part 1 malapetaka

26.5K 803 15
                                    

Hening... Ketegangan memenuhi ruangan. semua mata menatap ku dengan pandangan berbeda arti. Pandangan menusuk dan penuh kebencian dari ibu mertuaku. Pandangan memelas dari Della sahabat masa kecil suamiku, dan padangan yang paling sulit ku terjemahkan dari mata suamiku. semua menatapku meminta jawaban.
"Itu tidak mungkin" desis ku hampir bernada histeris.

tanpa memperdulikan mereka aku langsung berlari menuju kamar.
Suami ku Bram mengekoriku dari belakang dengan sedikit linglung. Sementara kudengar desisan sinis bagai ular dari nenek sihir yang berstatus ibu mertua ku dan tangisan Della yang terdengar semakin memilukan.
Semua bencana ini bermula dari rencana busuk mami - ibu mertua ku- yang sejak dulu ingin menyingkirkanku dengan berbagai cara. Mungkin inilah puncaknya dia bermaksud menikahkan lagi putra satu - satunya dengan wanita pilihannya. Kali ini rencananya benar - benar brillian,dengan kekuasaan uang yang dimilikinya dia memaksa Della menikah dengan anaknya sebagai syarat untuk menolong ayah Della yang dilaporkan ke polisi dengan tuduhan penipuan. Keluarga Della memang sedang di timpa musibah. Bisnis ayahnya bangkrut, uang investasi yang sebagian dia pinjam dari rekannya amblas dengan nominal yang tidak sedikit. Tapi rekan ayahnya tersebut tidak mau tau dan menuntut agar uangnya dikembalikan, karena ayahnya Della tidak sanggup maka dia dilaporkan ke polisi dengan tuduhan penipuan.
Satu - satunya yang dapat menolongnya mungkin hanyalah keluarga Bram. Dengan kekayaan yang di miliki mereka, uang dengan sembilan digit bukanlah masalah bagi mereka.

Yah, suamiku ini memang berasal dari keluarga konglomerat mereka mempunyai banyak bisnis salah satunya adalah pemilik rumah sakit swasta yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia tempat dimana suami ku bekerja sebagai kepala rumah sakit, sesuai dengan bidangnya yang memang lulusan kedokteran. Bisnis lainnya di pegang oleh mami. Adik perempuan Bram, Matilda tidak mau turut campur dalam bisnis keluarga, dia lebih suka menjalani hidupnya sendiri sebagai model di Paris. Papi Bram sudah meninggal hampir 3 tahun lalu beberapa bulan sebelum kami menikah, jadi Bram adalah satu - satunya harapan keluarga. Karenanya mami nya sangat over protektif terhadap Bram. Terlebih masalah jodoh.

Dari awal mami tidak suka padaku karena latar belakangku. Aku hanyalah perempuan biasa dari keluarga biasa - biasa saja. Sama sekali tidak masuk dalam daftar menantu idaman baginya. Bebet, bobot,bibit calon menantu sangat penting baginya.
**

Aku menghempaskan badanku ke kasur. Rasanya ada bara panas dalam hatiku. Bram suamiku duduk di pinggir ranjang, tangannya terulur hendak menyentuhku namun ku tepis.

"Apa maksud semua ini mas?" tuntutku

"Rere, mas hanya mencoba menolong Della"

"Dengan menikahinya?" suaraku terdengar dingin

"Itu adalah persyaratan mami untuk menolong keluarga Dilla, mas tidak punya pilihan lain. Kau tau bagaimana kerasnya mami Re"

Tentu saja kau punya jerit ku dalam hati.

"Dan kau menyetujuinya mas?"

"Hanya jika kau setuju Re.." suara Bram terdengar tidak berdaya

"Bagaimana jika aku tidak setuju?"

"Re masa kau bisa begitu tega pada Della"

Aku memang bukannya tidak mengenal Della. Kami sudah lama kenal sejak awal aku pacaran dengan Bram. Dia adalah sahabat kecil Bram yang sudah di anggap adik sendiri oleh Bram. Aku tau Bram menyayanginya melebihi sayangnya pada adiknya sendiri Melinda. Namun pria mana yang tidak menyayangi Della? Berbeda dengan Melinda yang bisa di katakan liar, Della adalah tipe wanita jawa yang lembut dan manut. Parasnya nya cantik bagai boneka porselen, tubuhnya tinggi semampai bak pragawati dengan kulit putih yang halus. Della juga terlihat ringkih hingga setiap pria yang ada di dekatnya pasti merasa ingin melindunginya. Termasuk suami ku yang kelewat super baik.
Berbeda dengan diriku, kalau boleh ku gambarkan aku adalah wanita mandiri dan tegas. Bagaimanapun juga aku lahir sebagai anak pertama dari lima bersaudara boleh di bilang selain ayahku aku adalah tulang punggung keluarga. Aku sudah biasa bekerja keras dari jaman sekolah dulu. Tapi kalau masalah fisik tentu aku tak kalah dengan Della. Hidung mancung, bibir mungil dan sepasang mata besar. Banyak yang bilang aku cantik. Bukannya sok kepedean tapi itulah kenyataannya.

"Tidak mas"

"Re..." suara suamiku terdengar begitu memelas.

Aku memicingkan mata melihat kearah suamiku. Apa ini? Suami ku sedang memelas, memohon padaku untuk menikah lagi? Bukankah dia tau semua ini akal-akalan mami untuk memisahkan kami? Bukahkah seharusnya dia menolak mati-matian rencana ini? Tapi apa ini??
Aku merasa dadaku semakin bergemuruh bukan lagi karena marah dan sakit hati tapi juga merasa terhina.

Pikiran buruk melintas di pikiranku. Apa ini semua juga rencana nya untuk menyingkirkanku? Karena dia sudah tidak lagi mencintaiku? Karena dia sudah lelah terus menerus bersitegang dengan maminya karena aku? Karena slama dua tahun pernikahan kami aku tidak juga memberinya keturunan? Karena sikapnya yang terlalu sungkan pada siapapun, jadi dia tidak bisa mengatakannya secara langsung pada ku untuk berpisah? Mungkinkah ini semua???.

"Mas apa kau sedang memohon padaku untuk menikah lagi? Apa kau sudah gila?" suaraku terdengar emosi.

" Re.. Tapi ini hanya pernikahan diatas kertas, hanya tiga bulan. Setelah itu aku dan Della akan bercerai lagi itu syarat mami"

"Tapi kau juga tau ini semua akal - akalan mami. Dia berharap dalam tiga bulan kau jatuh cinta padanya dan tidak pernah menceraikannya. Mami mu pasti berharap setelah tiga bulan orang yang ceraikan adalah aku.."

Bram mengambil tanganku dan menggenggamnya erat.

"Sayang... Percayalah padaku. Orang yang ku cintai hanyalah kamu"

Sunggguh kah itu? Bukanlah perasaan manusia bisa berubah - ubah?

Ku tatap suamiku tepat di matanya. Ada kesungguhan di sana. Akankah mata itu tetap seperti itu? Mata yang hanya memandangku istrinya seorang. Tiba - tiba sesuatu terlintas di benakku. Mungkin inilah saatnya mengujinya. Menguji cinta kami, Sampai sejauh mana kami bertahan.

Aku selalu merasa rumah tangga kami akan segera kandas. Dengan sikap mami yang selalu terang - terangan membenciku, hampir setiap hari kami bertengkar tapi Bram selalu hanya menyuruhku bersabar. Dia tidak pernah membelaku.
Aku pernah memintanya untuk meninggalkan rumah besar ini dan membina rumah tangga kami sendiri tapi Bram selalu merasa keberatan. Dia tidak bisa membiarkan mami nya tinggal sendirian karena papi berpesan padanya untuk menjaga mami.
Aku selalu merasa kasabaranku semakin menipis dan terkadang ingin pergi meninggalkannya. Hanya tatapan matanya inilah, sorot matanya pada saat dia mengatakan mencintaiku yang membuatku bertahan di sisinya.
Mungkin inilah saat nya untuk menguji cinta kami. Cintaku, cintanya. Dan juga untuk memperlihatkan kepada mami cinta kami. Mungkin setelah ini dia akan menyadari dan merestui kami atau setidaknya berhenti mengusik kami. Anggap saja ini adalah permainan cinta dan siapa yang terpilih setelah tiga bulan ini dialah pemenangnya.
===============

Haiii.... Akhir nya part 1 kelar juga. Sambil curi2 waktu antara kerjaan ma anak2. Semoga ada yang rela ngeluangin waktu buat baca cerita yang masih geje ini. Ini
Tulisan pertamaku harap maklum aja ya kalo banyak typo and rada ga jelas ceritanya... Hehehehe... Maklum udah tahunan ga pernah nulis lagi. Semangat nulis bangkit gara2 nemu wattpad ini.. Thankya watty....

.

Game of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang