Suasana pegunungan dan kicauan burung menyambut mereka. Pemakaman diatas bukit itu merepakan pemakaman keluarga. Di depan Ivy terdapat 3 batu nisan yang berbentuk sama. Batu nisan tersebut bertuliskan nama orang tua serta adiknya. Hazel dan Daffodil yang ikut ke pemakaman itu langsung menaruhkan bunga diatas makan mereka. Ivy terlihat berusaha untuk menahan air matanya agar tidak menetes.
"Ibu, ayah, Salvia tenanglah kalian di alam sana. Tidak perlu khawatir, aku akan tinggal bersama tante Viscaria. Aku berjanji untuk tidak menyusulmu dengan cepat." Ucap Ivy sambil menaruh bunga yang ia pegang.
Semua menundukkan kepala dan memberikan doa untuk yang sudah tertidur di dalam tanah. Walaupun langit cerah namun hujan turun. Air hujan seperti memeluk Ivy. Ivy menghadap ke langit dan tersenyum. Ia yakin jika sekarang ia sudah bisa merelakan mereka dengan sepenuhnya.
Sesampainya dirumah Ivy langsung berlari menuju kamarnya, ia membanting badannya di kasur lalu tertidur. Dalam mimpinya Ivy bertemu dengan orang tuanya. Semua terlihat bahagia. Ivy tersenyym dan memeluk mereka. Lalu Ivy terbangun dari tidurnya dan entah kenapa ia merasa lega. Rasanya seperti beban yang ia angkat hilang begitu saja.
"Mungkin, merelakan mereka adalah cara yang terbaik agar mereka tersenyum." Ucap Ivy.
Viscaria masuk kedalam kamar Ivy dan mengajak Ivy makan malam. 2 bulan semenjak kejadian itu. Ivy sudah mulai berubah. Badannya sudah mulai berisi dan senyum sudah mulai mengembang di wajahnya.
Viscariapun merasa bersyukur dengan perubahan Ivy. Setiap bulannya Ivy selalu menyempatkan diri untuk bercerita di depan makan keluarganya dan mendoakan mereka. Ivy berharap kehidupannya akan berakhir dengan indah dan ia mendapatkan kebahagiaan yang di inginkan oleh keluarganya.Tamat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ivy
Short StoryMenceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Ivy paska kejadian yang merenggut nyawa orang yang ia sayangi dan dianogsa oleh dokter mengalami skizofrenia.