Chapter One

100 26 32
                                    

001. So, the story has begun

"Selamat pagi, Nona," sapa seorang pelayan bernama Amber

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, Nona," sapa seorang pelayan bernama Amber.

"Hm, jam berapa?" sahut Casey dengan suara serak khas bangun tidur.

"Sekarang sudah jam delapan, Nona."

Casey lalu beranjak dari kasur dan mengambil jus yang disodorkan Amber; campuran antara buah dan sayur. Salah satu kebiasan Casey di pagi hari, dia tidak bisa langsung minum air putih.

"Air hangatnya sudah siap, Nona. Ingin mandi sekarang?" tawar Pelayan Amber.

Casey hanya mengangguk. Pelayan Amber pun pergi untuk segera menyiapkan sarapan, sedangkan Casey langsung mandi. Selepas itu mengambil baju di walk in closet; sebuah turtleneck hitam dengan rok mini cokelat tua bermotif houndstooth, dipadukan dengan blazer hitam berpotongan shoulder pads, juga stoking hitam dan sepatu boots warna serupa setinggi lutut. Tak lupa ia membubuhkan riasan tipis yang membuat wajahnya semakin menawan, meski ada yang kurang.

"Nona akan lebih cantik kalau tersenyum," kata Pelayan Amber.

Casey tak membalas, dan tetap memasang wajah datarnya.

"Mari, Nona, sarapannya sudah siap." Pelayan Amber menunjukkan toast yang terhidang di meja.

Casey ingin menarik kursi, tapi sudah dilakukan oleh Pelayan Amber. "Silahkan duduk, Nona," ujarnya.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Mau ke mana hari ini, Nona?" tanya supir keluarga Rivers.

"Kampus," jawab Casey singkat sembari matanya fokus pada layar tab.

Supir bernama Roland itu mengangguk, lantas mengemudikan sedan mewah tersebut keluar halaman. Saat berada di lampu merah, Casey menatap keluar jendela dan mendapati seorang pria duduk di atas motor besar. Dia belum pernah menaiki motor sebesar itu. Apa dia tidak takut mengendarai kuda besi itu?


Pria bermotor itu pergi ketika lampu sudah berubah menjadi hijau, dan Casey mengalihkan pandangannya lagi ke depan. Tab-nya ia taruh karena matanya sudah terasa panas.

"Apa rasanya jadi supir?" tanya Casey tiba-tiba.

Pak Roland tertawa. "Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu, Nona?"

"Hanya penasaran," ucap Casey. Juga bosan.

"Kalau boleh jujur ... pekerjaan ini melelahkan Nona, tapi saya butuh uang untuk menghidupi anak dan istri," ungkap Pak Roland.

The Ambitious Richest Girl | 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang