(Y/n) berjalan masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan apapun. Dia lalu memgunci kembali pintu dan melepas sepatunya.
Ditatapnya sekitar yg terlihat gelap seperti biasa dan itu berarti Rindou tidak ada di rumah.
Helaan pelan (Y/n) keluarga. Dia sudah terbiasa dengan ini, tapi rasanya aneh saja tinggal di rumah seseorang yg tak memiliki tuan rumah.
Dan dia juga merasa sedikit sedih. Rasanya lebih mending di siksa daripada tidak dianggap.
(Y/n) tidak menyukai perasaan seperti itu.Mengabaikan seluruh perasaannya seperti biasa, (Y/n) melakukan rutinitas malamnya seperti mengganti pakaiannya dengan gaun tidur dan menyisir rambutnya.
(Y/n) menaiki kasur. Merebahkan diri, dia menyelimuti tubuhnya hingga menutupi setengah wajah.
Beberapa menit berlalu, (Y/n) tidak bisa tidur sama sekali. Alhasil, dia mengambil sebuah buku dari bawah kasur dan pergi ke balkon kamar.
Di luar, dia mendudukkan diri di pojok balkon dan membiarkan angin menerbangkan helaian rambutnya.
Dengan pencahayaan yg minim, dia membaca buku dengan mudah layaknya sudah hapal dengan isinya.
Ya... (Y/n) tidak masalah dengan udara malam yg dingin dan dengan tempat duduknya yg tidak jelas. Toh, dia sudah sering seperti ini sejak kecil.
Di pagi, siang dan sore hari (Y/n) pasti disibukkan dengan masalah masalahnya.
Satu satunya waktu dimana dia bebas hanya di malam hari. Dan karena itu juga dia sering menikmati angin malam seraya membaca buku di tengah malam.
Lembar demi lembar telah dibalikkan. Jam sudah menunjukkan pukul 06:00.
Setelah semalaman membaca buku favoritnya itu, dia menutupnya dengan perasaan lega dan senyuman lebar.
Dia berdiri, menatap matahari yg berhadapan langsung dengannya dengan mata disipitkan sebelum akhirnya memasuki kamar.
Di dalam, dia meletakkan bukunya di kolong kasur seperti biasa dan langsung memasuki kamar mandi.
(Y/n) tidak memerlukan waktu lama untuk mandi. Dia selesai dalam hitungan menit dan langsung bersiap untuk bekerja.
Seharusnya, (Y/n) sudah berhenti dari pekerjaannya karena itu salah satu permintaan bonten jikalau (Y/n) menikahi rindou.
Namun karena (Y/n) tidak ada kerjaan apa apa di rumah dan rindou tidak pernah memperdulikannya, mikey pun mengizinkan (Y/n) untuk ttp bekerja.
Tentunya dengan syarat, (Y/n) harus menjaga rahasia ttg Bonten apapun itu.
(Y/n) mah justru bahagia karena tidak harus memikirkan Bonten sama sekali, karena itulah dia sangat berterima kasih pada mikey.
Kalau boleh jujur, dari sekian banyaknya anggota bonten, dia hanya dekat dengan mikey dan ran.
Mendengus, (Y/n) menggeleng untuk menghentikan pikiran tak bergunanya. Sekarang, dia harus fokus pada pekerjaannya.
.
.
.
.
."Ozaki-san, bisakah anda lebih dekat lagi dengan shiba-san?" Seorang fotografer mengisyaratkan pada kedua model di depannya untuk lebih mendekat.
(Y/n) yg mendengar itu hanya bisa tersenyum canggung dan melirik ke arah hakkai yg merupakan partnernya dalam pemotretan kali ini.
Dia tau kalau hakkai itu sulit dekat dengan perempuan dan karena itu (Y/n) jadi tidak tega.
Tapi namamya pekerjaan yg pekerjaan. (Y/n) berdehem pelan, membuat hakkai menoleh dengan ekspresi sedihnya.
"Maaf atas ketidak nyamanannya hakkai. Tapi untuk sekarang, kau harus bisa mengendalikan rasa malumu, ok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Doll {Haitani Rindou X Reader}
RomanceBonten AU. pertunangan yg menyedihkan ini... apakah aku bisa mengatasinya? atau, apakah aku akan menyerah? ah... mirisnya nasibku. Tokyo Revengers belongs to ken wakui. Bonten. Reader insert. fanfiction