Seorang psikolog tengah menatap beberapa lembar hasil Check-Up ditangannya. Ia mengerutkan kening dan terlihat kebingungan.
'Apa-apaan. . , hasil scan macam apa lagi ini?' pikirnya.
Dirinya adalah Lia Devina, seorang psikolog yang dikirim langsung untuk memeriksa seorang gadis yang mengidap <Searll-minds>.
. . .
"Searll-minds. . ? Apa. . ?"
Begitulah reaksi Lia saat pertama kali mendengarnya. Bagaimanapun, itu adalah reaksi yang wajar sebab informasi sebenarnya tentang hal ini masih dirahasiakan.
Atau, memang sengaja untuk tidak diungkap?
Awalnya dia menganggap salinan check-up yang ditunjukkan padanya itu adalah rekayasa. Tapi,
"Bagaimana jika anda melihatnya sendiri, Dokter Lia?" kata seorang pria tua yang sedang duduk di kursinya, tersenyum penuh makna tersembunyi.
Kembali melihat hasil Check-Up yang masih baru ditangannya, Lia semakin bingung.
'Pak tua, apa ini sebenarnya?'
Belum sempat Lia memikirkan tentang apa maksud sebenarnya dari pria tua itu, ia sudah mendapati dirinya berdiri dengan ekspresi kosong didalam kediaman Amaryllis; seorang gadis yang tengah duduk diam dan diperiksa beberapa tenaga medis tanpa menunjukkan ekspresi berarti.
Lia yang masih belum begitu memahami apa yang terjadi harus beberapa kali mengalihkan matanya antara hasil Check-Up ditangannya dan gadis itu sebelum akhirnya bergumam pelan. "Searll-minds, ya?"
Sebagai seorang psikolog, Lia dilatih untuk membaca orang lain. Mempelajari mental pasien dan menemukan akar masalah yang mereka hadapi lalu memberi solusi. Bukan hal baru lagi jika dirinya menghadapi orang-orang yang kurang sehat, secara mental. Dan sekalipun ada hal yang cukup aneh diantara pasiennya, ia hanya akan memasang senyum ramah tanpa pandang bulu.
Dengan pekerjaan yang diberikan padanya, Lia akhirnya mulai mendekati gadis tanpa ekspresi itu.
"Halo."
. . .
Sederhana, Lia mulai memberi gadis itu —Amaryllis Illian Linnea, serangkaian tes psikologi mulai dari tipe yang cukup umum digunakan hingga beberapa yang cukup rumit.
Dan kebenarannya, Lia menemukan jika hasil yang ia dapatkan tidak memiliki sesuatu yang aneh. Sebaliknya, justru bisa dikatakan jika gadis itu cukup sehat secara mental tanpa masalah berarti.
Namun justru karena hasil itulah, Lia kembali mengerutkan keningnya. Sebab jika hasilnya normal, ia tidak mungkin akan dikirim ketempat ini kan?
'Dimana letak masalahnya?' tanyanya dalam hati dengan dahi berkerut. '. . . Yah, kurasa tinggal proses terakhir.'
Lia berpikir untuk menggunakan cara terakhir yang masih sempat ia lakukan hari ini; melakukan pemindaian otak khusus yang mampu merekam sampai titik dibalik kesadaran seseorang.
Dan pada titik itulah masalah sebenarnya terlihat, sebab salah satu bagian dari hasil pemindaian memberi Lia sebuah kejutan yang membuatnya merasa aneh.
Ditangannya, beberapa kertas yang penuh dengan coretan berantakan tercetak dan ditata diatas meja ―yang sebenarnya bukanlah sekedar coretan.
Jika seseorang memperhatikan lebih jelas, ia akan menemukan gerakan naik turun yang mirip dengan sebuah frekuensi gelombang, karena cetakan itu sebenarnya adalah hasil scan dari Brain Waves, atau gelombang otak.
'Apaan, ini?' pikir Lia, kembali dengan ekspresi bingung yang terlihat di wajahnya. Sebab hal ini seharusnya mewakili keadaan otak manusia pada suatu waktu tertentu, yang memiliki beberapa jenis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terris Story : Someone/Them
FantasiaAmaryllis Illian Linnea, seorang gadis sekolahan dengan hidup yang bisa dikatakan sempurna. Keluarga kaya dan terpandang di masyarakat, prestasi di berbagai bidang akademik maupun non akademik, paras ideal yang diimpikan dan diidolakan banyak orang...