09

112 20 0
                                    

Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, tetapi kenapa batang hidung cewek itu tidak terlihat sama sekali.

"Lemot amat sih"

Sehun memutuskan keluar dari mobil dan memasuki pekarangan rumah Lisa.

TOK TOK TOK

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pintu terbuka dan munculah seorang wanita paruh baya. Sehun menebak, pasti ini asisten rumah tangga di rumah ini.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa Lisanya ada?" Bi Inah bingung harus menjawab apa, tidak mungkin kan ia memberitahu keadaan nona nya itu, bahkan Bi Inah saja tidak tahu, siapa pria di depannya ini.

"SAKITT!!" Sehun yang mendengarnya langsung terlonjak kaget.

"Bi, boleh saya bertemu Lisa?"

"Kalau boleh tau, anda siapanya non Lisa?"

"Aduhh bik, saya temen kelas dance nya Lisa, tadinya saya mau jemput Lisa, makanya saya ada di sini" udah panik malah di interogasi.

"Ya sudah, mari ikut saya" Bi Inah jalan terburu-buru, ia juga khawatir setelah mendengar teriakan itu. Saat melewati ruang tamu, Sehun sempat kebingungan melihat pria paruh baya yang duduk di sofa sambil memegangi kepalanya, tapi fokusnya sekarang hanya pada Lisa, jadi cowok itu hanya berlalu mengikuti Bi Inah.

Setelah sampai di depan pintu kamar yang terbuka, tanpa babibubebo, Sehun langsung memasuki kamar itu.

"Bang Mino, Lisa kenapa?!"

"Diem dulu deh hun" itu June. Sehun memilih diam dan melihat kegiatan orang-orang di depannya. Otaknya masih belum bisa mencerna, situasi macam apa ini?.

"Gue telpon dokter Richard dulu deh" Mino segera menghubungi dokter spesialis kejiwaan yang selalu menangani Lisa.

Sehun ingin bertanya, tapi sepertinya bukan waktu yang tepat, Mino yang sedang bertelepon sambil berjalan bolak-balik kayak setrika, lalu June sedang menenangkan Lisa yang meronta-ronta. Sehun menolehkan kepalanya ke kiri dan ternyata Bi Inah masih setia berdiri disitu sambil memlihat Lisa dengan raut muka yang sedih.

"Bi, sebenernya Lisa kenapa?" Sehun sedikit memelankan suaranya, bahkan hampir berbisik.

"Non Lisa punya trauma dari semasa ia kecil" Bi Inah berbicara tanpa menoleh ke arah Sehun, fokus Bi Inah hanya tertuju kepada nona kecilnya itu.

Sehun ingin bertanya kembali, tetapi ia urungkan niatnya itu. Trauma apa ya?, apa ada hubungannya sama mantannya?,- batin Sehun bertanya-tanya.

Dokter Richard datang dengan tergopoh-gopoh, untung saja rumah sakit tempat dokter itu bekerja, tidak terlalu jauh dari perumahan elite ini.

Dokter itu menyuntikan cairan kepada Lisa yang membuat cewek itu perlahan tenang dan tak lama memejamkan matanya.

"Kenapa bisa gini sih Mino, June. Kalau gak bisa jagain Lisa, biar dia pindah rumah aja lah"

"Enak aja kalau ngomong, pake nyalahin lagi, tuh tanya aja sama pembunuh, ngapain kesini segala."

"June" tegur Mino. Dokter Richard yang adalah om dari ketiga saudara ini, hanya menghela nafar kasar.

Pembunuh? Sehun semakin bingungg, depresot geesss.

"Ya udah Mino, kalau gitu om balik lagi ke rs ya, ini obatnya om bawain, jagain ponakan om baik-baik"

"Iya om, makasih" Dokter itu mengangguk dan keluar dari kamar ponakan kesayangannya.

SHADOW [hunlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang