Part 1 - Jungkook

27 2 6
                                    

Anyeong, aku datang untuk menemani malam minggu kalian 🤗
Aslinya mau post agak maleman, tapi tanganku udah gatel. Padahal belum ada stok cerita lagi haha.

.
.
.

Aeri baru saja keluar dari kamar mandi kamarnya untuk mencuci mukanya sebelum tidur. Dia menuju meja rias sedangkan Jungkook berada di atas kasur yang sedang bertelanjang dada, menyandarkan tubuhnya pada papan ranjang sambil meletakkan guling di antara kedua kakinya untuk dijepit menyilang juga sebagai tumpuan ipad-nya. Dia terlihat begitu fokus. Sepertinya dia masih mengerjakan berkas-berkas kantor. Dia masih menjabat sebagai EO saat ini, di bawah pimpinan ayahnya di perusahaan.

Aeri duduk di meja riasnya sambil menepuk-nepuk krim malam ke wajahnya "Kenapa kau sangat suka tidur dengan bertelanjang dada? Kau bisa masuk angin, Jung. Ruangannya dingin." Ucapnya mengawali pembicaraan sambil tetap menatap cermin.

Jungkook mengangkat wajahnya menghadap Aeri yang memunggunginya di seberang ranjang. "Aku bisa menaikkan suhunya. Sangat gerah jika tidak melepas pakaianku." Jungkook mulai menyeringai, "kau juga menyukainya, bukan?"

Aeri mulai berdiri dari meja riasnya lalu naik ke atas ranjang. Tepat di samping Jungkook. Tanpa banyak bicara langsung mengambil guling itu membuat fokus Jungkook terpecah. Sedangkan dia sudah memeluk erat guling itu dan memposisikan dirinya senyaman mungkin. Aeri membelakangi Jungkook.

"Kau tidak bisa mengambilnya dariku!" Ucapnya sedikit sewot setelah meletakkan ipad-nya di atas nakas di samping ranjang.

"Salah sendiri, sebelumnya kau bilang tidak mau tidur pakai guling. Kau memilih untuk menaruhnya di kamar anak-anak. Ya sudah, aku pakai saja." Ucap Aeri masih memunggungi Jungkook dengan mata terpejam.

"Aku yang memegangnya dulu, jadi aku yang memakai gulingnya malam ini. Kau kan sudah sering." Balas Jungkook tidak mau kalah dan tetap membujuk Aeri dengan bibir sedikit manyun.

Aeri sedikit kesal akhirnya membalikkan badan-masih dalam posisi berbaring, menghadap Jungkook yang duduk di hadapannya. "Kalau kau mau minta saja yang baru pada bibi. Beliau akan memberikannya." Aeri kembali memejamkan mata tidak mempedulikan Jungkook yang tercengang dengan perkataannya.

Jungkook turut berbaring menghadap Aeri. Dia mengamati istrinya terus menerus hingga yang ditatap juga merasa. Aeri membuka matanya perlahan. "Apa? Kau mau memakainya? Tidak boleh! Ini punyaku. Punyamu ada di kamar Jia dan Jungsu. Ambil saja sebentar."

Jungkook tidak menyahuti perkataannya. Malah semakin mengikis jaraknya untuk mendekat pada Aeri. Mengamatinya begitu dalam. Sambil tersenyum penuh afeksi membuat mata bulatnya menyipit. Merangkum wajah cantik dan terkadang dingin itu yang bisa dia dapatkan setiap hari.

"Apa yang kau lakukan?" Ujar Aeri sedikit salah tingkah. "Sana, menjauhlah sedikit! Ini hanya akal-akalanmu untuk mengambil guling ini dariku, kan?"

Aeri mendorong Jungkook sekuat tenaganya, tapi hal tersebut tidak membuat Jungkook berpindah dari tempatnya. Jungkook akhirnya melingkarkan tangan dan kakinya untuk mengurung Aeri dalam dekapannya. Membuatnya sedikit tersentak dan jantungnya berdegup tidak normal.

Jungkook tersenyum kemenangan dan semakin mengeratkan pelukannya walau posisi mereka terpisah oleh guling."Ya sudah, begini saja." Ucapnya sambil memejamkan mata. Hembusan halus dari hidungnya terdengar.

Hal itu tentu saja membuat jantung Aeri tidak karuan. Bukan hal yang pertama mereka tidur berpelukan seperti ini. Dia menatap wajah teduh Jungkook yang sudah terpejam. Matanya yang bulat. Pipinya yang tirus. Hidungnya yang mancung membuat potongan sempurna. Bibirnya yang tipis, dan garis rahangnya yang kuat.

Bangtan Short Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang