GELAP part 2

27 5 2
                                    

5 mei 2014

Ternyata desas desus pembunuhan yang telah terjadi berkaitan dengan seorang 'laki-laki cantik' sudah menjalar diseluruh sekolah. Beberapa siswa terpengaruh dan merubah diri mereka, bahkan ada yang merubah penampilanya secowok mungkin malah mendekati seperti berandalan. Semuanya semata-mata demi melindungi diri dari seorang pembunuh berdarah dinggin yang masih berkeliaran, entah di mana. Meski mereka tidak begitu yakin, apakah benar pembunuh itu benar-benar mengincar korban murid lakilaki cantik yang bertubuh berisi dan kulit putih, atau semua itu hanya praduga saja.? Namun, tentu saja tidak ada yang berani mengambil resiko. Termasuk New. Saat kakinya hendak menaiki anak tangga menuju ruang kesenian, ia hampir saja bertubrukan dengan fluke, yang juga hendak naik.

"New?" Fluke menatap pria itu tak berkedip. "kamu apain rambut mu?" tanyanya terkejut.

"sontak wajah New menghangat. "Hmm ... Kuwarnai kemarin."

"Dengan Warna ini?"

New hanya tersenyum malu. "Hum ... iya."

Fluke menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memperhatikan potongan rambut New, warna rambutnya abu-abu, dan poninya terangkat memperlihatkan jidat polosnya. Pakaianya sedikit tidak rapi dengan 2 kancing baju atas terbuka dan anting? Gelang? " kamu berubah total, New. Jadi keliatan Bad Boy."

"Aku... jujur Fluke. Aku takut sama gossip-gosip itu. Bahwa si pembunuh gila itu mengincar laki-laki cantik berkulit putih dan berisi."

Fluke mengagguk. "Iya, sih. Yah, sudahlah, yang penting kita mesti hati-hati. Kamu mau ke ruang kesenian, kan?"

New mengagguk. "ya."

"Aku juga, yuk bareng!"

"Kamu ikut drama? Tanya New seraya melangkah menaiki tangga. Baginya, agak mengherankan mengapa tiba-tiba Fluke inggin ke ruang kesenian. Apakah pria imut itu akan bergabung dalam sendra tari mereka? Atau sedang dalam hal lain? Menyelidiki kasus pembunuhan Prem dan Krist? Bagus. Sangat bagus. Fluke dan Ohm bukan murid sembarangan. Mereka sudah mampu membongkar persekongkolan petugas perpustakaan dan satpam sekolah mereka.yah, walaupun di saat yang sama ketika Prem ditemukan tewas. Namun, apa pun alasanya, bagi New, ini sangat menyenangkan. Bahkan, ada sedikit rasa aman menjalar di hatinya. Dan lagi, Fluke adalah teman yang ramah.

"New?" Plan mengernyitkan keningnya saat melihat perubahan yang amat drastis pada temanya tersebut. "Ekstrim banget sih penampilan mu."

New nyengir. Sementara Fluke memberi isyarat kalau dia akan menjumpai Ohm yang sedang berada di kelompok murid laki-laki, di bagian lain ruangan.

"Yang penting masih tetep keren, kan?" ucap New menyeringai.

Plan manyun. "Keren apaan? Kamu kelihatan aneh,tahu!" ucap setengah berteriak. "pasti kamu kemakan gossip deh!"

New anggkat bahu. "Jujur saja, aku takut, Plan."

"Haduh! Jangan terlalu ketakutan gitu, kali, Ne. percaya aja kalau ajal tuh di tangan tuhan," komentar Plan, lebih terdengar bijaksana.

New menghela napas berat. "Yah, buat jaga-jaga aja kalok begitu. Lagian emang pengen nyobak juga jadi bad bad gini."

"Hmm ... " Plan memegang rambut hitamnya. "Yeah, aku juga pengin berubah. Pengin punya rambut warna warni ... hahahah!"

New ikut tertawa lebar mendengar ucapan Plan. Siang ini, mmereka kembali latihan folk song dan drama, untuk pentas seni tiga minggu mendantang. Namun, dia tidak melihat Saint, yang menjabat sebagai ketua seksi property.

"Saint mana?" tnya New kemudian.

"Hm, dimana lagi tuh anak nyangkutnya kalau bukan di perpustakaan barunya itu?" jawab Plan angkat bahu.

Mīdมีด Teror Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang