Wrath

1.6K 290 50
                                    

Lagi dan lagi.
Sekarang sudah lewat 1 bulan dan rindou tidak pernah ada di rumah.

Dari apa yg dibilang ran, rindou menolak untuk pulang dan tidur di rumah lain bersama pacarnya.

(Y/n) tentu sedikit tertekan dengan semua ini.
Adiknya sedang pergi ke luar negri untuk urusan bisnis sementara kazutora dan chifuyu akhir akhir ini harus kerja lembur di pet shop karena banyaknya pembeli.

Pekerjaan (Y/n) juga sudah diselesaikan dengan cepat.

(Y/n) melirik ke arah rin yg sedang tidur dengan nyenyak di sofa.

Helaan panjang terdengar. (Y/n) menyadarkan tubuhnya di dinding sementara tangannya menggulir layar dengan malas.

"Apa aku jalan saja ya?" Gumamnya di saat melihat berita ttg sebuah panti asuhan yg terbakar.

"Sekalian saja memberi sumbangan" lanjutnya yg kemudian langsung bersiap ke kamar.

Karena cuaca hari ini yg agak panas, (Y/n) menggunakan dress putih selutut dan tanpa lengan.
Dia juga menyanggul rambutnya dan menyisakan sedikit di sisinya.

Tas selempang kecil dia pakai dan sekarang dia hanya perlu memakai heels berwarna coklat miliknya dan selesai.

Setelah mengunci rumah, dia berjalan menuju tempat yg katanya adalah panti baru untuk menggantikan panti sebelumnya.

Dari berita yg (Y/n) baca, panti baru itu dibangun oleh seorang dokter anak.

Identitasnya selain profesi tidak pernah diberitahukan. Dan karena itu (Y/n) jadi sedikit penasaran. Jadi sekalian saja ke sana untuk menyumbang.

Setelah salah jalan beberapa kali, (Y/n) akhirnya sampai di depan panti. Lebih tepatnya di depan gerbangnya.

Gerbangnya terbuka lebar, memperlihatkan sebuah halaman yg dipenuhi anak anak yg sedang bermain dengan ceria.

Suara tawa mereka terdengar. Beberapa juga ada yg berbincang dengan senang.

Tatapan (Y/n) melembut ketika melihatnya.
Walaupun mereka yatim piatu, mereka terlihat sangat bahagia.

Sangat berbanding terbalik dengan dirinya memiliki orang tua tapi terasa tidak ada.
Kehidupannya juga berat dan dipenuhi dengan kesengsaraan.

Rasanya sesak. Jika diingat kembali, (Y/n) tidak pernah sekalipun merasa bahagia bersama keluarganya. Toh, tidak ada yg peduli dengannya.

Untunglah araki masih ada di sampingnya selama ini. Kalau tidak, (Y/n) yakin dia akan bertindak bodoh dengan mengakhiri hidupnya sendiri.

Tap

Sebuah tepukan pelan di bahu sukses membuat (Y/n) terpekik kaget dan berbalik dengan waspada.

"Umm... Maaf mengejutkanmu?"

Seorang pria yg mungkin seumuran dengannya berujar dengan bingung.
Ada terbesit rasa bersalah di hatinya karena sudah membuat (Y/n) terkejut.

(Y/n) menurunkan kewaspadaannya dan tersenyum kecil. Dia tidak tega saat melihat ekspresi sedih orang itu.

"Tidak apa apa" ujar (Y/n) santai.

Ekspresi pria itu menjadi cerah. Dia tersenyum lebar dan menyodorkan tangannya.

"Salam kenal. Namaku Kevin Scamath"

"Ha- Ozaki (Y/n). Salam kenal" (Y/n) menjabat tangan kevin.

Tangan dijauhkan, kevin melipat tangan di depan dada.

"Jadi... Apa yg anda lakukan di sini?" Tanyanya sopan.

"Tidak usah terlalu formal" (Y/n) terkekeh.

Mengerjap beberapa kali, kevin ikut terkekeh.

Doll {Haitani Rindou X Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang