Part 2 - Jungkook

9 2 4
                                    

Haiii, ini mungkin agak beda dari sebelum-sebelumnya. Nikmatin aja, ya. Ntar lebih suka yang sebelumnya apa yang kyk gini wkwk.
.
.
.

Pagi hari, Aeri menanti bis di halte seperti biasa. Dia mengamati jam yang melingkar di tangan kirinya. Pukul 7 lebih 5. Seharusnya bisnya sudah datang lima menit yang lalu. Tidak lama sebuah bis berwarna hijau berhenti di halte tempatnya berdiri. Sopir mengajukan permintaan maaf atas keterlambatannya.

Jeon Aeri masuk dalam bis sambil menempelkan kartu. Dia menatap kursi bus yang tampak penuh, di kursi paling belakang seorang laki-laki lengkap memakai seragam melambaikan tangan padanya. Lee Jungkook, teman sekelasnya sejak pertama kali menginjakkan kaki di SMA. Lambaian tangannya menyuruh untuk duduk di sampingnya.

Lee Jungkook, orang yang memorakporandakan hatinya sejak masa orientasi siswa di SMA sampai tahun kedua ini. Hal yang membuatnya dekat adalah mereka sering satu kelompok tanpa sengaja. Aeri sudah lama menyimpan perasaannya. Siapa juga yang tidak terpikat oleh wajah tampan dan kebaikan hatinya?

*****

Jam istirahat, Aeri sangat malas untuk keluar. Peralihan musim dari semi ke panas membuatnya gerah. Pendingin ruangan di kelasnya tidak cukup untuk menghilangkan keringatnya. Kepalanya tertempel pada meja. Hembusan napasnya teratur bersamaan dengan cucuran keringat yang membasahi dahi.

"Ya ampun, hari ini panas sekali. Kapan liburan musim panas akan datang?" Ucapnya bermonolog.

Aeri menurunkan pendingin di kelasnya lagi agar udaranya semakin dingin. Dia kembali duduk dan menyejajarkan kepalanya dengan meja di bawah pendingin ruangan. Sesuatu dingin dan basah membasahi pipinya. Dia terkejut dan langsung mengangkat wajahnya. Jungkook dengan senyuman manis kini terpatri di hadapannya.

"Ini minumlah." Ujarnya sambil memberikan minuman isotonik dingin.

"Terima kasih."

Aeri membuka tutup botol dan meneguknya cepat. Jungkook hanya tertawa menatapnya. Terlebih dia melihat isi dalam botol itu sudah kosong separuh.

"Kau benar-benar haus, ya?"

"Haaahh," Aeri mengusap bibirnya setelah menghilangkan dahaga. "Tentu saja. Di luar sangat panas dan kau masih bermain sepak bola?" Tanya Aeri tidak percaya. "Lihat, keringatmu bahkan tercetak jelas di baju."

"Kapan lagi aku bermain sepeti ini. Setelah ini libur musim panas. Sulit untuk mengajak teman-teman bermain." Jungkook berkilah.

Bel memecah percakapan mereka. Kemudian kembali pada meja masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.

*****

Aeri pulang dengan sumringah. Sudah ada ayah dan kakaknya di meja makan senja ini. Ini memang termasuk dalam kategori pulang cepat hari ini karena tidak ada pelajaran tambahan atau ekstrakukikuler. Jika ada, mungkin pukul delapan malam dia baru sampai.

Aeri langsung duduk tanpa berganti baju. Langsung saja dia mengambil piring dan menyiapkan makanannya.

"AERI! Cuci tangan dan kakimu dulu baru ambil makanan." Ucap kakaknya.

Aeri mendecak sebal, "Nee Eonni." Dia kemudian menuju ke kamar mandi untuk mencuci kaki dan tangannya. Kembali pada meja makan.

Bangtan Short Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang