⬇️⬇️
Kalian ngeship siapa nih?Vian or Lovie?
Vion or Lovie?Siap ramaikan setiap paragraf?!
🍑Happy Reading🍑Bunyi motor memasuki pekarangan rumah, Vian tersentak dari lamunannya dan menoleh kebawah ternyata Vion baru pulang dan sedang memarkirkan motornya di garasi. Dari semua keluarga disini hanya Vion saja yang nekat membawa motor untuk pergi kemana-mana kadang ia juga memakai mobil jika keadaan mendesak atau motor kesayangannya sedang masuk bengkel untuk servis rutin. Benar-benar merawatnya seperti anak sendiri bahkan bisa mengalahkan Malika si kedelai hitam.
Vion yang merasa sedang diawasi mendongak keatas menatap Vian yang sama tengah menatapnya diatas sana. Vion berdecak kesal, ia masih kesal atas siang tadi jawaban dari pertanyaannya seakan tak puas dan tak terima. Dulu Vian bilang tidak menyukai keluarga Lovie, tapi kenapa ia malah menyukai Lovie dan berkencan berdua dipasar malam. Vion tentu saja tau dan melihat kejadian itu, Vion merasa dirinya telah dikalahkan.
Ingat, bukan Vion yang gampang nyerah. Mungkin suatu hari nanti Lovie akan menyukai dirinya, begitupun Vion akan membuat Lovie menyukainya dengan caranya. Vion tau Lovie juga pasti ada nyimpan rasa suka kepada Vian, tapi entah dengan Vian saat dekat dengan Lovie tentu saja dia baik tapi jika bahas Lovie dengan dirinya Vian akan membuat Lovie dimatanya jelek sejelek-jeleknya.
"Ngapain?!" Vion berdecak kesal. Vian daritadi seperti sedang mengawasi mangsanya membuat Vion risih dilihat seperti itu.
Vian menggelengkan kepalanya, "pagar ditutup bodoh!" Vion menoleh benar saja ia tidak menutup pagar rumahnya. Biasanya satpam tapi karena sedang cuti makanya dengan berat hati Vion menutup pagar sendiri.
"Papa nyariin cepetan masuk, diruang keluarga," ucap Vian lalu meninggalkan beranda dan Vion yang masih menatapnya dari bawah dengan raut wajah bingung.
Penasaran apa yang akan tuan Nugraha katakan untuk dirinya? Pikiran Vion hanya paling soal kampus ngga akan jauh-jauh dari situ. Vion memasuki rumahnya dengan santai lalu menuju ruang keluarga menemui bokap.
Vion mendudukkan dirinya di sofa empuk ruang keluarga sambil menoleh kearah ayahnya yang masih setia melihat-lihat berita koran. Sepertinya ayahnya belum sadar akan kedatangan Vion disana. Vion yang merasa dikacangin berdehem sang empuk menoleh sekilas lalu menaruh koran nya.
"Bagaimana kuliahnya? Kapan bisa masuk bab skripsi?" Shit! Muak, Vion muak dengan tuturan ayahnya.
"Ngga tau mungkin nanti pa.." tuan Nugraha menghela nafas, pasrah terserah apa yang mau Vion lakukan.
"Bagaimana kabar Lovie?" Ucap ayahnya agak pelan. Vion membelalakkan matanya lalu menoleh cepat kearah sang ayah.
"Pa... Vion janji...." Vion menjeda kalimat nya melihat keadaan bahwa tidak ada seorang pun di ruang keluarga.
"Akan melukai nya sesuai kemauan papa!" Tuan Nugraha tersenyum senang. Ia berdiri menepuk bahu Vion lalu keluar dari ruang keluarga.
Disusul oleh Vion yang keluar, ia sedikit lega tidak ada siapapun disekitar ruang keluarga. Semoga Vian tidak mendengar, gumam Vion lalu menuju kamar.
Bukan Vian kalo tidak pintar! Vian keluar dari persembunyiannya didekat sana menahan marah akan kelakuan dua orang itu. Ia tau ayahnya memang membenci keluarga Lovie, tapi ia tidak tau apa-apa tentang itu. Dan kenapa saat Vian membawa Lovie kerumahnya sang ayah menerima dengan lapang dada? Vian merasa ayahnya pasti tau Lovie ini siapa tapi kenapa seolah ia harus bersikap baik dan angkuh dibelakang?
*****
"Vi, kamu tau ngga kemarin Kakak dapet kupon makan ayam KFC se box!!" Ucap Lina sambil senyum-senyum sendiri.
"Terserah deh!" Aku menjawab seadanya, toh ngga ada gunanya jika harus jawab panjang lebar.
Hari ini aku dan kak Lina sedang berada di taman dekat apartemen ku, tentu saja tanpa diketahui orang tua kami. Kita memang sering bertemu setelah aku diusir dari rumah, se kesel apapun diriku pada kak Lina itu tak akan mengubah sayang ku kepadanya sebagai kakak.
Kata kak Lina soal perjodohan itu, ternyata anak pak Bima akan dijodohkan oleh Lina kakaknya. Entahlah.. kakak nya menerima semua itu, aku tau dia orangnya penurut tapi tidak bisakah dia memberontak cinta tak bisa dipaksa atau jangan-jangan kakak ku menyukai anak pak Bima itu? Ahh... bodoh!
"Pertunangan ku dengan Aldi akan berlangsung Minggu depan, kau akan datangkan?" Aku menoleh cepat lalu menggeleng tegas.
"Tidak!" Lina mengerutkan keningnya bingung.
"Kenapa? Kau tetap keluarga kami! Tidak akan lengkap jika Adek kesayangan ku tidak datang,"
"Bukan begitu, apakah bunda dan yah menerima diriku untuk Dateng?" Lina tersenyum kecil lalu mengusap surai rambutku lembut.
"Yang punya acara diriku, jadi harusnya aku yang menerima dirimu," diriku diam sejenak.
"Aku tetap tidak mau kak!! Aku ngga mau hadir di keluarga kalian, kalian berhak bahagia tanpa diriku begitupun dengan kau kak!" Ucapku menahan buliran bening yang siap terjun.
"Maaf kak, maaf aku ngebentak aku ngga bermaksud.." rintikan hujan turun membasahi permukaan bumi, begitupun air mataku.
"Aku ngga akan ganggu kalian lagi, maaf kak..." Ucapku lalu pergi sambil berlari menghindari hujan yang turun sangat deras.
"Lovie..." Lina masih duduk dikursi taman menatap kepergian ku dan membiarkan dirinya basah kuyup karena hujan.
*****
#CUAPCUAPAUTHOR
DON'T FORGET VOTE AND KOMEN KAWAN:')
SEE YOU NEXT CHAPTER....☺️👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kembar Alvian Alvion
Teen FictionSi Kembar yang tidak pernah akur, dan untuk pertama kalinya mereka bertengkar hanya karena seorang wanita Sama-sama saling menyukai, itu hak konyol adakah diantara mereka yang mengalah? Sepertinya tidak akan pernah ada yang mengalah! Lalu apa mereka...