⊰ d e l a p a n ⊰

6 2 0
                                    

             
               Vote+komen+follow me!!

                                    ♪
                                    ♪
                                    ♪

Teriknya mentari tak menghentikan aktivitas anak anak ini untuk mengambil sesuatu yang berada tinggi di atas pohon. Shaena ambil bagian dari rencana ini, sebenarnya ia dipaksa namun karena di rumah tak ada pekerjaan yang harus ia lakukan dia akhirnya memilih ikut dan pasrah. Jaehyun sendiri masih sekolah, mungkin akan kembali saat dhuhur.

Sedikit membungkuk untuk menyamai tinggi dengan keempat anak di depannya, Shaena mengernyit bingung saat mereka membuat rencana yang cukup mencurigakan.

"Gini ya, Aku bakal naik ke atas pohon, ambil yang di sana, lah nanti Renjun pake galah buat ambil yang itu" Haechan menunjuk beberapa buah sukun yang cukup besar, Shaena ikut mendongak bagian Renjun tak terlalu tinggi namun yang bagian Haechan mungkin bisa sampai delapan hingga sepuluh meter.

"Siap lah, Galah nya wes mbok ambil njun?" Jeno bertanya, tugas nya dan Jaemin adalah merentangkan kain besar di bawah pohon untuk menangkap buah yang jatuh.

"Udah, nih panjang banget.. punya bapak ku"

"Eh eh, itu gak ketinggian? Chan kalo jatoh loh nanti" Menarik tangan Haechan karena bocah itu sudah ingin memanjat.

Mata Haechan dan Shaena berpapasan, senyum gila terbit dari bibir bocah eksotis itu. Namun seketika langsung diganti dengan wajah sombong.

"Ndak papa mbak cantik, aku ini kuat kayak bapak ku"

"Tapi hati-hati ya? Jangan sampe jatoh"

Merasa di perhatikan bukannya hati-hati Haechan malah seperti ingin menunjukkan skill nya, dia memanjat dengan cepat, tak lama ia sampai di atas dan bukannya cepat cepat turun malah santai santai sambil menikmati pemandangan.

"Jeno, ini pohon apa? Nangka?" Mendengar tuturan dari Shaena Jeno dan Jaemin lantas menoleh, mereka heran kenapa wanita di depannya tak mengetahui pohon ini? Cukup populer di desanya.

"Mbak Shaena ndak tau? Ini pohon sukun, enak loh mbak rasanya, kalo di goreng kayak durian" Bukannya paham, Shaena malah mengerutkan keningnya, yang ia ketahui itu merek rokok.

"Sukun? Rokok?"

"Malahan rokok, Iki toh mbak makanan enak, mbak harus coba" Ujar Jaemin.

"Tapi, habis dapet buahnya langsung pergi Yo mbak? Soale ini Ndak punya kita" Jeno menjelaskan dengan kedua tangan merentang, guna membentangkan kain tempat sukun jatuh.

"Lah, kok gitu?"

"Ini punya nya mas seokjin, dia toh mbak pelit banget, bapaknya Haechan bapaknya Renjun udah pada nikah lah dia durung, karena pelit ya gitu" Jeno hanya manggut-manggut mendengar kalimat Jaemin, anak itu lumayan julid saat membicarakan orang lain.

Shaena hanya mampu tersenyum kikuk, ia memang suka ghibah namun belum terbiasa dengan anak kecil sebagai partner nya.

"Siap siap seng neng bawah!!" Haechan berteriak dari atas ketinggian, Jeno Jaemin yang belum siap lantas mendongak. (Siap siap yang di bawah)

Melihat sukun yang cukup besar akan meluncur tepat di atas kepala Jaemin, gadis itu langsung berlari dan mendorong bocah dengan senyum manis itu menjauh. Jeno yang melihatnya hanya bisa terpaku di tempat, Renjun menoleh sekilas lalu kembali pada aktivitas semula.

"Kamu gak kenapa-napa kan jaem?" Shaena berucap, namun yang ia dapati malah Jaemin yang tersenyum seperti orang mabuk di hadapannya. Jeno mendekat, di ikuti Haechan yang turun dan Renjun yang menaruh galah.

The Past/Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang