📌0.3📌

5 4 18
                                    

Edisi kangen kuliner

Mie goreng or mie kuah?

Makan ditempat or dibawa pulang?

Gado-gado or ketoprak?

📚 Happy Reading📚

Sinar mentari memasuki sela-sela jendela kamar Lovie, wanita itu terbangun kelelahan sejak kemarin. Ia berdiri menuju kamar mandi sebelum itu mengambil handuk di beranda kamarnya.

Setelah mandi ia berniat untuk sarapan lalu berangkat kuliah, hari ini tepat seminggu ia kuliah di universitas unggulan di Jakarta. Melirik hpnya baru jam 8 pagi ia hari ini masuk siang sekitar jam 10.

Tidak mau berlama-lama dikamar apartemennya, ia keluar menuju dapur membuka kulkas mencari telur dan roti ia berniat membuat sandwich andalannya. Tam butuh waktu lama hanya 5 menit sandwich buatannya telah jadi.

Saat makan ia menghela nafas panjang,hari yang selalu melelahkan. Hari ini juga tepat sebulan ia tinggal di apartemen, sebulan yang lalu ia diusir oleh ayahnya tentu saja itu. Bukan karena bisnis, ayahnya malu memiliki dirinya yang pembangkang.

Lupakan Lovie itu tidak baik untuk pagi yang cerah ini! Ia membuang pikiran itu lalu meraih hpnya mengotak ngatik benda pipih sembari tersenyum. Hari ini ia libur bekerja karena sesuatu terjadi dengan caffe milik Vian.

Iya Vian, salah satu anak kembar yang ia temui 10 tahun lalu. Ralat, ia bertemu lagi sebulan yang lalu di taman kota dan ia juga yang memberikan kain itu padanya sampai sekarang masih disimpan olehnya.

Flashback

"Benerkan Lovie ini? Lovina Aurelia Azhara?" Ucap pria itu, Lovie ingat dia salah satu anak kembar itu tapi siapa namanya ia tidak tau.

Pria itu tersenyum, "ini aku Vian, yang menenangkan dirimu waktu nangis 10 tahun yang lalu." Pria itu tertawa geli

Lovie yang tau dirinya sedang diejek memukul bahu Vian, "aku tidak menangis tau!!" Tentu saja Lovie tidak terima itu.

"Udah lama ngga ketemu, udah 10 tahun aja." Mengalihkan pembicaraan karena tidak mau berdebat.

"Ngga kerasa dulu masih kecil dan kita hanya ketemu sekali waktu itu." Vian tersenyum melihat Lovie yang sekarang tidak beda jauh mukanya yang lalu.

"Janji?" Tersenyum menggoda.

Lovie paham pembahasan yang terlontar dari mulut Vian, pipinya seketika merah menahan malu bukan tersipu.

"Lalu?" Lovie balik nanya.

Vian mengernyit dahinya, "aku tidak mau!" Oh shit! Sudah diduga bahwa pria ini termasuk cowo kulkas berjalan.

Lovie sendiri bingung harus menjawab apa, ia hanya mengangguk lalu menundukkan kepalanya terasa malu tentu saja.

"Kau tidak pulang, ayo aku antar!"

"Aku bingung harus pulang atau tidak, jika nanti ayah mengusir diriku dari rumah aku bingung harus kemana." Jelas Lovie sambil menahan buliran air mata yang bisa turun kapan saja.

"Tinggal bersamaku," Lovie membulatkan matanya. "Kau gila kah?"

Vian terkekeh pelan, "bodoh! Siapa yang mau 1 atap dengan dirimu?!"

"Aku tidak yakin," sedikit ragu tapi pria disampingnya seperti ingin melindungi diriku. "Jangan ke ge'eran hanya untuk sebagai ucapan minta maaf 10 tahun lalu," pria itu benar-benar ingin ia sumpal mulutnya dengan batu didekat danau.

Menghela nafas panjang, Lovie tau itu hanya untuk permintaan maaf. Tapi tidak bisakah dirinya meminta lebih dari permintaan maaf seperti membantunya karena iba? Tidak itu lebih memalukan ia tidak mau dirinya terlihat lemah apalagi dikasihani. Tidak akan pernah!

"Sudah ayo pulang, jika terjadi sesuatu aku akan membantu." Vian menarik tangan ku menuju mobilnya lalu membawa diriku pulang.

Flashback off

Hari ini aku berjalan kaki saja, biasanya menggunakan bus. Tapi itung-itung menghemat lagi pun sehat juga berjalan pagi.

Aku bersenandung kecil saat aerphone ku mengeluarkan musik yang aku sukai, lagu Jepang ya aku menyukai lagu Jepang terlihat lebih enak untuk dinikmati setiap alunan liriknya penuh makna menurut diriku.

Tanpa sadar seseorang membunyikan klakson di halte, jujur aku tak mendengar klakson itu sama sekali. Seseorang turun menghampiri diriku, siapa lagi kalo bukan Vion. Ia masih seangkatan dengan diriku aneh kan? Seharusnya ia sedang menyiapkan skripsi tahun ini dan bisa dibilang memasuki bab 2 bersama dengan Vian.

Ya...Vion tetap Vion, anak pemalas dan susah diatur. Orang tuanya saja sampai menyerah tidak tau harus berbuat apa agar Vion rajin seperti Vian. Diriku kira mereka kembar pasti memiliki kesamaan, tapi nyatanya itu salah lihat sekarang Vian seperti mahasiswa pada umumnya lalu Vion..? Ah..., Aku tidak bisa membayangkan betapa buruknya ia berpenampilan.

"Sedang apa?" Tanyanya, "menunggu bus?" Tanyanya lagi.

Aku memang berjalan melewati halte tetapi berhenti karena Vion menghampiri diriku

"Bareng aja, kelas siang kan tumben ini masih jam 9 loh" cerewet, selain pemalas Vion juga cerewet kaya' emak-emak arisan!

"Makasih ngerepotin, biar dibilang anak rajin ngga pemalas makanya Dateng duluan!" Aku tak ingin berdebat lebih panjang diriku meninggalkan Vion yang masih diam menatap kepergian ku.

"Dasar... Aneh!!" Gerutu diriku setelah meninggalkan Vion.

*****
#CUAPCUAPAUTHOR

GIMANA HARINYA? BAIK OH PASTI YA
BUAT YANG NGGA TETEP SEMANGAT BRO!!

Kaya'nya ini  partnya pendek deh😭
Aku mau minta saran pada kalian readers sayank Ku

Mending partnya dikit tapi 2 hari sekali update atau panjang seminggu sekali update? Silakan kasih saran aku butuh banget:')

Yang baca jangan lupa vote and komen jangan jadi pembaca gelap pahalanya ilang rezekinya seret, astaga parah sekali doa ku:'(

Udh deh bye see you next chapter....☺️👋

Si Kembar Alvian AlvionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang