Kapsul milik Prajurit Bayangan telah mendarat di KMPG RMBTN. Sebuah lokasi kumuh di Klan Bulan. Mereka menggunakan mode menghilang supaya tidak menarik perhatian, jarang loh ada tamu penting ke sana.
Miss Selena segera mengikat rambut karena sedikit gerah. Tog yang tanpa sengaja melihat leher jenjang yang mulus itu seketika tersentak dan tercenung untuk beberapa saat. Dia buru-buru menarik kalet gelang seribuan itu hingga rambut Selena kembali tergerai.
"Ck!" Dia memasukkan benda tersebut ke saku jubahnya.
Selena ternganga, "TOG! BISA TIDAK SIH KAU JANGAN GANGGU!" Kaki panjangnya hampir menendang Tog jika saja pria itu tidak gesit menghindar.
"Diam kau, jalan cepat!"
Pipi Selena kembali bersemu merah. Dia menelan ludahnya karena melihat ekspresi Tog yang benar-benar serius. Selena pun menghela napas pasrah, diam-diam terkikik karena masih punya karet gelang.
"Jangan ge-er, aku cuma risih melihat tahi lalat di lehermu itu," ucap Tog sadis, Selena keheranan karena tak merasa memilik tahi lalat.
Batozar yang mengamati itu memutuskan berujar, "Lebih baik patuhi saja. Jangan mengundang jika tak mau celaka."
"Terima kasih Master B," balas Selena agak kikuk.
"Ngomong-ngomong, Tog posesif juga ya. Eits jangan baper, lama tak punya pasangan membuat ia sedikit sadis. Tapi kalau sudah kepincut, kamu nggak akan bisa lari lagi."
"Kok aku sih, dasar!" Dia merutuki Batozar.
Batozar dengan tidak berdosanya kembali menceletuk, "Dan sampai sekarang aku masih belum terbiasa melihat rona merah di wajahmu Selena. Wahai, aku tidak menyangka guru matematikanya trio begundal bisa baper karena hal sepele seperti itu."
Dan lagi-lagi, warna merah menjalari pipi hingga leher Selena. Tog yang juga mendengarkan ucapan Batozar kontan menoleh, lantas tercekat melihat itu.
Sedetik kemudian, jiwa jahilnya kembali bangkit. "Wah, kau baper padaku, Len?
"Hah? Tidak ada gunanya aku begitu." Dia memalingkan muka sok-sokan.
"Benarkah?" Tog mengangkat sebelah alisnya. "Lalu rona merah di pipimu itu--"
"AKU KESAL DENGANMU TOG! MAU KUPUKUL LAGI KAU?" jantungnya makin berdebar tak karuan mendengar itu.
"Pukulan cinta dari Selena, kenapa tidak?"
Splash!
Selena langsung berteleportasi. Ia menghela napas sembari menunggu rasa panas di wajah sampai lehernya menghilang. Tog pun tak berhenti cekikikan, suara tawa yang khas juga menggelegar terdengar.
"Len, kau sedang apa? Bisa cepat sedikit, kali ini aku serius." Ekspresinya langsung bertransformasi.
"Sebentar, aku sedang ada urusan, jangan mengintip!" teriak Selena jengah. Tog tak membalas lagi.
Batozar tak bisa menahan diri untuk tidak menceletuk, "Astaga, salah satu Panglima melegenda yang potretnya selalu disimbolkan sebagai salah satu pemimpin terbaik dan berpengalaman luas, bucin juga ternyata."
"Diam kau!" Tog memberi tatapan tajam ke Batozar.
"Ehh, kenapa lebih galakan kau?!" Batozar balas memelototinya. Tidak terima, bagaimana mungkin Tog yang dulu sangat menghormatinya tiba-tiba kurang ajar begini?
Ah, apa ....
"Kau salting, ya?" Batozar menyeringai menggoda. Dan tanpa di minta ia menjelaskan, "Omong-omong kalau kau tidak tahu salting, itu adalah bahasa gaul klan Bumi. Kepanjangan salah tingkah. Biasanya digunakan saat anak muda yang sedang jatuh cinta merasa serba salah melakukan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selena: I'm (Not) Perfect
FanfictionKenyataan pahit yang selalu membuat pikiran Selena berputar. Hatinya selalu tertohok, bibirnya akan terkunci rapat. Hingga hadirlah seseorang yang tak ia sangka ada. Setetes harapan yang bercahaya di lubuk hati Selena. * "Aku mencintaimu." katanya b...