Part 1 - Jimin BTS

40 2 2
                                    

Anyeong, ini cerita pertamaku
Semoga suka 😆

Happy Reading
.
.
.

Deburan ombak yang menepi membuat sedikit tanah menjadi basah. Angin sepoi-sepoi menerpaku di bibir pantai Pink, Lombok. Membuat jilbab yang kukenakan berkibar ke belakang mengikuti arah anginnya. Di sini tidak begitu banyak pengunjung. Bisa dikatakan hampir tidak ada. Ditambah hawa dingin pantai yang mengalahkan panasnya sinar matahari.

Aku memutuskan untuk melakukan trip pribadi dengan keluarga kecilku, anakku yang berumur 5 tahun dan suamiku berada di penginapan Jeeva Beloam Beach Camp, memilih untuk beristirahat. Sebenarnya ada tour travel, tapi rasanya aku tidak bisa bebas menentukan tempat-tempat mana yang hendak kutuju.

Aku menggulung lengan baju dan celanaku. Mulai bermain pasir membuat istana kecil-kecilan dengan seember air di sampingku. Angin laut masih menerpa jilbabku membuatnya terdorong ke belakang. Namun, sebuah bola yang melayang tinggi tanpa kusadari mengarah ke istana pasir yang sudah hampir jadi. Bola itu merobohkan usahaku. Seorang anak kecil laki-laki berlari tiba-tiba menghampiriku dan membungkukkan badan lalu mengambil bolanya.

"Maafkan saya." Begitu kira-kira yang diucapkannya karena aku tidak begitu tahu dengan bahasa yang ia gunakan.

Seorang wanita dengan baju tanpa lengan, menggunakan topi floppy lebar dan kaca mata hitam turut menghampiriku. Dia memegang kedua pundak anak kecil itu. "Oh my God. Please forgive us. We didn't do it on purpose. We'll help you remove it." Ucapnya dalam bahasa Inggris.

Perempuan itu lalu menundukkan tubuhnya membantuku membuat istana pasir kembali, begitu pula anaknya.

"No, you don't. I was just doing it for fun. Please don't be like this, just relax. I won't be angry." (Tidak perlu, kalian tidak perlu menyusunnya lagi. Tadi aku hanya iseng membuatnya. Tolong jangan seperti ini, santai saja. Aku tidak akan marah.) Balasku panik karena melihat wanita mulai membasahi pasir dan membentuknya. Untung saja kemampuan bahasa Inggrisku cukup baik.

"Tidak. Ini kesalahan kami. Kami akan bertanggung jawab." Kilahnya.

Aku segera menghentikan pergerakan tangannya dan menuntunnya berdiri. "Tidak apa-apa, nikmati saja waktu Anda. Aku hanya ingin menghabiskan waktu liburanku saja. Tolong jangan seperti ini, tapi terima kasih banyak sudah mau membantuku." Ucapku sambil memegang tangannya tersenyum tulus.

Aku menatap anak kecil yang bersembunyi di balik wanita itu. Aku duduk berpangku lutut menyamakan tinggiku dengannya.

"Apa dia anak Anda?" Tanyaku memastikan.

"Iya, benar. Maaf, dia agak pemalu." Jawabnya ramah sambil tersenyum. Membuatnya semakin cantik. Dia menuntun anaknya untuk berbicara padaku.

"Hai, nama tante, Yuna. Siapa namamu, tampan?" Sapaku seramah mungkin. Dia masih bersembunyi di balik wanita itu sambil memegang samping baju. Anak kecil itu berumur sekitar 3 tahun.

"Namaku, Jun." Balasnya sedikit takut.

Aku tersenyum tulus, "Kau akan punya teman bermain jika anakku tidak di penginapan sekarang." Aku memegang pipinya, mengingatkanku pada seseorang.

Ibunya hanya tersenyum. Ikut menundukkan badan. "Baiklah, sepertinya ayahnya menunggu kami. Maafkan kami sebelumnya. Senang bertemu denganmu." Ucapanya masih merasa bersalah, "Oh, itu suamiku, dia sedang menuju kemari." Balasnya tersenyum sambil menunjuk seseorang mendekat.

Aku membalikkan badan. Seorang dengan kemeja putih berlengan pendek dan celana cream pendek dengan kacamata hitam yang bertengger di kedua pelipisnya mendekati kami.

Bangtan Short Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang