Janji suci sudah diucapkan. Cincin sudah dipasangkan ke jari manis masing masing. Kini, kedua manusia berbeda gender itu saling mendekat.
Tudung transparan yg menutupi wajah menawan sang gadis di balikkan.
Sang mempelai pria mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir sang gadis dengan singkat.
Setelahnya, acara selesai.
Sang mempelai pria berbalik dan pergi begitu saja. Menyisakan sang gadis sendirian di atas altar yg sunyi.
Sungguh... Pernikahan yg menyedihkan.
.
.
.
.
.
.
.Seorang gadis sedang duduk di salah satu kursi cafe. Dia menyeruput kopinya yg masih panas dengan pelan.
Seseorang datang dan duduk di seberangnya bersamaan dengan sang gadis yg meletakkan gelas kembali ke meja.
"Sudah lama" ujar orang itu.
Tatapan sang gadis beralih dari gelas ke orang di depannya.
Senyuman sendu terukir di wajah orang itu. Nampak sangat menyedihkan.
"Bagaimana kabar nee-chan?" Tanya orang itu.
Sang gadis yg merupakan kakak dari orang itu memberikan senyuman tipis.
"Baik. Kau sendiri?" Dia balik bertanya.
Orang itu hanya diam. Dia menunduk dan mengangguk kecil.
Keduanya kembali saling diam. Sang gadis yg merasa tak nyaman dengan kecanggungan ini pun berdehem.
"Ada apa kau memanggilku ke sini?" Tanyanya to the point.
Orang itu justru semakin menunduk. Dia terpuruk. Merasa bersalah dengan sang kakak.
"..... Ayah memintamu pulang" jawab orang itu pelan, namun masih bisa didengar oleh sang gadis.
Gadis itu diam. Wajahnya nampak datar dan tatapannya terasa begitu kosong.
Hal itu membuat orang itu tak tega.
Tapi apa daya? Mereka berdua tau kalau menolak perintah ayah mereka adalah hal yg buruk."Untuk apa ayah memintaku pulang?"
Orang itu menggeleng dan mendengus.
"Maaf nee-chan. Aku juga belum diberitahu. Ayah hanya bilang kalau aku harus membawamu pulang"
Gadis itu menghela panjang, lalu mengangguk. Toh, menolak pun percuma. Ayahnya pasti akan membawanya pulang bagaimanapun caranya.
"Baiklah. Aku akan pulang"
Seorang perempuan dan laki laki berdiri di depan pintu besar. Atau lebih tepatnya ruangan ayahnya.
Seorang pelayan membuka pintu dan mempersilahkan keduanya masuk.
Setelah masuk, keduanya membungkuk hormat pada sosok sang ayah yg sedang duduk tenang di kursinya.
"Selamat datang, (Y/n), Araki" sapa sang ayah dengan wajah datarnya.
Perempuan dan laki laki yg bernama (Y/n) dan araki itu hanya menjawab dengan anggukan seperti biasanya.
Pelayan tadi kembali menuntun mereka untuk duduk di sofa yg ada di ruangan itu.
Ayah dari kedua kakak beradik itu berdiri dari kursinya dan beralih untuk mendudukkan diri di sofa seberang mereka.
"Ekhem. Ayah tidak akan basa basi karena itu tidak penting. Perusahaan kita bekerja sama dengan bonten" jelas sang ayah santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doll {Haitani Rindou X Reader}
RomanceBonten AU. pertunangan yg menyedihkan ini... apakah aku bisa mengatasinya? atau, apakah aku akan menyerah? ah... mirisnya nasibku. Tokyo Revengers belongs to ken wakui. Bonten. Reader insert. fanfiction