"New"
Pria berambut abu-abu yang tengah berbaring itu nampak gelisah.
"New"
Suara panggilan samar-samar itu membuat kelopak matanya bergerak-gerak. Sekilas beragam kenangan melintas dan menyentap lelapnya.
"New."
Pria itu berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat. Dia inggin tahu siapa yang memanggilnya, yang membuatnya terkenang dengan masa lalu yang sudah lama tidak lagi mengaggunya.
"New..."
"Gawin?" seru New tersentak kaget. Dia terduduk di ranjang dan menoleh. Tampak olehnya seorang laki-laki cantik berkulit putih bersih, dengan rambut lurus berponi memancarkan senyuman yang sangat khas, dan masih berseragam SMU, berdiri tak jauh dari tempat tidurnya.
"Gawin?" tanya New lagi seakan tak percaya. Ia mengucek-ngucek matanya, mengerjap-ngerjapkanya, berusaha meyakinkan dirinya kalau ia tidak sedang berasumsi, atau bermimpi. Namun, ternyata apa yang dilihatnya adalah nyata. Pria yang amat dikenalnya itu, yang amat dirindukanya itu, tidak menghilang dari hadapanya. Malah tersenyum kecil, seolah menertawai kebinggunganya.
"Gawin? Kamu ... Gawin?" tanyanya sekali lagi. Bola matanya membesar dan mulai bercahaya. Persis seperti anak kecil saat melihat es krim bertabur cokelat yang disodorkan kehadpanya.
" Iya, New. Ini aku, Gawin."
"Ya, Tuhan, Gawin!" lagi-lagi, seperti anak kecil, New membuka kedua tanganya. Ia inggin dipeluk. "Gawin! Gawin! Kemana saja kamu selama ini? Aku sangat merindukanmu, win. Peluk aku, Win ... Peluk aku ..."
New tampak tergunjang. Dia menangis tersedu-sedu. Laki-laki cantik di depanya mendekat dan memeluknya dengn erat. Tanganya menggosok-gosok punggung New, untuk menenangkan.
"Win, kenapa kamu diam saja? Kamu marah ya sama aku, makanya kamu pergi ninggalin aku? Dan, sekarang kenapa kamu tiba-tiba muncul tanpa memberitahu ku, win? Dan ... dan bukankah kamu sudah ... Soalnya waktu itu kamu ... Oh, Gawin, maafin aku ..." isak New kepayahan. Seluruh kata-katanya melompat tak tentu arah. Ia inggin menumpahkan segala isi hatinya selama ini, hingga ucapanya merancau. "Gawin ... aku merindukanmu, Win ... jangan pergi lagi, Win ..."
"Sshh! Sudahlah. Semuanya akan berakhir sekarang."
New menarik dirinya dan menatap pria di hadapanya dengan seksama. Pandanganya mengabur disebabkan air mata yang merebak hebat. " Kamu ... agak berubah, Win ..."
"Iya."
"Gawin ..." New terus saja menatap dalam-dalam. Sementara tanganya menggenggam tangan pria itu dengan erat, seakan ia takut kehilangan lagi. "Apa ... Apa kamu sudah tahu kalau teman-teman ..."
"Sudah"
Air mata New kembali merebak, " Gawin, apakah kamu juga akan ..."
"Iya"
New menatap dengan bola mata menggenang, "Jadi, kamu datang untuk ..."
"Iya. Ayo, turunlah dari tempat tidur. Pakai seragammu. Kita akan jalan-jalan."
"Ke mana?"
" Ke markas kita."
"Benarkah? Apakah teman-teman sudah kumpul di sana?" tanya New dengan mata berbinar.
"Iya. Ayo, cepat, New, sebelum ada yang datang dan menghalangi kita."
"Iya ... iya. Aku ganti baju dulu, ya ... Asyikkk... Kita ke markas ..." benar-benar seperti anak kecil, New melompat turun dan langsung menganti pakaian pasienya dengan seragamnya. Tak lama kemudian, tampaklah dua siswa berseragam SMU keluar dari kamar rawat inap New.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mīdมีด Teror Di Sekolah
Mysterie / ThrillerWarning!!! Mohon untuk tidak mengaggap serius cerita di atas. Segala hal yang terjai dalam cerita murni hasil karangan. Saya hanya mengunakan nama karakter yang saya suka, jika ada kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dendam,, akan kehil...