Part 2 - Hoseok

4 1 3
                                    

Waduh lama banget gak nyapa lapak ini wkwk
Apa kabar? Stay safe ya semua 🤗

.
.
.

Eunhye memasuki toko roti di seberang jalan tempat sekolah anak kecil berusia 5 tahun yang kini berada dalam genggaman tangannya. Matanya mengabsen deretan kue yang akan dibeli. Sampai pada satu tarikan kecil membuatnya menoleh ke bawah. 

"Ada apa, sayang?"

"Eomma, bolehkah kita membeli cheesecake? Nenek kita belikan brownis saja." Tanyanya dengan tatapan memohon.

"Tentu saja, ide bagus. Ayo, kita pergi ke resepsionis!"

Setelah mendapatkan sebuah kue. Mereka lanjut berjalan dengan riang menuju salah satu Subway yang ada di tepi jalan untuk sekedar mengisi perut sebelum pulang ke rumah. 

"Chanwoo-ya. Kau duduk di sini, ya? Eomma akan memesan. Kau boleh makan kuemu." Ungkapnya sambil mengeluarkan satu potong cheesecake mini dan memberikan garpu pada Chanwoo. 

"Nee, eomma."

Eunhye beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan Chanwoo seorang diri. Tidak lama, seorang paruh baya mendekatinya.

"Aahh, anak tampan. Kau sendirian saja? Di mana ibumu? Siapa namamu?"

"Namaku, Jung Chanwoo. Ibu sedang memesan makanan untuk kami. Dia menyuruhku untuk tetap di sini."

Nyonya Yoon, nama wanita paruh baya itu tersenyum menanggapinya. "Kau sangat menggemaskan, sayang."

"Terima kasih, Nenek." 

"Boleh nenek duduk di sini?" Tanya nyonya Yoon, dan mendapat balasan anggukan dari si kecil Chanwoo. Nyonya Yoon melepas tasnya dari pundaknya dan meletakkan di atas meja. "Apa ibumu masih lama? Kau bisa berbicara dengan nenek di sini."

"Eung." Angguknya semangat. Entah mengapa bocah satu ini tidak kenal takut dengan orang asing yang mendekatinya.

Belum lama nyonya Yoon menatap anak kecil itu, sosok yang begitu dia kenal mendekatinya. 

"Chanwoo-ya, sudah menunggu lama? Maafkan Eomma. Tadi sangat antri." 

"Jung Eunhye?"

Euhnye menoleh mendengar namanya disebut. Sontak tatapannya berubah drastis, senyumnya langsung menghilang. "Eommonim? Ah, aniya. Annyeonghaseyo, Nyonya Yoon."

Nyonya Yoon berdiri dan menarik Eunhye dalam pelukannya. "Kau boleh tetap memanggilku Eommonim, sayang." Nyonya Yoon menarik Eunhye dalam pelukannya. "Eommonim merindukanmu."

Mata Eunhye bergetar, dia rindu pelukan ini. Masih dalam posisi satgnan dan tatapan mengarah pada Chanwoo yang kebingungan. Eunhye membalas pelukan mantan mertuanya.

"Aku juga merindukanmu, Eommonim." Satu tetesan air di sudut matanya mengalir seiring dengan pelukannya yang erat.

****

"Jadi, dia sudah sebesar ini? Sudah hampir satu tahun aku tidak bertemu dengannya."

"I-iya, Eommonim."

"Aku sudah merasakannya sejak awal. Dia sangat mirip dengan Hoseok saat kecil," Nyonya Yoon kembali menatap Eunhye. "Maaf karena belakangan ini aku tidak pernah membantumu lagi."

"Tidak Eommonim. Jangan merasa bersalah. Seharusnya aku sangat berterima kasih karena selama empat tahun eommonim selalu mengirimi uang padaku untuk keperluan Chanwoo. Dan uang itu masih ada sampai sekarang."

"Kau tidak menggunakannya sama sekali?"

"Aku akan menggunakannya saat aku benar-benar membutuhkannya, Eommonim. Terima kasih atas kebaikanmu selama ini. Aku sudah bukan menantumu lagi. Tapi, kenapa kau masih baik padaku?"

Bangtan Short Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang