16 Agustus, semua berkumpul di salah satu ruang baca Perpustakaan Sentral Klan Bulan untuk mengisi waktu di sore hari. Ali, Raib, dan Seli juga berada di sana, walaupun tidak semuanya berada dalam satu ruangan karena perbedaan minat baca.
"Jadi, besok kalian libur?" Av membuka percakapan.
Mereka bertiga mengangguk. "Besok tanggal 17 Agustus adalah peringatan hari kemerdekaan di negara kami," jawab Seli.
"Kemerdekaan? Semacam pembebasan?" Timpal Panglima Tog.
Seli menggaruk rambutnya, "Iy-ya semacam itulah." Panglima Tog mengangguk.
"Biasanya kalau kemerdekaan, di sana ada apa? Perayaan?" Ilo tampak tertarik dengan percakapan.
"Ada upacara penghormatan dan perlombaan untuk memeriahkan acara." Dengan senang hati
Seli menjawab pertanyaan Ilo.
"Tidak berguna, membuang waktu, dan aku juga tak peduli." Batozar menyahut tak sopan, dia berbicara tanpa melihat ekspresi Seli dan Raib yang kecewa.
"Wahhh, perlombaannya ada apa saja? Membuat kapsul? Lomba sepak bola terbang?" Panglima Zaf ikut menimpali.
Raib mengusap wajahnya sambil menyeringai. "Tidak ada lomba seperti itu di Klan Bumi." Jangankan lomba begitu, kapsul saja belum ada. Raib membatin.
"Lantas lomba apa?" Dahi Ilo tampak mengerut. "Apakah mendesain pakaian? Boleh juga ikut, pakaianku tak akan tertandingi hohoho!"
"Lomba tarik tambang, makan kerupuk, lomba bawa kelereng, memindahkan belut, dan masih banyak lagi." Seli menyebutkan satu persatu lomba yang biasanya diadakan warga klan Bumi.
"Hah? Lomba apa itu?" Ily yang sedari tadi membaca menengok.
Raib dapat melihat tatapan Seli yang sedikit berbeda saat Ily antusias terhadap penjelasannya, seakan sumringah. Seli pun mengambil ponselnya, lalu menunjukkan kumpulan video saat perlombaan berlangsung.
5 menit menonton, Panglima Zaf dan Ilo berdecak kagum.
"Amazing! sepertinya seru jika ada yang mengadakannya di Klan Bulan. Sayangnya di sini tak ada yang seperti itu," ucap Panglima Tog.
Seli mengangguk setuju, "Memang seru! Apalagi lomba memindahkan belut, pasti akan heboh. Karena pasti itu sangat licin!"
"Bagaimana kalau kita ikut merayakannya? Bukankah kalian ingin mencobanya? Kita buat lomba seperti ini juga dihalaman rumah Ilo, lalu kita ajak yang lain, bagaimana?" Usul Panglima Zaf.
"Great idea." Panglima Tog menjentikkan jarinya. Selena mendelik, "Sejak kapan kau bisa berbahasa Klan Bumi, Tog?"
Tog tertawa, "sejak aku menonton salah satu film Klan Bumi bersama Seli, kupikir, keren juga kalau aku bisa banyak bahasa."
Selena merotasikan matanya jengah. "Lebih baik tidak usah Tog, tidak berguna. Siapa juga yang mau mengajak lelaki teledor nan ceroboh, pemalas, dan sok antusias sepertimu itu?"
"Lagipula calon istriku juga warga Klan Bumi." Selena terlihat menggigit bibir, dia pun dan menghindari pandangan semua orang.
"Siapa ya kira-kira calon Istri Panglima Tog," ujar Seli ikut memanas-manasi.
"Mungkinkah itu kau, Seli?" Ali nyengir, sedangkan Seli melotot tajam.
"Dia itu milikku——" Semua menatap tak percaya ke arah Ily. "Ehh bukan, tas yang di sebelah Ali itu milikku. Tolong kemarikan." Muka Seli sudah memerah.
"Hacciw!" Suara bersin Batozar membuat suasana gaduh, Seli dan Selena pun bisa menghela napas lega karena terbebas dari "kejulidan netizen seluruh dunia paralel".
KAMU SEDANG MEMBACA
Selena: I'm (Not) Perfect
FanfictionKenyataan pahit yang selalu membuat pikiran Selena berputar. Hatinya selalu tertohok, bibirnya akan terkunci rapat. Hingga hadirlah seseorang yang tak ia sangka ada. Setetes harapan yang bercahaya di lubuk hati Selena. * "Aku mencintaimu." katanya b...