part 6

2 2 0
                                    

"Tante, ini sudah bulan ke 5 aku dan Salvia tinggal bersama tante. Aku juga sudah tidak melihat hal seram itu lagi. Kenapa aku tetap harus minum obat?" Tanya Ivy sambil menenggak obat miliknya.

Viscaria hanya membalasnya dengan senyuman. Selama 5 bulan itu Viscaria mencari cara untuk memberitahu tentang kejadian yang merenggut keluarga Ivy. Namun, Viscaria terlalu takut untuk menceritakannya. Ia takut Ivy menjadi semakin sakit. Setelah Ivy meminum semua obatnya, Viscaria berencana memberitahukan semua itu kepada Ivy namun tidak jadi karena seorang pelayan datang untuk memanggilnya. Ivy merasa aneh dengan tantenya itu.

"Hei Salvia, bukankah tante Viscaria belakangan ini menjadi aneh?" Tanya Ivy.

Salvia tidak menjawab pertanyaan Ivy. Ivy bisa melihat air mata keluar dari mata Salvia. Ivy menjadi panik, ia takut perkataannya membuat Salvia sedih. Ivy meminta pelayan mengambilkan susu hangat untuk menenangkan Salvia.
"Kak, maafkan aku. Tidak seharusnya aku disini." Ucap Salvia sambil menangis.
Ivy merasa bingung dan takut dengan perkataan Salvia. Ia takut Salvia akan meninggalkannya.

"Apa maksud mu? Tante memperbolehkanmu tinggal, ini tidak masalah!" Ucap Ivy sambil memeluk Salvia.

Salvia mendorong Ivy dan menjauh darinya. Ivy merasa kesal dengan apa yang dilakukan Salvia. Melihat tingkah Salvia, Ivypun ikut menangis.

"Kak, kakak ingat saat perjalanan kerumah nenek? Saat itu ayah dan ibu duduk di depan sedangkan kita berdua duduk dibelakang. Apa kau ingat dengan yang terjadi setelah itu?" Tanya Salvia sambil menundukkan kepalanya.

"Iya aku ingat, mobilnya menabrak pohon besar karena kabut ayah terkejut saat ada rusa ditengah jalankan?" Jawab Ivy.

"Iya benar, lalu apa yang kakak ingat lagi?" Tanya Salvia sambil menahan air matanya.

Seketika suasana menjadi hening. Ivy teringat kejadian itu. Setelah mobil yang dikemudikan ayahnya menabrak pohon besar, Ivy melihat kesekeliling. Ia melihat ayah dan ibunya mengeluarkan darah dan tidak sadarkan diri. Hal itu membuat badan Ivy terasa dingin dan mematung. Salvia yang masih sadar berusaha membuka pintu mobil dan menarik Ivy untuk keluar dari sana. Darah yang keluar dari kepala Salvia membuat pandangannya menjadi kabur dan matanya terasa berat. Satu-satunya hal yang ia ingin lakukan saat itu hanyalah menyelamatkan Ivy. Sampai akhirnya tim penyelamat datang mengevakuasi mereka namun terlambat, Salvia tidak dapat diselamatkan. Mengingatnya membuat Ivy menyadari sesuatu.

"Jadi, selama ini kau." Ucap Ivy sambil melihat kearah Salvia.

Salvia tersenyum dan bersyukur jika Ivy sudah mengingatnya. Salvia mengelap air mata Ivy dengan sapu tangan miliknya dan memeluk Ivy.

"Hiduplah dalam damai, jangan cepat-cepat menyusulku. Selamat tinggal." Ucap Salvia.

Seketika salvia hilang begitu saja dari pandangan Ivy. Ivypun meraung dan membiarkan majahnya terselimuti air mata. Viscaria yang mendengarnya langsung bergegas masuk ke dalam kamar Ivy. Begitu Viscaria masuk, ia melihat tubuh Ivy terbaring di lantai dengan nafas yang tidak beraturan. Viscariapun memberikan pertolongan pertama kepada Ivy dan membiarkannya beristirahat. Saat Viscaria duduk di sofa ia melihat kakak, kakak ipar serta Salvia melambaikan tangan kepadanya. Viscaria terkejut dan hanya bisa tersenyum membalas lambaian tangan mereka.

"Beristirahat lah dengan tengan di sana." Ucap Viscaria sambil memejamkan matanya.

Ivy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang