongin mengangkat bahu, namun senyum terpatri di wajahnya. Sehun baru saja pulang kerja, di tangannya ada kantung plastik berisi sayuran dan seekor ikan.

Kehamilan Jongin sudah berjalan 6 bulan. Perutnya sudah membesar, dan 3 bulan lagi bayi mereka lahir. Sehun sudah terbiasa untuk pergi bekerja di toko buku. Dengan gajinya, dia bisa membiayai kehidupan mereka dan persiapan kelahiran calon buah hati mereka.

Dia tak pernah bermimpi akan seperti ini. Menikah diusia 18 tahun, tidak lanjut kuliah, dan hidup dalam serba keterbatasan. Meskipun Jongin sudah terbiasa, sebagai seorang suami, jelas Sehun merasa dia belum bisa membahagiakan istrinya itu.

"Tadi siang nenek Geum datang berkunjung. Dia sepertinya memintamu untuk membetulkan keran airnya yang bocor." Kata Jongin, seraya meletakan Segelas air di atas meja makan.

Mereka tinggal di apartemen mendiang ibunya Sehun. Apartemen tua, tetapi masih sangat layak untuk ditinggali. Apartemen dengan dua kamar, dulu dia tidur di salah satu kamar itu. Sementara ibunya tidur di kamar yang saat ini ditempati olehnya dan juga Jongin.

"Aku sudah sarankan untuk ganti. Tapi dia bilang itu keran air peninggalan suaminya. Jadi hanya ditambal dan ditambal. Bagaimana mau betul." Kata Sehun, seraya meneguk air mineralnya. "Dia sangat sentimentil."

Jongin terkekeh pelan. Di jari manisnya melingkar cincin emas pemberian Sehun sebagai cincin pernikahan mereka.

"Dia cerita suaminya sangat tampan dan mencintainya. Dia bilang aku akan seperti itu jika kita tua nanti." Kata Jongin.

Meskipun hamil, Jongin masih saja beraktivitas seperti biasa. Dia hendak memasak sayur dan ikan goreng. Menu makanan mereka malam ini. Lebih tepatnya menu makan Sehun untuk malam ini dan kalau tidak habis, sisanya bisa di makan untuk sarapan.

TIGHTROPE (HUNKAI TRILOGI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang