22÷22

3.8K 440 70
                                    

Kini mobil milik Travis ditumpangi oleh Haruto, Junghwan, Jaehyuk, dan Jeno. Sementara sisanya pergi mengurus sesuatu.

Keadaannya hening. Penghuni didalam mobil itu betah berdiam diri tidak berniat membuka suara. Bahkan Jaehyuk yang terkenal berisik pun hanya menatap ke arah jalanan melalui jendela mobil.

Setelah Jeno memberitahu lokasi titik keberadaan Junkyu. Mungkin. Ia langsung tancap gas pergi menuju tujuan.

Travis mengernyitkan dahinya heran ketika mobilnya memasuki kawasan hutan disisi kanan-kiri jalanan. Disini tampak lengang, bahkan tidak ada perumahan sama sekali.

Bak di film horor, abu berwarna putih menyelimuti jalanan yang gelap karena hari sudah malam. Hanya sinar rembulan dan lampu mobilnya yang membantu penerangan sepanjang jalan.

"Vis, saran gue mending kita istirahat dulu aja. Disekitar sini ada gubuk kecil buat kita nginep disana" ujar Jeno yang duduk disampingnya.

Travis menoleh sekilas. "Lo jangan main-main jen. Junkyu sekarang butuh gue" ujarnya dengan tekanan.

Jeno menghembuskan nafasnya berat. Lalu menatap Travis dengan serius. "Percaya sama gue. Gue tau Mark sifatnya gimana. Selagi Junkyu gak kabur"

Travis menatap kaca depan mobil. Terlihat Haruto, Junghwan dan Jaehyuk yang terlihat tertidur akibat kelelahan dalam perjalanan panjang mereka.

"Oke"

ᕙ( ͡◉ ͜ ʖ ͡◉)ᕗ

"Kalian jangan bercanda. Anak saya gak mungkin melakukan hal sebejat itu. Jangan melapor pada polisi atas kasus yang enggak masuk akal ini"

Jaehyun menatap tegas pada Jihoon dkk. Sedangkan Jihoon sendiri meremas tangannya dengan cemas.

"Pak, saya saksinya dari jaman mereka berdua SMP. Saya udah gak kuat lagi sama kelakuan anak bapak yang sudah melampaui batas" ujar Jihoon sembari menahan tangisnya.

"Apa bukti agar saya bisa percaya sama omongan kamu?" Balas Jaehyun serius sedangkan Taeyong disampingnya mendengar percakapan mereka dengan serius.

"Ini" Asahi yang sedari tadi diam pun memberikan beberapa bukti dihadapan orang tua Mark.

Jaehyun mengambil kamera itu kemudian memencet tombol agar menyala. Hingga muncullah beberapa potongan adegan pada Mark dengan Junkyu.

Taeyong membulatkan mulutnya dengan terkejut ketika Mark berani melecehkan Junkyu yang sempat memberontak sampai dimana anak tirinya itu membawa Junkyu pergi digendongannya.

Jaehyun pun tak beda jauh dengan reaksi istrinya itu. Beberapa hari lalu anak tunggalnya itu pergi pamit padanya bahwa ia menginap dirumah temannya.

Bodohnya ia mengangguk setuju dan mengizinkannya pergi. Bahkan ia tak curiga mengapa sampai sekarang Mark belum pulang.

Ingatannya pada dokter yang ia sempat kunjungi dulu. Ia sempat mengabaikan hasil konsultasi anaknya. Mengira bahwa depresi anaknya telah sembuh total, tidak menyadari bahwa ada sindrom lain yang muncul pada jiwanya.

Hingga mengorbankan orang lain tanpa disadarinya. Hanya memikirkan kesenangan anaknya semata sejak kematian istri pertamanya dulu.

Jaehyun mengangguk mempercayai bukti yang diberikan oleh mereka. Membuat Jihoon dan yang lainnya menghembuskan nafasnya lega.

"Tapi saya tidak akan membawa Mark ke polisi atas kesalahannya. Itu tidak akan membantu sama sekali."

DUE AMICHE [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang