11. Pengakuan

184 18 0
                                    

Bisa dikatakan hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan untuk murid-murid SMA Saturnus. Karena setelah jam istirahat pertama murid-murid dipulangkan dikarenakan ada rapat mendadak yang melibatkan semua guru SMA tersebut.

Karena tadi jam istirahatnya habis dipakai untuk berdebat dengan Jeno, Mona memilih untuk kembali ke kelasnya tanpa makan. Sebenarnya Yoshi tadi sudah menahannya agar makan terlebih dahulu tetapi Mona tetap tidak mau.

Alhasil kini mereka berjalan ke arah kelas masing-masing.

"Maaf ya, gara-gara gue lo jadi berantem sama Jeno."

"Lo ga usah minta maaf Shi, gue ga masalah berantem sama Jeno. Karena gue sukanya sama lo, bukan Jeno." Mona ingin sekali mengatakan itu, tapi akhirnya yang keluar hanya,

"Gapapa."

"Yakin?" Yoshi tiba-tiba berdiri di depan Mona. "Lo masih mau temenan sama gue kan?"

Mona menahan tawa. "Ya iyalah Shi, lo apaan sih lebay banget."

"Hehe, sip kalo gitu, jadi makin sayang," kata Yoshi sambil mengacak pelan rambut Mona.

"Duh jantung, tahan ya."

Tak lama, Mona menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Yoshi yang juga ikutan menghentikan langkahnya dengan tatapan bertanya.

"Kenapa?" tanya Yoshi.

"Harusnya gue yang tanya kenapa, kenapa lo masih ngikutin gue? Kan kelas lo udah kelewat," kata Mona sambil menoleh ke belakang dan menunjuk kelas Yoshi dengan dagunya.

"Ohh hehe... Gapapa, gue pengen anter lo sampe ke kelas," jawab Yoshi sambil tersenyum.

Duh Mona makin ambyar digituin:(

"Yaampun.. Padahal mah ga usah, tuh kelas gue udah keliatan," jawab Mona sambil menunjuk kelasnya yang jaraknya hanya beberapa langkah dari tempat mereka berdiri.

"Udah ayo gapapa," kata Yoshi sambil mulai menggenggam tangan Mona dan mengajak Mona untuk jalan ke kelasnya.

Dan hal itu tentu saja membuat pipi Mona memerah.

Sesampainya di kelas, ternyata di dalam hanya tinggal tasnya saja. Teman-temannya yang lain sudah pulang, bahkan Yeji yang biasanya pulang terakhir untuk menyalin catatan di papan tulis juga sudah tidak ada.

"Wah udah sepi ya kelas lo," kata Yoshi sambil memperhatikan kelas Mona.

"Iyaa kan bel nya juga udah daritadi."

Yoshi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe iyaa si. Emm.. Yaudah, gue pulang dulu ya, udah ditunggu kembaran gue soalnya."

"Iyaa gapapa duluan aja. Makasih banyak ya Yoshi."

"Iyaa sama sama cantik. Dadahh~" kata Yoshi sambil melambaikan tangan dan mulai berjalan menuju kelasnya.

"Iyaa dadahh~" balas Mona. Tentu dengan lambaian tangan juga dan senyum manis yang terukir di wajahnya.

"Aduh bisa diabetes gue," batin Yoshi alay.

Setelahnya, Mona segera masuk ke kelas dan mengambil tasnya.

Niat hati ingin langsung pulang juga, Mona tiba-tiba kepikiran untuk mengunjungi cafe yang berada di dekat sekolahnya.

Sebentar saja, tidak masalah. Hanya untuk menenangkan pikiran.

Namun baru saja sampai di pintu masuk cafe, Mona disuguhkan pemandangan yang mengejutkan.

Di salah satu meja di dekat pintu ada Jeno yang sedang duduk berhadap-hadapan dengan seorang perempuan. Tangan Jeno terlihat menggenggam tangan perempuan tersebut.

"Aku ga suka sama Mona, aku cuma jadiin dia pelampiasan karena cemburu sama kamu. Aku tau kalo kamu selingkuh sama Hyunjin. Aku ga mau mutusin kamu karena aku cuma cinta sama kamu Ryujin."

Deg!

Ternyata Jeno sama dengannya. Sama-sama tidak menyimpan rasa.

Jeno menunduk. "Plis, tinggalin Hyunjin," kata Jeno lirih.

Ryujin terdiam, ternyata Jeno tau kalau ia selingkuh dengan Hyunjin. Padahal ia dan Hyunjin beda sekolah dengan Jeno.

Kalau Ryujin bisa tau Jeno selingkuh dengan Mona karena ada yang mengadukan hal itu pada Ryujin. Jadilah Ryujin mengajak Jeno bertemu di cafe ini untuk membicarakannya.

Jeno mendongak, menatap Ryujin. "Kalo kamu tinggalin Hyunjin, aku bakal mutusin Mona."

"Ga perlu, kita bisa putus sekarang." Mona memberanikan diri untuk bicara. Matanya memerah dipenuhi oleh air mata yang siap meluncur kapan saja jika ia mengedipkan mata. Karena jujur saja, walaupun ia belum menyukai Jeno, hatinya sungguh sakit dan kecewa ketika Jeno hanya menjadikannya pelampiasan.

Jeno dan Ryujin kompak menoleh ke arah Mona, dari wajahnya kentara sekali kalau mereka sangat terkejut.

"Asal lo tau, gue juga ga suka sama lo Jeno, makasih buat waktu seminggunya."

Setelah mengatakan itu, Mona segera pergi dari sana, meninggalkan Jeno dan Ryujin yang bengong di tempat.

Tak lupa, Yoshi yang sebenarnya diam-diam mengikuti Mona dan mendengar semua permasalahan mereka terkejut. Ia segera berlari menyusul Mona.

"MONA TUNGGUIN!"

Mona seketika berhenti, itu kan suara Yoshi?

"Terus lo suka sama siapa?"

Bisa ia tebak kalau Yoshi tepat berada di belakangnya.

Mona membalikkan badannya. Mengusap air matanya sejenak lalu tersenyum dan berkata,

"Lo."

Deg!

"Hah?!"

Yoshi ngeblank pemirsa.

•~• •~• •~•

To be continue

Andaikan aku seberani Mona

Salah Kirim • YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang