KESADARAN

21 5 1
                                    


Mīdมีด

Teror Di Sekolah

KESADARAN

Ketika ia datang, ternyata ia telah lama pergi.

Win menghela napas dan mengangguk. " Oky deh, aku paham sekarang. Jujur, sedikit pun gak terpikir olehku kalao semua teman-teman kita yang terbunuh memiliki empat unsur bumi pada namanya. Bahkan, cara kematian mereka juga dilakukan sedemikian rupa hingga sangat berkaitan dengan unsur-unsur tersebut. Lalu, ternyata namaku ada unsur udaranya, ya?" gumamnya, seraya melangkah pelan di sisi Fluke. Wajahnya memperlihatkan perasaan tak nyaman. " Apa menurutmu korban berikutnya itu aku?"

"Nama Kamu mengandung kata Lhom- Lhomawin- yang artinya udara. Dan untuk menjadi korban selanjutnya, entahlah. Aku gak berani berasumsi," jawab Fluke jujur.

Win menelan ludahnya yang mendadak kelu. " Tetapi, belum tentu juga, soalnya bukan aku sendiri yang memiliki nama bermakna udara atau angina,kan?"

"Iya. Memang ada beberapa siswa lainya yang namanya sama seperti dirimu. Tetapi, tetapsaja kamu harus berhati-hati. Kita belum tahu siapa pembunuh itu, tidak dapat memprediksi siapa sasaran berikutnya dan kapan. Jadi, waspadalah selalu."

Win mengangguk. Tanganya bergerak masuk ke saku celananya, lalu mengeluarkan sebuah botol semprot kecil, dan memperlihatkanya kepada Fluke. " Lihat ini. Cairan lada. Aku selalu membawanya kemana pun pergi. Terlebih, setelah tahu ada pembunuh gila yang berkeliaran di sekitar sekolah kita."

Fluke memperhatikan botol tersebut, dan tersenyum kecil. "Bagus. Setidaknya ini juga dapat disebut sebagai sejanta untuk membela diri."

"Selain itu, aku juga bisa karate, walaupun masih tingkat dasar. Yah, lumayan lah untuk berjaga-jaga."

"Bagus deh, Win. Semoga setelah ini tidak ada lagi kesalah pahaman di antara kita. So ... sekarang aku mau ngingatin anak-anak yang lain agar berhati-hati."

"Fluke!" seru Win tiba-tiba memegang lengan Fluke. Membuat Fluke terkejut.

"Ada apa Win?"

"Lihat itu! ..."

Fluke menoleh kea rah yang ditunjukan Win. Ternyata New. Pria berambut abu-abu itu baru muncul dari belokan koridor ujung sekolah, dari arah lapangan basket dan perpustakaan kecil milik Saint. Ia melangkah tertatih-tatih dengan wajah pucat pasi seperti kapas. Tanpa dikomando, mereka segera memburu New.

"New?"

New menatap Fluke dengan mata tak berkedip. Bibirnya bergetar hebat. Tubuhnya mengigil. Dari raut wajahnya, seakan ia baru saja melihat hantu. Tanganya memegang dinding agar tidak roboh ke lantai. " S ... Sa .. Sai ...," katanya dengan suara terputus-putus. Ada nada ketakutan di dalam nada suaranya. Dan, ia menunjuk-nunjuk kea rah belakangnya.

"Ada apa, New? Kamu inggin mengatakan apa?" tanya Fluke cepat, seraya melirik ke belakang Pria itu. Lorong itu sepi, seperti biasanya.

"Sa ... Saint ..." ucap New terbata-bata. Air matanya merebak membasahi wajahnya. " Saint ..."

"Saint kenapa?" tanya Fluke cepat. Perasaanya mulai tidak enak. Apakah Saint...

" Sa ... Saint ... tewas!..."

Bruk!

New terkulai jatuh ke lantai dan tak sadarkan diri. Hp- nya terlepas dari tangan.

" Win, panggil orang untuk mencari bantuan. Aku akan ke perpustakaan itu!" teriak Fluke cepat.

Mīdมีด Teror Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang