1. ASMARALOKA 2

26.3K 3K 862
                                    

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(1.) Berdua Denganmu

Lima tahun lalu aku melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki. Dia adalah buah hatiku bersama pria yang dulu selalu menyakitiku waktu masih sekolah dan dia juga pria yang aku cintai dari dulu hingga sekarang.

Aku senang melihat Nako dan anakku yang selalu bahagia. Aku tidak pernah menyangka sebelumnya jika kehidupan pahitku waktu dulu kini berbuah manis. Aku mempunyai Nako yang mencintaiku dan memperlakukanku dengan baik serta anakku yang tumbuh menjadi anak yang baik. Tampan seperti papanya.

“Mama, Ajen mau adik,” celetukan itu berasal dari putraku yang bernama lengkap Hazen Luciano Fernando.

Aku yang sedang berada di dapur lantas menoleh kaget padanya lalu tertawa sambil melirik Nako yang sedang memangku Hazen di lantai beralas karpet. Aku tebak pria itu sudah mempengaruhi otak Hazen untuk meminta adik.

“Mama ayo bikin adik, Ajen gak sabal mau punya adik.” Lagi, Hazen bersuara.

Aku kembali berbalik badan melanjutkan kegiatan mengiris bawang yang sempat terhenti. “Hazen bikin adik enggak segampang itu, Nak.”

“Kata Papa gampang, Ma, tinggal diaduk kayak bikin kue.”

Aku memejamkan mataku, menetralisir emosiku akibat ulah Nako yang sudah mempengaruhi otak Hazen yang masih polos. Pisau yang ada di tanganku aku letak dengan pelan kemudian berbalik badan menatap dua manusia yang tengah cengegesan seperti bayi. Aku melangkah pelan menuju mereka.

“Hazen, ke kamar dulu, ya,” kataku pada Hazen setelah duduk di hadapannya.

“Kenapa?”

“Ambilin baju Hazen yang kotor tadi, soalnya mau Mama cuci.”

Anak kecil dengan lesung pipi di kiri itu mengangguk patuh, kemudian bangun dari duduknya dan berlari menuju kamar. Setelah Hazen tidak terlihat barulah aku menatap tajam pada Nako.

“Nako, bisakan ajarin yang baik-baik?”

Nako menggeleng dengan senyum lebarnya. “Kenapa sih nggak mau punya anak lagi?” tanya Nako.

Aku menghela napas. “Bukannya aku nggak mau. Tapi, emang kita bakal punya anak di saat usia Hazen menginjak enam tahun.”

“Sayang, satu tahun lagi itu lama. Kasian Hazen dia mau punya adik.”

“Kasian Hazen atau kasian kamu?” aku berbalik bertanya pada Nako hingga membuat pria itu mendengus panjang.

“Iya, aku ikutin maunya kamu. Tapi, aku boleh minta sesuatu?” Satu tangan Nako mulai merayap mendekat ke bawah bajuku.

“Minta apa?” tanyaku yang sudah kutahu jawabannya terlihat dari tangannya yang menyelusup masuk ke dalam baju kaos biru mudaku. Naik dan mengelus lembut perutku. Hal itu menimbulkan sensasi aneh pada tubuhku. Aku menikmati sentuhan dan elusan dari Nako.

ASMARALOKA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang