Prolog

783 70 11
                                    

Selena menikmati semilir angin malam hari, Tog juga menikmati hal serupa.

Mereka memutuskan duduk dibangku taman kota, "Kau mau teh hangat Selena?" Tawar Tog. Selena menoleh, "memang kau tau cara membeli minuman di klan Bumi, Tog?" Selena menyeringai.

"Eh? Bukan kah sama seperti di Klan Bulan?" Tog menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Selena terkekeh pelan, "ini Klan Primitif Tog, kau tak akan mengerti"

Tog nyengir.

Selena menatap bulan, niat nya hendak menenangkan hati nya, tapi justru bayang-bayang masa lalu menyakitkan yang didapatkan nya.

19 tahun yang lalu.

Malam sunyi, kesiur angin terasa menusuk tulang. Gerimis membasahi permukaan, disertai kilat yang menyambar-sambar.

Di tempat jauh dari kerlipnya Klan Bulan. Melewati gang sempit, berserakan sampah. Sebuah kontrakan berdiri di tengahnya.

Suara teriakan susul-menyusul dengan bantingan benda. Orang-orang mulai panik dengan apa yang terjadi, meraih payung dan mendekati kontrakan bernomor seri 06.

Setengah meter dari teras rumah, warga langsung berbalik bersamaan. Entah ada mantra pelindung apa, mereka seolah tak menjadi linglung dan tak ingat apa yang akan mereka lakukan.

Di dalam, seorang pria berbadan kekar. Dengan bahasa yang tak terdaftar dan tak dikenali, sedang meluapkan emosinya.

"Dasar kau! Seharusnya kita tak mengikuti kemauan gilamu. Lihat! Apa yang terjadi padaku?" ujarnya sambil menunjuk-nunjuk wanita di depannya. Giginya bergemeletuk, napasnya memburu. Sejumput rambut berminyaknya yang belum sempat dicuci jatuh menutupi dahi.

Namun meskipun begitu, wanita itu tetap setenang air. Sekeras karang. Tak terusik sedikitpun dengan amarah pria tersebut.

"Aku akan memperbaiki semuanya," kata wanita itu.

"Memperbaiki apa maksudmu?" pria itu terkekeh, "Ini sudah terlambat, Selena. Kau pikir semua akan membaik kalau kau ikut campur?!" dia membentak di akhir kalimat.

Tangan Selena yang terkepal bergetar. Dia menggigit bibir bawah, mencoba mengumpulkan keberaniannya yang tercecer.

Mata yang masih terbaring lemah di ranjangnya menggeleng, berujar cepat, "Hentikan, Tazk ... kumohon. Ini bukan kesalahan Selena, uhuk!" Mata mengeluarkan darah.

Seperti kebakaran jenggot, Tazk panik. Dia mendekati Mata, masih membentak Selena yang dalam posisi serba salah. Tazk meminta bantuan, tapi dia dilarang menyentuh Mata.

"Ambil sesuatu bodoh! Lamban sekali pikiranmu. Apakah kau masih butuh pemaparan lebih jelas?"

"A-aku—" tenggorokan Selena bergetar. Matanya berkaca-kaca. Dia mengedarkan pandang ke sekeliling, mencoba mencari apapun yang dapat digunakan untuk membantu Mata.

Tapi tidak ada apapun. Selena menggigit bibir bawah, pikirannya blank. Bagaimana ini? Apa yang bisa ia lakukan untuk membantu sahabat terbaiknya?


TBC~

Selena: I'm (Not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang