Terpaksa untuk menggunakan ras Halfling, Linnea berakhir memasang ekspresi kesal di wajahnya. Entah itu karena ia merasa ada yang mempermainkannya ataupun karena set dari Skill yang kurang ia sukai.
Namun ekspresi itu tak sempat bertahan lama; keduanya mendapatkan sebuah kejutan baru yang mampu menyebabkan Alice terlihat linglung untuk sesaat. Sebab, ada dua set Menu Character Creation dihadapan mereka. Menyatakan jika masing-masing dari mereka akan memiliki sebuah karakter untuk dimainkan.
Karena hal itu, Linnea mendapatkan kembali semangatnya untuk bermain. Melupakan ketidaksukaan gadis itu terhadap ras yang ia dapatkan.
Sementara Alice disisi lain akhirnya mendapatkan giliran untuk mengalami apa yang Linnea rasakan sebelumnya saat mendapatkan Halfing sebagai ras yang akan dimainkan. Dan tentunya, Alice tidak pernah sekalipun berpikir jika dirinya akan ikut membuat karakter Avatar-nya sendiri.
Kembali pada tahap Character Creation; Setelah ras, Alice dan Linnea dialihkan untuk mengatur 10 Starting Potentia Point yang diberikan oleh sistem.
Meletakan telunjuk pada dagunya, Linnea mulai berpikir sejenak sambil terpaku pada panel statistik didepannya.
Dengan konsep Glass Cannon yang berfokus pada kerusakan (Damage) sementara mengabaikan aspek lain, Linnea secara alami menaruh seluruh perhatiannya pada Potentia dari dua parameter yang berhubungan dengan kemampuan serangan karakter; Strength dan Intelligence.
Strength : 0.7
Intelligence : 1.0
Melihat perbedaan kedua parameter itu, Linnea langsung memutuskan statistik mana yang harus menjadi titik fokus miliknya; menggunakan seluruh Starting Potentia Point yang ada untuk meningkatkan pertumbuhan Intelligence karakternya secara drastis. Dan sepenuhnya mengabaikan parameter Strength. Sebab sekalipun Strength mempengaruhi kemampuan karakter untuk mengangkat dan menggunakan perlengkapan berat (Heavy Equipment) —seperti Zirah Berat (Heavy Armor) dan semacamnya, Equipment yang cocok untuk pemain Halfling kenyataannya bukan sesuatu semacam itu. Sebab beban berat yang dimiliki Heavy Equipment hanya akan melemahkan keunggulan ras yang mereka miliki; Agility.
❖ Race Potentia
Strength : 0.7
Agility : 1.4
Dexterity : 1.0
Intelligence : 1.0 » 2.0
Vitality : 0.8
Endurance : 1.1Potentia Point : 10 » 0
"Hah. . , lagi-lagi Glass Cannon. . ." Alice hanya bisa menghela napas sambil menggelengkan kepala saat melihat Linnea melakukan hal itu, kembali setelah sekian lama.
Kebenarannya Alice merasa beruntung karena Terris menggunakan sistem koreksi pertumbuhan pada pada parameter pemain. Sebab jika tidak, karakter yang dimainkan oleh gadis disebelahnya akan berakhir dengan statistik seperti ini;
Strength : 0.1
Agility : 0.1
Dexterity : 0.1
Intelligence : 6.5
Vitality : 0.1
Endurance : 0.1. . .
Selesai dengan miliknya sendiri, Linnea beralih melihat bagaimana Alice mengatur Potentia karakternya.
Berbeda dengan Linnea, Alice membuat karakternya memiliki dasar pertumbuhan yang seimbang sekaligus memainkan keunggukan dari ras miliknya. Ia pun tidak lupa memikirkan jika parameter Agility dari ras Halfling yang sedikit tinggi harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas Stamina, yang dalam hal ini adalah bagian dari Vitality dan Endurance. Disisi lain, gadis itu pun secara alami menciptakan karakter dengan fleksibilitas tinggi yang cukup aman untuk dimainkan dengan berbagai playstyle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terris Story : Someone/Them
ФэнтезиAmaryllis Illian Linnea, seorang gadis sekolahan dengan hidup yang bisa dikatakan sempurna. Keluarga kaya dan terpandang di masyarakat, prestasi di berbagai bidang akademik maupun non akademik, paras ideal yang diimpikan dan diidolakan banyak orang...