"Kita balik ke kelas aja, kita cari bareng-bareng."
Haidar mengajak Karina ke kelas, karena takut ada guru yang nongol.
"Gimana?" tanya Kareel.
"Udah ketemu kodoknya?"
"Heh, sembarangan."
Karina menggeleng lesu. Capek keliling sekolah yang luasnya minta maaf.
"Kipasin, Jae." pintanya.
"Sini, gue aja. Kalo sama Jae, dia kek ngipasin sate." Rafa menawarkan tempat duduk di sebelahnya.
"GAISS, PADA TAU ANDRA KEMANA?"
"GUE KENTANG, GUE NGGAK TAU APA-APA DISINI."
"Lah, malah curhat."
"Dia belum balik?" tanya Mitha.
"Liat sendiri punya mata, kan, mbaknya?" celetuk Tono.
Astaghfirullah anak itu. Untung tidak ada yang baperan di kelas.
"Rin, tadi Andra habis nerima telpon dari seseorang." Jessi melapor.
"Telpon? Dari siapa?"
"Gue nggak tahu. Tapi dia kayak panik gitu. Terus lari keluar nggak tau kemana."
Semua yang mendengar tertegun.
"Cek aja HP-nya." seru Jeje.
"Tumben otak Lo berguna."
Rafa segera memeriksa ponsel Diandra. "Astaga, di lock woii."
"Rin, Lo tau sandinya apa?"
"Aduhh, apa yaa? Kalo nggak salah tanggal lahirnya."
Rafa mencoba kembali. Namun kata sandi salah.
"Gini, nih, yang bikin gue pengen banting Andra." keluh Tono.
"Sini kalo berani." Aland berancang-ancang untuk meninjau.
"Aa..aampunn, bang." Tono bergaya takut.
"Coba tanggal lahir gue."
"Hah?!"
"Ngapain tanggal lahir Lo?" tanya Jae.
"Dia kan suka gue. Kali aja dipake buat lock hp."
"Masya Allah pinter. Lo kepedean juga ya ternyata." sindir Karina.
Aland mengangkat bahunya cuek.
"Kalian jodoh apa gimana, sih?"
Rafa menunjukkan layar ponsel ke semuanya.
"Selamat, bro. Tanggal lahir Lo berguna." ucap Tono.
"Yoi."
Rafa segera mengecek ke riwayat panggilan. Namun tidak ada nomor lain selain punya Karina dan Aland yang menelepon tadi.
"Obseo."
Obseo=tidak ada (Korea)
"Lo bohong, Jes?" tuding Karina.
"Ya ampun. Gue nggak boong sumpah. Lo tanya mereka deh."
Mitha dan Lesti mengangguk mengiyakan.
"Tapi disini nggak ada nomer siapapun."
"Eh, coba Lo tanya Xanana. Dia terakhir yang masuk kelas tadi. Kali aja berpapasan dengan Diandra." usul Lesti.
"Xanana?"
Yang dipanggil hanya menoleh Tampa menjawab. Dia memang tidak mau bergabung dengan yang lain. Sukanya menyendiri di pojokan.
"Lo tadi ketemu Diandra nggak?"
"Diandra? Enggak. Emang kenapa?" Xanana malah bertanya balik.
"Nggak papa." jawab Rafa sekenanya.
Dia agak tidak suka dengan Xanana.
Semuanya mendengus kasar. Ini anak kalo belum ketemu juga bakal tamat riwayat mereka di tangan Cio.
"Oke. Istirahat nanti kita pencar. Cari sampai ke pojok-pojok sekolah. Roof top jangan ketinggalan. Warung belakang sekolah juga." perintah Haidar.
Semua mengangguk setuju.
Jam istirahat kurang 15 menit lagi. Tapi kenapa rasanya lama sekali?
Annyeong!!❤️
Gimana cerita ku yang ini?
Aku kurang bisa nge-feel cerita misteri. Jadi tolong tinggalkan jejak, vote dan komen yah.
GOMAWO ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Come to Me, My Ice Boy
Teen Fiction"Lo nggak lagi modus, kan?" "Gue emang suka elo, Land. Tapi cara gue terhormat." Find your Treasure💎