03:A. Character Creation!

22 5 0
                                    

▶Code : Irregular terdeteksi

Melakukan inisiasi otoritas khusus Myriad Dive. . .

. . .

Inisiasi selesai.

▶Selamat Datang, Amaryllis Illian Linnea

▶Selamat Datang, Amaryllis Illian Alice

Sebuah sambutan notifikasi dari system secara langsung mengejutkan Linnea, yang kini terdiam ditempatnya. Dan berkat itu, tanda tanya muncul memenuhi pikiran gadis itu, mencari jawaban tentang apa yang sedang terjadi saat ini.

Tentu saja, sebuah sambutan sederhana dari system bukanlah hal yang mengherankan. Masalahnya ada pada isi dari sambutan itu sendiri.

Jika dipikir, kecuali seorang dokter kurang ajar―erm, Dokter Lia, tidak ada seorangpun yang tahu tentang Alice, lebih lagi nama Alice itu sendiri.

Tapi dengan kenyataan didepannya, rasa khawatir mulai muncul bersama dengan rasa takut, yang membuat Linnea memanggil Alice tanpa sadar, ". . . A-Alice?"

"Ya. . ?"

Sebuah balasan yang ia dapatkan agaknya sedikit menenangkan dirinya.

. . . Namun sedikit terlambat setelahnya, gadis itu justru dibuat membeku dengan jantung jungkir balik; suara Alice terdengar begitu dekat dengannya. Linnea secara refleks menoleh. Dan disaat yang sama, keduanya pun bertemu.

Selama beberapa waktu, kedua sosok yang sepenuhnya identik itu saling memandang layaknya sebuah cermin.

". . . Ali. . , ce. . ?" Linnea mulai memanggil nama itu dengan suara gemetar, sementara matanya menunjukan ketidakpercayaan terhadap apa yang tengah dilihatnya saat ini.

Disisi lain, sosok gadis dihadapannya pun menunjukan ekspresi yang sama terkejutnya. "I-ini. . ."

Dalam keadaan yang terlihat kebingungan, sosok itu menatap kedua tangannya sendiri, menggerakkannya beberapa kali sebelum kembali beralih menatap Linnea.

"Aku. . . ini, aku. . , Alice. . ?"

Dan seketika itu juga, Linnea melompat, memeluk erat sosok Alice dihadapannya. Seolah takut jika ini hanya mimpi yang akan lenyap saat dirinya terbangun, Linnea memanggilnya berkali-kali. "Alice. . , Alice, Alice!"

Mendapatkan sebuah pelukan erat dari Linnea, Alice melebarkan matanya. Namun, ia tidak menolak pelukan itu dan membalas dengan pelukan hangat, serta menepuk-nepuk punggung gadis itu.

"Alice. . ."

Alice tersenyum, dan berkata dengan nada lembut. "Heeh~ jangan cengeng. . . Alice disini, aku disini sekarang."

. . .

Butuh beberapa waktu agar Linnea mau melepas pelukannya. Meski dirinya merasa enggan, gadis itu mengerti jika ia tidak bisa terus memeluk Alice.

Dan mengingat notifikasi dihadapannya, Linnea mulai berpikir ulang. 'Otoritas khusus. . ? Myriad Dive. . ?'

Mengingat sebuah kata familiar, gadis itu akhirnya mengingat nama alat yang ia terima dari Dokter Lia, Duality Reader of Myriad Emergence System.

Mengambil kesimpulan yang cukup masuk akal, Linnea akhirnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Dasar. . , kurasa kita harus berterima kasih pada seseorang, ya?" kata Alice.

"Um. . !" Linnea mengangguk setuju dengan sebuah senyum diwajahnya, meski terlihat agak canggung.

Kenyataannya, keduanya tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Ini adalah sebuah kejutan, yang bagi mereka adalah kejutan terbaik. Sebab itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Linnea menunjukkan sebuah senyum. Sebuah senyum lepas dari lubuk hatinya.

Terris Story : Someone/ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang