"Ivy, apa hari ini kamu tidak enak badan lagi? Jangan dipaksakan." Ucap Hazel.
Ivy menggeleng lemah dan menundukkan pandangannya. Hazel mulai khawatir dengan Ivy karena dalam waktu 1 minggu sejak ia pingsan di sekolah, tubuh Ivy menjadi sangat kurus dan wajahnya pucat. Ivy bisa tiba-tiba berteriak atau terlihat seperti orang yang ketakutan walaupun kondisi sekitar terasa normal.
"Apa kita harus menelpon Tantenya? Aku merasa kasian dengannya. Dia juga tidak terlihat sedang baik-baik saja." Ucap hazel sambil berbisik kepada Daffodil.
"Aku sudah menelpon tantenya kemarin, beliau berkata jika besok ia akan datang menjemput Ivy." Jawab Daffodil.
Ivy yang sedang melihat kearah papan tulis tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi ketakutan. Ada sesosok gadis yang melambaikan tangannya ke arah Ivy dengan muka yang dipenuhi darah. Sayangnya hanya Ivy yang melihatnya dan teman-teman Ivy berusaha menenangkan Ivy sampai akhirnya Ivy kembali pingsan dan bawa ke rumah sakit terdekat.
Seorang wanita yang terlihat seperti umur 20-an itu datang menuju kasur dimana Ivy dibaringkan. Wanita itu merupakan tante dari Ivy dan Salvia. Dengan wajah yang terlihat panik ia berusaha memastikan jika Ivy masih bernafas. Wanita itu bernama Viscaria, ia merupakan adik dari Amaranth yang merupakan ibu dari Ivy dan Salvia. Hazel dan Daffodil menceritakan tentang apa yang terjadi dan bagaimana perilaku Ivy selama 1 minggu kebelakang. Mendengar penjelasannya, Viscaria memutuskan untuk membawa Ivy ke tempat tinggalnya dan menjaganya dengan pengawasan ketat.
Ivy membuka mata dan melihat ke sekelilingnya. Ia melihat Viscaria sedang merapikan barang-barang Ivy. Ivy berusaha tetap membuka matanya namun ntah kenapa matanya terasa berat dan pada akhirnya dia memejamkan matanya kembali. Viscaria mengelus kelapa Ivy dengan penuh kasih sayang. Ia takut jika harus kehilangan orang yang disayangi untuk kesekian kalinya. Kecelakaan yang merenggut tiga orang terkasihnya membuat trauma mendalam. Setiap Viscaria melihat wajah Ivy, ia terbayang wajah kakaknya.
Saat Ivy sudah benar-benar sadar, Viscaria memberikan beberapa tes psikologi. Hal ini untuk memperkuat dugaannya jika keponakannya tersebut memang mengidap skizofrenia. Tes itu memerlukan waktu yang cukup lama sampai pada akhirnya, Ivy benar-benar di dianogsa mengalami skizofrenia sedang.
"Ivy, mulai sekarang kau tidak perlu harus pergi ke sekolah. Tante sudah menyiapkan guru khusus untukmu." Ucap Viscaria.
"Lalu, Salvia apa harus tinggal bersama tante juga?" Tanya Ivy.
Ekspresi Viscaria langsung berubah begitu mendengarnya. Seketika banyak pertanyaan yang memenuhi kelapa Ivy. Viscaria berusaha mengontrol ekrpesinya dan mengiyakan pertanyaan Ivy. Ivy membalasnya dengan tersenyum. Senyuman itu membuat hati Viscaria terasa sakit. Tanpa aba-aba, Viscaria langsung memeluk tubuh Ivy dengan erat sambil menahan air matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ivy
Historia CortaMenceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Ivy paska kejadian yang merenggut nyawa orang yang ia sayangi dan dianogsa oleh dokter mengalami skizofrenia.