02. Tidak baik-baik saja

0 0 0
                                    


Hai guys, i'm come back 🥰

Jam berapa kalian baca cerita ini?

***

Syera mengerjabkan matanya berkali-kali, mencoba untuk menyusuaikan cahaya yang masuk ke dalam kornea matanya. Sedikit meringis saat tiba-tiba saja kepalanya kembali sakit bahkan gadis itu tak menyadari kehadiran Kenzo di sampingnya.

"Akhirnya lo bangun juga, Sye. Gue kira lo meninggoy tadi." Kenzo terkekeh kecil mencoba mencairkan suasana.

Syera tak membalas ucapan Kenzo gadis itu semakin meringis kesakitan memegangi kepalanya yang semakin berdenyut nyeri. Kenzo yang melihat Syera kesakitan mendekat kepada gadis itu.

"Syer, muka lo pucet banget. Kepala lo, kenapa bisa gini?"

"S-sakit!"

Darah segar kembali menetes di hidung Syera membuat laki-laki tampan itu semakin khawatir akan keadaan gadis yang sudah lama ia incar.

"Kita harus ke rumah sakit, Syer."

Gadis itu menggeleng tak setuju, ia tidak mau orang lain mengetahui rahasia yang selama satu tahun ini ia sembunyikan, bahkan Aiden sendiri pun tak mengetahuinya.

"Gue gak suka dibantah!"

Belum sempat Syera menjawab Kenzo sudha lebih dulu mengangkat tubuh mungil Syera. Dengan langkah cepat Kenzo berlari menuju parkiran, sepi itu yang pertama kali Kenzo lihat mungkin karena ini sudah masuk jam belajar.

***

Aiden uring-uringan tak jelas di dalam kelas. Pikirannya tertuju pada Syera, sejak kejadian di taman tadi gadis itu tak mengunjunginya, bahkan ia tak masuk di jam pertama membuat laki-laki itu semakin cemas.

Pak Joko yang menyadari Aiden yang tidak fokus dalam belajar mulai menegurnya.

"Aiden."

Panggilan pertama tidak ada sahutan dari Aiden, laki-laki itu menatap kosong ke depan. Tubuhnya ada di sini tapi pikirannya terus tertuju pada Syera.

"Aiden Argantara."

Aiden tetap terdiam dengan pandangan ke depan.

"AIDEN ARGANTARA KAMU DENGAR SAYA ATAU TIDAK?!" Pak Joko meninggikan suaranya membuat kelas yang tadinya ricuh kini mendadak hening.

Aiden tersentak kaget saat mendengar suara pak Joko.

"Maaf, Pak." Aiden menunduk merasa bersalah.

Pak Joko menggelengkan kepalanya. Laki-laki yang hampir menginjak kepala lima itu memijit pelipisnya.

"Keluar!" Pak Joko menunjuk kasar pintu keluar, menatap Aiden dengan tatapan kecewa. Padahal laki-laki itu adalah salah satu murid kebanggaan SMA Nusa Bangsa.

Aiden mengangguk patuh. Dengan langkah gontai ia keluar dari kelas.

***

Rumah Sakit

"Lo sembunyikan penyakit ini selama itu, Syer?" Kenzo menggelengkan kepalanya tak habis pikir pada Syera.

Kenzo kecewa pada Syera, sangat, sangat kecewa. Bahkan ia baru mengetahuinya sekarang ketika dokter memberi tau segalanya.

"Gue gak mau bikin semua orang cemas, Ken." Syera terkekeh kecil, membuat Kenzo semakin geram akan sikap santai gadis itu.

"Berhenti nunjukin kalau lo baik-baik aja, Syer. Tinggalin dia!" Syera tau betul ke mana arah pembicaraan Kenzo.

"Sampai kapanpun gue gak bakal ngelakuin itu, Ken!" Syera menatap tajam Kenzo. Dengan kesal Syera pergi meninggalkan Kenzo yang mematung di tempatnya.

"Bahkan sedikitpun lo gak pernah ngelirik gue." Kenzo tersenyum miris. Senyum yang kini mewakilkan perasaannya yang kunjung tak terbalas.

***

Syera dan Kenzo kembali ke sekolah. Selama di perjalanan dan ketika sampai di sekolah pun keadaan masih saja hening. Tak ada percakapan di antara keduanya sejak kejadian di rumah sakit tadi, seakan keduanya memberi benteng.

Aiden yang sedang ada di lapangan basket tak sengaja menatap ke arah gadis yang ia kenal tengah berjalan bersama seorang cowok. Siapa lagi kalau bukan Kenzo dan Syera.

Aiden berlari menuju keduanya berada. Matanya menatap tak suka ketika Kenzo memeluk gadisnya dari samping. Gadis itu masih belum bisa berjalan dengan baik makanya Kenzo berinisiatif untuk membantu Syera berjalan.

"Tangan lo!" Aiden menatap datar tangan Kenzo yang berada di bahu Syera.

Kenzo hanya menatap sekilas Aiden, ia membuang wajahnya ke samping tak ingin melihat wajah menjengkelkan Aiden yang membuatnya seketika enek.

Aiden kesal. Sangat kesal, ia menarik kasar Syera menjauhkan tubuh gadisnya dari Kenzo.

Kenzo menatap tak suka pada Aiden. "Lo apa-apaan, sih? Gak usah kasar bisa gak?" tanya Kenzo yang mulai terbawa emosi.

"Gue cowoknya! Gue lebih tau segalanya tentang Syera."

Kenzo tertawa remeh, ia menaikan alisnya. "Tau segalanya?" Aiden mengangguk ragu.

Syera menggelengkan kepalanya tak setuju pada Kenzo. Ia memberikan isyarat agar Kenzo tak memberitahukan hal sebenarnya pada Aiden, tapi sepertinya Kenzo tak menghiraukannya.

"Lo tau kalau Syera lagi sakit?" Aiden terdiam membuat Kenzo menyimpulkan jika Aiden sama sekali tidak mengetahuinya.

"Gak 'kan? Itu tandanya lo gak tau apa-apa tentang dia!"

Syera meringis saat merasakan sakit di kepalanya kembali. Selama ini ia sudah berusaha untuk menutupinya, tapi sepertinya hari ini semuanya akan terbongkar.

***




Jangan panggil aku kakak yah guys, panggil aja aku Mimot karena di sini kita vrennnn alias teman🙂

See you sampai jumpa di part selanjutnya 🙈

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AIDEN(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang